Sukses

Tingkat Harapan Hidup di AS Anjlok dalam 3 Tahun Berturut-turut

Harapan hidup di AS anjlok, kenapa?

Liputan6.com, Washington D.C. - Penelitian terbaru menunjukan angka harapan hidup masyarakat Amerika Serikat (AS) anjlok dalam tiga tahun berturut-turut. Bila angka sebelumnya adalah 79 tahun, kini sudah turun lebih dari 10 persen menjadi 70 tahun saja.

Kondisi ini berbalik dari kenaikan harapan hidup AS yang terus naik pada 60 tahun terakhir. 

Dilansir VOA Indonesia, Selasa (10/12/2019), menurut Steven Woolf, salah seorang peneliti kajian di Virginia Commonwealth University School of Medicine ini, penurunan tingkat harapan hidup secara keseluruhan didorong oleh peningkatan angka kematian kelompok usia kerja, yaitu usia 24-65 tahun.

"Hal terbesar yang kami temukan adalah peningkatan jumlah kematian akibat overdosis obat, salah satu pendorong terbesar tren ini," kata Woolf. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, pada tahun 2017 sekitar 130 warga Amerika meninggal setiap hari karena overdosis opioid. Namun ini bukan satu-satunya penyakit yang memperpendek harapan hidup usia orang Amerika.

"Telah terjadi peningkatan kematian karena kecanduan alkohol, bunuh diri, dan puluhan penyakit pada sistem organ seperti diabetes, penyakit paru-paru dan jantung. Secara keseluruhan kami menghitung ada 35 penyebab kematian," ujar Woolf.

Dr. John Haaga di National Institute of Aging mengatakan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Para pakar demografi kebakaran jenggot. Ini masalah besar. Kami belum pernah melihat penurunan harapan hidup sebesar ini di Amerika sejak awal munculnya wabah AIDS, dan sebelum itu pada tahun-tahun terjadinya wabah flu dahsyat pasca Perang Dunia Pertama. Amerika terbelakang di banding negara lain dalam usaha memperbaiki," kata John.

Tetapi ia juga mengatakan bahwa penurunan harapan hidup ini merupakan kombinasi dari proses yang terjadi puluhan tahun. "Ini sudah berlangsung lama. Amerika tertinggal di belakang negara-negara lain dalam hal memperpanjang kehidupan, yang merupakan tolak ukur kesehatan sejak lama," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Bagaimana?

Peneliti menyebut sangat penting untuk mengatasi gejala-gejala penyakit dan mengobati penyebab masalah kesehatan tersebut. Tak cukup pencegahan, perubahan menuju hidup sehat harus dimulai dari perilaku. 

"Selain memperbaiki kebijakan untuk mengatasi kecanduan obat, alkohol atau bunuh diri, kita perlu mundur satu langkah dan menanyakan kepada diri sendiri tentang kondisi kehidupan di Amerika yang mendorong orang berprilaku seperti itu," jelas Woolf.

"Mengapa mereka merasa begitu kesakitan sehingga harus menggunakan obat penghilang rasa sakit? Apa yang menimbulkan rasa putus asa dan mendorong orang bunuh diri? Mengapa diabetes sangat tidak terkendali?" papar Woolf.

Peneliti lain menunjukan ironi kesehatan di AS. Pasalnya, biaya kesehatan di AS jauh lebih tinggi dari negara maju lain seperti Eropa, nilai ekonomi industri kesehatan juga tinggi, namun harapan hidup malah menurun.

"Kita menghabiskan sekitar dua kali lipat di sektor kesehatan di banding negara-negara Eropa. Industri kesehatan di Amerika mencapai 3,5 triliun dolar. Tidak ada negara lain yang mendekati jumlah itu. Bidang yang benar-benar belum teratasi adalah layanan pencegahan dan semua hal yang seharusnya dilakukan orang : aktivitas fisik, diet yang baik, dan memperhatikan masalah kesehatan sejak dini," kata John Haaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.