Sukses

Adik Perempuan Kim Jong-un Turut Hadiri KTT Korea Utara-Korea Selatan

KTT Korea Utara - Korea Selatan akan berlangsung pada Jumat, 27 April 2018. Pertemuan bersejarah ini akan berlangsung di Zona DMZ.

Liputan6.com, Seoul - Adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, menjadi salah satu dari sembilan delegasi Korea Utara yang akan hadir dalam KTT Korea Utara - Korea Selatan pada Jumat, 27 April 2018.

Kim Yo-jong tidak hanya bertalian darah dengan Kim Jong-un, melainkan juga memainkan peran sebagai salah satu penasihat terdekatnya.

Kemunculan Kim Yo-jong dalam pertemuan bersejarah kedua negara nantinya merupakan penampilan publik terbarunya, setelah sebelumnya ia diutus sang kakak menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada Februari 2018.

Presidium Majelis Rakyat Korea Utara Kim Yong-nam, yang menemani Kim Yo-jong ke Olimpiade Musim Dingin, juga akan menjadi bagian dari delegasi Pyongyang, kata kepala staf kepresidenan Korea Selatan, Im Jong-seok. Demikian seperti dilansir Telegraph.co.uk, Kamis (26/4/2018).

Kim Yo-jong yang diyakini berusia 30 tahun, merupakan anggota pertama keluarganya yang menginjakkan kaki di Korea Selatan sejak Perang Korea 1950-1953. Bagi masyarakat Korea Selatan, kehadiran sosoknya jauh lebih memesona dibanding tontonan Olimpiade Musim Dingin. Sementara, bagi Kim Yo-jong, sambutan positif atas penampilan publik perdananya adalah penegasan bahwa ia "bintang yang sedang naik daun".

Dalam kunjungannya ke Korea Selatan, Kim Yo-jong, dijamu makan siang oleh Presiden Moon Jae-in. Pada kesempatan itu, Kim Yo-jong secara langsung menyampaikan undangan dari Kim Jong-un untuk mengadakan KTT secepat mungkin.

Setelah melalui sejumlah negosiasi, akhirnya keduanya pemimpin negara akan bertemu pada hari Jumat besok di Zona Demiliterisasi (DMZ), tepatnya di Peace House. Adapun Korea Selatan akan membawa tujuh delegasi, termasuk di antaranya menteri pertahanan, menteri unifikasi, dan menteri luar negeri.

Di lain sisi, Kim Yo-jong dan Kim Yong-nam masuk dalam daftar hitam pejabat Korea Utara yang dikenai sanksi PBB. Selain itu, Kim Yo-jong juga masuk daftar hitam sanksi yang dijatuhkan Kementerian Keuangan Amerika Serikat tahun lalu atas posisinya sebagai Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi Partai Buruh.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

'Princess Yo-jong'

Sebagai anak bungsu dari mantan pemimpin Korea Utara, mendiang Kim Jong-il, Kim Yo-jong pertama kali terlihat di muka umum pada pemakaman sang ayah tahun 2011. Setelah itu, para analis Korea Utara berusaha selama bertahun-tahun untuk mengungkap identitasnya.

Kim Yo-jong dan Kim Jong-un merupakan anak Kim Jong-il bersama perempuan kelahiran Jepang, Ko Yong-hui. Menurut the Washington Post, seorang koki Jepang, Kenji Fujimoto bersaksi bahwa Kim Jong-il memanjakan putri bungsunya dengan memanggilnya "Princess Yo-jong".

Dua bersaudara Kim Jong-un dan Kim Yo-jong diyakini sangat dekat karena menempuh pendidikan di sekolah swasta yang sama di Swiss.

Michael Madden, seorang ahli Korea Utara mengatakan kepada ABC News bahwa selama di Swiss, kedua kakak adik itu tinggal di kedutaan dengan nama samaran.

"Mereka disamarkan sebagai anak asisten rumah tangga dan tukang kebun," kata Madden.

Sebelum menduduki posisi penting, Kim Yo-jong dikabarkan kerap bepergian dan bahkan berbelanja ke Paris. Pada  2011, ia dicurigai menghadiri konser Eric Clapton di Singapura.

Kim Yo-jong dilaporkan bergerak lebih dekat ke pusat kekuasan setelah pamannya, Jang Song-thaek dieksekusi dan bibinya, Kim Kyong-hui menghilang dari pandangan publik pada 2013.

Selama beberapa tahun terakhir, Kim Yo-jong telah ditugaskan menangani urusan negara yang lebih serius. Sebagai pejabat senior di departemen propaganda, ia berusaha menciptakan citra kakaknya sebagai pemimpin yang baik hati.

Teranyar, Kim Yo-jong menarik perhatian global akhir tahun lalu ketika dia dipromosikan sebagai anggota politburo, badan pembuat keputusan tertinggi di negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.