Sukses

CEO Binance Changpeng Zhao Tolak Beli Klub Sepak Bola Chelsea

Sebagai perusahaan kripto terbesar, CEO Binance, Changpeng Zhao sempat ditawari untuk membeli Chelsea.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Rusia Roman Abramovich, pemilik klub sepak bola Liga Inggris, Chelsea, harus menjual klub bola tersebut. Hal itu muncul setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu reaksi internasional terhadap pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebagai perusahaan kripto terbesar, CEO Binance, Changpeng Zhao sempat ditawari untuk membeli Chelsea dan menjadi pemilik baru klub sepak bola itu. Namun, salah satu juru bicara Binance yang merupakan Kepala eksekutif Binance baru-baru ini membahas soal pembelian klub sepak bola tersebut. 

"Zhao telah berbicara dengan Raine Group, bank investasi AS yang mewakili Chelsea dalam penjualan tersebut, tetapi menolak untuk membelinya karena memiliki klub sepak bola bukanlah salah satu prioritasnya,” kata juru bicara tersebut dikutip dari Channel News Asia, Senin (21/3/2022). 

Binance, sebagai salah satu pertukaran kripto terbesar di dunia, memiliki beberapa ikatan dengan dunia sepak bola. Binance telah mensponsori turnamen Piala Afrika, dan juga mensponsori tim nasional Argentina dan tim Serie A Italia Lazio.

Abramovich mengharapkan klub London Barat itu mendapatkan lebih dari 3 miliar Pounds atau sekitar Rp 57 triliun, kata orang-orang yang mengetahui masalah itu. Abramovich membeli Chelsea pada 2003 dengan nilai 140 juta Pounds. 

Penjualan tersebut telah menarik minat dari berbagai pihak termasuk miliarder AS Todd Boehly, yang memiliki saham di klub bisbol LA Dodgers dan tim bola basket LA Lakers. 

Bintang seni bela diri, Conor McGregor juga secara terbuka menyatakan minatnya untuk membeli klub tersebut.

Sumber mengatakan mungkin diperlukan waktu sekitar satu bulan untuk menyetujui penjualan dengan penawar yang berhasil. Abramovich mengatakan hasil penjualan akan digunakan untuk mendukung para korban perang di Ukraina.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Binance Beri Sumbangan Rp 143,7 Miliar ke Ukraina

Sebelumnya, Binance, salah satu perusahaan terbesar pertukaran kripto, telah mengumumkan niat untuk membantu rakyat Ukraina dari konflik yang saat ini terjadi.

Binance mengumumkan akan menyumbangkan setidaknya USD 10 juta atau sekitar Rp 143,7 miliar untuk mendukung upaya kemanusiaan memperbaiki situasi warga Ukraina di tengah konflik.

Donasi diberikan oleh Binance Charity Foundation dan akan dibagi antara organisasi nirlaba serta pemerintah yang ada di negara tersebut.

Di antara organisasi-organisasi ini adalah UNICEF, yang memiliki sejarah panjang kerjasama dengan Binance tujuan kemanusiaan. Organisasi lain yang akan mengelola sebagian dari dana tersebut termasuk UNHCR, Badan Pengungsi PBB, Isans, dan People in Need, yang akan memfokuskan upaya mereka untuk mendukung anak-anak terlantar dan keluarga mereka.

Selain itu, untuk mengkoordinasikan bantuan pihak ketiga yang juga ingin menyumbang, Binance meluncurkan program inisiatif crowdfunding yang disebut “Humanity First Ukraina Emergency Relief Fund”.

Dalam program ini, siapapun dapat memasukkan sebagian dari dana kripto mereka untuk inisiatif ini. 

“Dana ini akan diarahkan untuk membantu memberikan bantuan darurat kepada pengungsi dan anak-anak dan untuk mendukung logistik di lapangan seperti makanan, bahan bakar, dan persediaan untuk pengungsi,” kata pihak Binance, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 8 Maret 2022.

Binance telah menyumbangkan 16.042 BNB untuk dana ini, pada saat donasi tersebut setara dengan USD 6 juta. Donatur lain juga telah berkontribusi untuk dana tersebut. 

Ada sekitar lebih dari 370 transaksi yang dilakukan ke alamat yang terkait dengan dana ini, dengan total yang disumbangkan mencapai 148,25 BTC, senilai sekitar USD 6 juta. 

Binance bukan satu-satunya yang mengkoordinasikan donasi terkait dengan konflik Ukraina. Pemerintah Ukraina mulai meminta sumbangan cryptocurrency secara langsung pada Sabtu minggu lalu, melalui alamatnya sendiri yang diposting di media sosial. 

Pemerintah Ukraina menerima Bitcoin, Ether, dan USDT untuk sumbangan. Adapun komunitas kripto secara global telah menyumbangkan lebih dari USD 10,6 juta di 13.670 transaksi yang diarahkan ke alamat yang disebutkan di atas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.