Sukses

Mozilla Hentikan Sementara Donasi Kripto Akibat Protes

Mozilla Foundation mulai menghadapi reaksi setelah mengundang orang untuk menyumbang ke perusahaan tersebut melalui penggunaan berbagai token kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Mozilla Foundation menghentikan sementara aktivitas yang memungkinkan untuk menerima donasi dalam aset kripto menyusul reaksi keras dari banyak orang, termasuk pendiri Mozilla Project.

Yayasan tersebut, yang mengawasi pengembangan browser Firefox, pada Kamis, 6 Januari 2022 mengakui percakapan seputar dampak lingkungan yang berpotensi ditimbulkan oleh cryptocurrency dan mengatakan sedang meninjau apakah kebijakannya saat ini tentang sumbangan crypto sesuai dengan tujuan iklim kita.

Mozilla Foundation mulai menghadapi reaksi setelah mengundang orang untuk menyumbang ke perusahaan tersebut melalui penggunaan berbagai token kripto, termasuk Bitcoin

“Teknologi web terdesentralisasi terus menjadi area penting untuk kami jelajahi, tetapi banyak yang telah berubah sejak kami mulai menerima sumbangan kripto,” kata yayasan itu dalam utas tweet dan berjanji akan segera memperbarui kebijakan tersebut, seperti dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (8/1/2022). 

Jamie Zawinski (pendiri Mozilla) menanggapi tweet tersebut dan menyatakan kekecewaannya atas langkah yayasan tersebut. 

"Semua orang yang terlibat dalam proyek ini harus malu dengan keputusan untuk bermitra dengan grifter Ponzi yang membakar planet ini," kata Zawinski. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pro Kontra Bitcoin

Ini bukan pertama kalinya sebuah perusahaan besar menghadapi reaksi keras atau menjauhkan diri dari Bitcoin karena masalah lingkungan. Pada Mei tahun lalu, Tesla menangguhkan penerimaan Bitcoin sebagai pembayaran untuk kendaraannya, hanya beberapa bulan setelah memperkenalkan opsi tersebut.

Elon Musk menyatakan perusahaan itu khawatir tentang peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara. 

Beberapa minggu kemudian, dia mengatakan perusahaan kemungkinan besar akan menerima Bitcoin lagi setelah tingkat penambangan untuk cryptocurrency mencapai 50 persen energi terbarukan.

Penambangan Bitcoin menghabiskan sekitar 148 terawatt energi setiap tahun, menurut perkiraan Cambridge Center for Alternative Finance. Namun, banyak pendukung cryptocurrency telah membantah temuan tersebut atau telah membuat alasan mengapa hal itu layak dilakukan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.