Sukses

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency (mata uang kripto?). Pertama kali dideskripsikan oleh Wei Dai pada tahun 1998 dalam milis cypherpunks.

Bitcoin dan mata uang kripto "cryptocurrency" lainnya, disebut sebagai “aset kripto”, kini sudah bisa diperdagangkan di bursa berjangka komoditas Indonesia, setelah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) menerbitkan Peraturan Bappebti No 5 tahun 2019 pada 8 Februari 2019.

Keberadaan mata uang virtual, seperti halnya bitcoin dan lainnya di Indonesia memang sudah mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti). Akan tetapi, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap melarang penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran di Tanah Air.

Duit digital ini juga bukan merupakan produk industri keuangan. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa tempat untuk melakukan perdagangan bitcoin secara online. Tempat-tempat tersebut sering disebut dengan nama Exchange (pertukaran / jual beli). Jumlah perusahaan Crypto Exchange di Indonesia cukup banyak dan menawarkan beragam fitur.

Jenis-jenis Mata Uang Kripto

Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, EOS, Tron, Ripple, Litecoin, dan Stellar.

10 Mata Uang Kripto Berkinerja Terbaik Sepanjang 2021

10. Filecoin

Kode: FIL
Performa: 657 persen
Valuasi: USD 12 miliar atau Rp 174 triliun

9. IOTA

Kode: IOT
Performa: 686 persen
Valuasi: USD 7 miliar atau Rp 101 triliun

8. Cardano

Kode: ADA
Performa: 703 persen
Valuasi: USD 46 miliar atau Rp 669 triliun

7. VeChain

Kode: VET
Performa: 804 persen
Valuasi: USD 13 miliar atau Rp 189 triliun

6. FTX Token

Kode: FTT
Performa: 830 persen
Valuasi: USD 5 miliar atau Rp 72,8 triliun

5. Binance Coin

Kode: BNB
Performa: 1.260 persen
Valuasi: USD 79 miliar atau Rp 1.150 triliun

4. Solana

Kode: SOL
Performa: 1.602 persen
Valuasi: USD 7 miliar atau Rp 101 triliun

3. Terra

Kode: LUNA
Performa: 2.348 persen
Valuasi: USD 6 miliar atau Rp 87 triliun

2. ButTorrent

Kode: BTT
Performa: 2.500 persen
Valuasi: USD 5 miliar atau Rp 72,8 triliun

1. Dogecoin

Kode: DOGE
Performa: 8.039 persen
Valuasi: USD 45 miliar atau Rp 655 triliun

Mengenal Bitcoin, Uang Digital yang Bikin Heboh

Sejak akhir tahun lalu Bitcoin yang merupakan uang elektronik menjadi berita hangat di Indonesia. Saat ini Bitcoin dinilai dapat menjadi alat investasi, dan mulai dikenal di Indonesia.

Menurut CEO Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan, bitcoin seperti emas digital yang menawarkan dua pilihan yaitu sebagai alat investasi dan pembayaran. Namun, bitcoin ini belum tepat dikatakan sebagai alat pembayaran. Hal itu karena masyarakat belum dapat menerima bitcoin sebagai pembayaran dan tidak stabil.

Ia menjelaskan, kecenderungan nilai kurs bitcoin lebih menguat dibandingkan turun. Hal itu karena jumlah bitcoin ini terbatas. Jumlah peredaran di global, bitcoin hanya 12,2 juta. Bila melihat kurs di Bitcoin Indonesia, kurs beli bit coin mencapai 10.682.100 dan kurs jual 9.571.000.

"Tidak terjadi over supply, harga tidak cenderung turun tetapi menguat," ujar Oscar, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (14/1/2014).

Oscar mengatakan, bitcoin mulai dikenal di Indonesia sejak 2012. Bitcoin ini sangat digandrungi di China dan Amerika Serikat (AS). Menurut Oscar, bitcoin berkembang di China karena beberapa faktor. Pertama, banyak orang kaya baru di China sehingga mereka butuh produk untuk berinvestasi. Nah sementara itu investasi di China begitu terbatas. Oleh karena itu, masyarakat China melihat peluang investasi di bitcoin.

Sedangkan Amerika Serikat, Oscar menuturkan, masyarakat Amerika Serikat memang menyukai investasi di produk teknologi. Bitcoin diciptakan oleh Satoshi Nakamoto sebagai mata uang digital.

Nakamoto merilis software bitcoin dan meluncurkan jaringan serta unit mata uang pertamanya yang terkenal super canggih. Dengan penyebarannya secara global di internet, beberapa sistem pertukaran baru pun muncul pada 2010.

Masyarakat Amerika Serikat pun begitu melek teknologi sehingga penggunaan bitcoin tidak menjadi masalah. Selain itu, masyarakat Amerika Serikat pun biasanya memiliki anggaran untuk investasi.

Adapun orang-orang yang bertransaksi bitcoin ini, Oscar mengkategorikannya menjadi tiga antara lain investor individu yang merasa bitcoin dapat memberikan keuntungan, orang-orang teknologi informasi, dan orang nekat.

"Akan tetapi kalau orang yang bertransaksi lewat bitcoin Indonesia bukan orang nekat kok," kata Oscar, yang juga sebagai pendiri Bitcoin Indonesia.