Sukses

Kerap Membuat Tidak Percaya Diri, Ini Penyebab Chicken Skin dan Cara Mengatasinya

Keratosis pilaris, atau yang juga disebut “chicken skin”, adalah kondisi kulit yang menyebabkan munculnya benjolan kasar pada kulit. Berikut ini penyebab dan cara mengatasinya.

Liputan6.com, Jakarta - Keratosis pilaris, atau yang juga disebut “chicken skin,” adalah kondisi kulit yang menyebabkan munculnya benjolan kasar pada kulit. Benjolan atau jerawat kecil ini adalah sel kulit mati yang menyumbat folikel rambut.

Keratosis pilaris umumnya terjadi pada lengan atas, paha, pipi, atau bokong. Penyakit ini tidak menular, dan benjolan ini biasanya tidak menimbulkan rasa tidak nyaman atau gatal.

Kondisi ini bisa memburuk pada musim dingin ketika kulit cenderung mengering dan bisa juga memburuk saat hamil. Tidak ada obat untuk kondisi ini, namun beberapa metode dapat mengobati atau mencegahnya memburuk. Keratosis pilaris biasanya akan hilang secara alami pada saat Anda mencapai usia 30 tahun.

Apa saja gejala keratosis pilaris?

Gejala keratosis pilaris yang paling menonjol adalah kemunculannya. Benjolan yang terlihat pada kulit menyerupai bulu yang merinding atau kulit ayam. Karena alasan ini, umumnya dikenal dengan sebutan “chicken skin.”

Benjolan dapat muncul di mana saja pada kulit di mana terdapat folikel rambut dan oleh karena itu, tidak akan pernah muncul di telapak kaki atau telapak tangan Anda. Keratosis pilaris sering terjadi pada lengan atas dan paha. Bisa meluas ke lengan bawah dan tungkai bawah. Gejala lain yang terkait dengannya meliputi:

  • Sedikit perubahan warna di sekitar benjolan
  • Kulit gatal dan perasaan mudah tersinggung
  • Kulit kering
  • Benjolan yang terasa seperti amplas
  • Benjolan yang dapat muncul dalam berbagai warna (warna daging, putih, merah, merah muda, cokelat, atau hitam) tergantung warna kulit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab keratosis pilaris

Kondisi kulit jinak ini disebabkan oleh penumpukan keratin, protein rambut, di pori-pori. Jika Anda mengalami keratosis pilaris, keratin pada rambut tubuh Anda menyumbat pori-pori, menghalangi pembukaan folikel rambut yang sedang tumbuh. 

Akibatnya, benjolan kecil terbentuk di tempat seharusnya ada rambut. Jika Anda mengorek benjolan tersebut, Anda mungkin melihat sehelai rambut kecil muncul.

Penyebab pasti penumpukan keratin tidak diketahui, namun dokter berpendapat hal itu mungkin terkait dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik dan kondisi genetik.

Siapa yang bisa mengalami keratosis pilaris?

Chicken skin umum terjadi pada wanita, anak-anak, atau remaja, serta mereka yang memiliki kulit kering, eksim, iktiosis, atau kegemukan. Siapa pun dapat rentan terhadap kondisi kulit ini, namun kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja.

Keratosis pilaris seringkali dimulai pada akhir masa bayi atau remaja. Penyakit ini biasanya hilang pada usia pertengahan 20-an dan sebagian besar kasus hilang sepenuhnya pada usia 30an.

Perubahan hormonal dapat menyebabkan kambuhnya penyakit selama kehamilan dan masa pubertas. Keratosis pilaris paling sering terjadi pada orang berkulit putih.

Bagaimana keratosis pilaris didiagnosis

Keratosis pilaris didiagnosis berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Seorang dokter kulit, yang dikenal sebagai dokter kulit, biasanya dapat memastikan diagnosis dengan melihat area yang terkena. Faktor-faktor yang menentukan diagnosis ini meliputi umur, kondisi kulit, dan seperti apa kulit Anda.

3 dari 4 halaman

Cara menghilangkan keratosis pilaris

Tidak ada obat yang diketahui bisa menghilangkan keratosis pilaris. Biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Anda dapat mencoba beberapa perawatan untuk meringankan tampilannya, tetapi keratosis pilaris biasanya resisten terhadap pengobatan. Perbaikan mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan jika kondisinya membaik.

Dokter kulit Anda mungkin merekomendasikan perawatan pelembab untuk menenangkan kulit yang gatal dan kering serta memperbaiki penampilan kulit.

Banyak krim topikal yang dijual bebas dan diresepkan dapat mengangkat sel kulit mati atau mencegah penyumbatan folikel rambut. Seorang dokter atau ahli kesehatan dapat menentukan pengobatan terbaik untuk Anda.

Dua bahan umum dalam perawatan pelembab adalah urea dan asam laktat. Bahan-bahan ini membantu mengendurkan dan mengangkat sel kulit mati serta melembutkan kulit kering. Metode pengobatan lain yang mungkin disarankan oleh dokter kulit meliputi mikrodermabrasi, perawatan pengelupasan kulit yang intens, pengelupasan secara kimiawi atau penggunaan krim retinol.

Bisakah keratosis pilaris dicegah?

Keratosis pilaris tidak dapat dicegah. Namun mengikuti rutinitas perawatan kulit yang lembut dapat membantu mencegah kambuhnya penyakit ini dan meminimalkan penampilan. Misalnya, menggunakan krim atau salep bebas minyak untuk melembabkan kulit dapat membantu mencegah pori-pori tersumbat yang menyebabkan keratosis pilaris.

4 dari 4 halaman

Pengobatan rumahan keratosis pilaris

Jika Anda tidak menyukai tampilan keratosis pilaris, ada beberapa teknik yang bisa Anda coba untuk mengobatinya di rumah. Meskipun kondisi ini tidak dapat disembuhkan, perawatan mandiri dapat membantu meminimalkan benjolan, gatal, dan iritasi.

  • Mandi air hangat: Mandi air hangat sebentar dapat membantu membuka sumbatan dan mengendurkan pori-pori. Namun, penting untuk membatasi waktu mandi, karena waktu mandi yang lebih lama dapat menghilangkan minyak alami tubuh.
  • Eksfoliasi: Pengelupasan kulit setiap hari dapat membantu memperbaiki penampilan kulit. Ahli dermatologis menyarankan untuk menghilangkan kulit mati secara perlahan menggunakan loofah atau batu apung, yang bisa Anda beli secara online.
  • Oleskan losion: Losion dengan asam alfa hidroksi, seperti asam laktat, dapat menghidrasi kulit kering dan mendorong pergantian sel.
  • Hindari pakaian ketat: Mengenakan pakaian ketat dapat menimbulkan gesekan yang dapat mengiritasi kulit.
  • Gunakan pelembab udara: Humidifier menambah kelembapan udara di dalam ruangan, yang dapat menjaga kelembapan kulit dan mencegah timbulnya rasa gatal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.