Sukses

Harga Emas Dunia Tergelincir dari Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga emas dunia tergelincir pada hari Selasa setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya karena dolar AS kembali menguat.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas tergelincir pada hari Selasa setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya karena dolar kembali menguat. Inilah yang membuat harga emas dunia terkoreksi.

Selain itu investor menahan diri untuk tidak membuat taruhan besar menjelang data ketenagakerjaan AS yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai jalur suku bunga AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (6/12/2023), harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi USD 2,020.29 per ons pada pukul 15:10. dan (2010 GMT). Emas batangan telah naik ke rekor tertinggi USD 2,135.40 pada hari Senin, sebelum turun lebih dari USD 100 dalam satu hari dan ditutup lebih rendah 2%.

Harga emas berjangka AS ditutup turun 0,3% pada USD 2,036.30.

Momentum yang mendorong emas ke rekor tertinggi pada hari Senin mungkin melemah dalam jangka pendek karena ketidakpastian mengenai waktu pelonggaran moneter AS. Namun risiko geopolitik yang lebih luas akan memberikan dorongan menuju puncak baru, kata para analis.

Analisa Pergerakan Harga Emas

Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, mengatakan bahwa kenaikan harga emas sudah habis dan terhenti setelah reli, dan menambahkan bahwa “level USD 2.000 mungkin akan menjadi titik terendah jangka pendek di bawah pasar emas.”

Dolar naik 0,2% mendekati level tertinggi dua minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peluang Suku Bunga AS

Pedagang sekarang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 66% pada bulan Maret, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung emas batangan yang tidak berbunga.

“Kami hanya memperkirakan harga (emas) akan naik selamanya menjadi $2.100 per troy ounce pada paruh kedua tahun 2024, ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Data menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam dua setengah tahun pada bulan Oktober, menandakan bahwa suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan akan pekerja.

Investor mencermati laporan non-farm payrolls AS untuk bulan November yang akan dirilis pada hari Jumat.

 

3 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Dunia Usai Cetak Rekor Tertinggi, Bakal Lebih Mahal Lagi?

Harga emas mencatatkan rekor pada penutupan November 2023, namun hal tersebut tidak cukup bagi investor emas. Hal ini karena momentum yang kuat telah mendorong harga emas ke titik tertinggi sepanjang masa menjelang akhir pekan.

Dikutip dari Kitco, harga emas berjangka bulan Februari diperdagangkan pada USD 2.091,90 per ounce, naik lebih dari 4% dari penutupan Jumat pekan lalu. Rekor harga emas dunia sebelumnya berada di USD 2.089,20 pada Agustus 2020.

Harga emas melihat momentum pembelian baru karena pasar terus memperhitungkan potensi penurunan suku bunga pada awal bulan Maret. Reli logam mulia terjadi bahkan ketika bank sentral mempertahankan sikap pengetatannya. 

Pada hari Jumat lalu, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa dia masih tidak yakin kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2%.

Namun, pasar kurang memperhatikan apa yang dikatakan Powell, karena CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga lebih dari 50% pada kuartal pertama 2024.

“Logam mulia tetap didukung oleh taruhan pemotongan Fed sementara faktor teknis terus mendukung momentum kenaikan,” kata Lukman Otunuga, Manajer Analisis Pasar di Forexlive.com.“Dengan tidak adanya katalis fundamental baru, penutupan bulanan bulan November di atas USD 2.000 bisa saja terjadi, memberikan landasan bagi pembeli untuk mendorong harga lebih tinggi," lanjut dia.

 

4 dari 4 halaman

Pergerakan Harga Emas

Sementara itu, Kepala Investasi Zaye Capital Markets, Naeem Aslam mengatakan ini bisa menjadi awal dari pergerakan harga emas yang lebih besar dengan 'hari-hari cerah di masa depan'.

“Kami percaya bahwa The Fed telah mencapai puncak siklus kenaikan suku bunganya terlepas dari apa yang terus dikatakan oleh beberapa anggota The Fed,” ujarnya. 

"Kami percaya bahwa ada kemungkinan nyata bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga menjelang akhir kuartal pertama tahun depan. Namun, ancaman inflasi tetap ada. Jika kita tidak melihat CPI mendekati angka 3% atau bahkan lebih rendah, The Fed mungkin mempertahankan suku bunga pada level saat ini hingga akhir semester pertama," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini