Sukses

Harga Emas Dunia Amblas, Dipatok Segini Sekarang

Harga emas turun pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) menyusul kenaikan di sesi sebelumnya. Harga emas dunia terdorong oleh para pedagang tetap fokus pada prospek penurunan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) menyusul kenaikan di sesi sebelumnya. Harga emas dunia terdorong oleh para pedagang tetap fokus pada prospek penurunan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Rabu (8/5/2024), harga emas dunia di pasar spot turun 0,3% menjadi USD 2.315,68 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 0,3% ke level USD 2.324,2 per ounce.

“Apa yang kita lihat hari ini pada emas dan perak adalah koreksi harga rutin setelah kenaikan pada hari Senin, yang tidak terduga,” kata Analis Pasar Senior Kitco Jim Wyckoff.

Berdasarkan FedWatch Tool CME, para pedagang di pasar berjangka dana federal percaya ada sekitar dua pertiga kemungkinan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada bulan September.

Kemajuan inflasi yang berpotensi terhambat berarti kebijakan moneter mungkin tidak seketat yang diperkirakan oleh pejabat Fed, tulis Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari dalam sebuah esai yang meningkatkan kemungkinan tekanan harga “menetap” ke tingkat di atas target 2% The Fed .

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Bank sentral Tiongkok melanjutkan akumulasi emasnya selama 18 bulan berturut-turut, dengan menambahkan 60.000 troy ounce ke cadangannya meskipun harga tinggi.

Selain harga emas, harga perak spot turun 0,5% menjadi USD 27,30 per ounce. Sebaliknya, harga platinum naik 2,7% menjadi USD 980,25 dan paladium turun 0,7% menjadi USD 971,00. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Usai Anjlok Parah Pekan Lalu, Harga Emas Dunia Perkasa Lagi

Harga emas dunia naik lebih dari 1 persen pada perdagangan senin seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan harga emas dunia ini terjadi setelah data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan para analis dan ekonom.

Data pekerjaan AS yang melemah ini memicu ekspekstasi pelaku pasar mengenai penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau the Federal Resserve (The Fed) pada akhir tahun ini.

Dikutip dari CNBC, Selasa (7/5/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 1,04% menjadi USD 2.325,44 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni juga naik 1,13% menjadi USD 2.334,70 per ounce.

“Penurunan yang kita lihat selama beberapa minggu terakhir ini kemungkinan besar sudah cukup rendah dan akan membuka pintu bagi harga emas untuk melanjutkan tren kenaikannya,” kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Harga emas telah anjlok lebih dari 1,5% pada minggu lalu.

Data pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS pada bulan April melambat lebih dari yang diperkirakan. Sementara kenaikan upah tahunan turun di bawah 4% untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.

Meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan dan membebani dolar, yang merupakan harga emas.

Dolar AS melemah pada hari Senin, setelah mendekati level terendah dalam sebulan pada hari Jumat, menyusul laporan ketenagakerjaan.

“Kami terus memperkirakan dua kali penurunan suku bunga tahun ini, pada bulan Juli dan November,” tulis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Harga emas juga mendapat dukungan dari ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, dengan operasi militer Israel di Rafah yang menambah lapisan ketidakpastian pada pasar.

Sedangkan harga logam mulia lainnya menguat, dengan perak spot naik 2,4% menjadi USD 27,19 per ounce, platinum naik sekitar 0,6% menjadi USD 960,95 dan paladium bertambah 3,6% menjadi USD 979,95.

3 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Berpotensi Lesu, Ini Faktor Pendorongnya

Sebelumnya, harga emas diprediksi merosot dalam jangka pendek pada pekan ini. Hal itu seiring aksi ambil untung seiring laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan dan permintaan di Asia diprediksi turun.

Mengutip laman Kitco, ditulis Senin (6/5/2024), berdasarkan survei emas mingguan Kitco News terbaru menunjukkan analis pesimistis dengan prospek emas dalam jangka pendek. Sedangkan pelaku pasar masih melihat harga emas berpotensi turun atau sideways.

15 analis wall street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Setelah dua minggu konsolidasi ke bawah, sebagian besar melihat emas semakin merosot dalam waktu dekat. Hanya empat ahli atau 27 persen prediksi harga emas menguat pada pekan ini. Sedangkan lima analis mewakili 33 persen prediksi harga emas turun. Enam ahli atau 40 persen responden melihat emas terus diperdagangkan sideways.

Sementara itu, 217 suara diberikan dalam jajak pendapat online Kitco, dengan hanya sebagian investor Main Street yang prediksi harga menguat dalam waktu dekat.

102 pelaku pasar mewakili 47 persen prediksi harga emas menguat pekan ini. Sebanyak 61 responden atau 28 persen prediksi harga emas merosot, sedangkan 54 responden atau 25 persen perkirakan logam mulia akan mengalami tren sideways pada pekan ini.

Analis riset Senior FXTM Lukman Otunuga menuturkan, sinyal bearish untuk emas batangan dalam beberapa hari mendatang. "Harga emas mulai memerah, merealisasikan keuntungan awal dari laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang suram,” tutur dia.

Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day termasuk di antara mereka yang masih percaya pada emas untuk pekan ini.

"Ketahanan emas dalam menghadapi penundaan penurunan suku bunga, terutama oleh Federal Reserve dan beberapa bank sentral lainnya, sangat kuat dan jitu,” ujar Day.

Ia menuturkan, siapa pun yang membeli emas terutama adalah bank sentral global dan China membeli karena alasan selain faktor ekonomi yang akan menyebabkan harga emas lebih tinggi.  "Pembelian ini sebagian besar tidak bergantung pada harga dan kemungkinan akan terus berlanjut,” ujar dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini