Sukses

Kenalin Nih Kecap Rania, Produk Baru BUMN Pangan Bahan Baku Kedelai Lokal

Holding BUMN Pangan ID FOOD meluncurkan merek kecap Rania. Produk ritel ini memanfaaarkan kedelai lokal asal Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Pangan ID FOOD meluncurkan merek kecap Rania. Produk ritel ini memanfaatkan kedelai lokal asal Jawa Timur.

Produk kecap Rania ini merupakan hasil kerja sama antara ID Food dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk pengembangan formula. Serta Universitas Brawijaya untuk pengawalan kualitas dan uji sensorik produk.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan menyebut pengembangan produk pangan retail berupa kecap merupakan program lanjutan dari New Product Development (NPD) ID FOOD group. Upaya ini sebagai tindak lanjut perseroan mengembangkan varian produk beras Rania dan minyak goreng Rania, Raja gula.

Menurutnya, bahan baku kecap Rania diolah dan diproduksi dari Anggota Holding ID FOOD yakni PT PG Rajawali I yang berpusat di Jawa Timur. Kemudian didistribusikan oleh member of ID FOOD lainnya seperti PT Rajawali Nusindo, PT GIEB, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Sementara itu, Direktur Komersial Holding Pangan ID FOOD Ardiansyah Chaniago menambahkan pengembangan produk berbahan baku kedelai ini merupakan upaya ID FOOD dalam wacana melengkapi pangan retail di Indonesia. Kecap merupakan yang diprogramkan mengingat produk ini juga yang diminati masyarakat sebagai pelengkap konsumsi makanan.

“Kedelainya menggunakan kedelai lokal Jawa Timur dan sebagai pemanisnya menggunakan produk brown sugar hasil produksi PT PG Rajawali I Member of ID FOOD yang berasal dari tebu Petani Kemitraan ID FOOD, dan inilah yang menjadi kekhasan produk kecap Rania,” terang Ardiansyah mengutip keterangan resmi, Sabtu (6/8/2022).

Selain itu Ardiansyah melanjutkan dalam formulasinya kecap Rania memiliki kandungan gula dan sodium yang lebih rendah dibandingkan produk sejenis sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.

Jadi, lanjut Ardiansyah, produk - produk pengembangan ID FOOD Group ini dilakukan secara berkelanjutan, seperti produk garam, ikan, daging yang dikelola anggota holding.

“Tahun ini juga kita sudah merencanakan pengembangan produk pangan retail lainnya memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Melengkapi Produk Swasta

Ardiansyah berharap produk - produk BUMN Holding Pangan ID FOOD juga dapat melengkapi produk - produk retail milik private sector atau swasta yang sudah ada memenuhi kebutuhan masyarakat.

Mengenai produk kecap, Ia mengatakan dalam jangka pendek ini untuk pendistribusian marketnya ke Usaha Mikro Kecil terlebih melalui UMKM. Seperti pedagang nasi goreng, pedagang sate, atau Warung - Warung Pangan di wilayah lokal di Jawa Timur.

Mengingat pengenalan produk kecap ini merupakan hasil dari usaha mikro disana sehingga tercipta ekosistem pangan.

“Paralel telah disiapkan menyasar skala besar lagi secara nasional dan tersedia di beberapa e-commerce seperti nushi nushi.id dan platform lainnya,” pungkasnya.

Ardiansyah mengakui produk kecap ini telah mengantongi izin sebagai pemenuhan persyaratan keamanan konsumsi pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Serta telah dilengkapi dengan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

 

3 dari 4 halaman

Jurus ID FOOD Jaga Krisis Pangan

BUMN Holding Pangan ID FOOD berhasil meningkatkan kemitraan petani tahun buku 2021, perbaiki hulu pangan. Hal itu sejalan dengan komitmen ID FOOD bersama Pemerintah atasi ancaman krisis pangan melalui peningkatan kemitraan petani, perluas lahan petani untuk produksi pangan sebagai bagian dari transformasi di hulu pangan.

Hal tersebut dikatakan Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan pada kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2021, Rabu, 29 Juni 2022 di Kementerian BUMN, Jakarta.

"Realisasi jumlah mitra petani tebu pada tahun 2021 sebanyak 23.735 petani dari target 22.367 petani atau tercapai 106 persen dari target, diikuti lahan mencapai seluas 41.509 Ha atau naik 11 persen dari tahun 2020," kata Frans.

 

4 dari 4 halaman

Transformasi

Dia menjelaskan, sebagai langkah awal peran PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai Holding BUMN Pangan di tahun 2022, Pada rapat tersebut Perseroan juga membahas keberhasilan transformasi teknologi informasi di tahun 2021.

Diantaranya implementasi teknologi informasi terintegrasi BUMN Klaster Pangan yang mengintegrasikan 5 (lima) BUMN Pangan dengan induk pangan PT RNI (Persero).

Selain itu, Perseroan juga merealisasikan implementasi smart farming untuk kemudahan para petani sebagai peran penting di hulu pangan diantaranya aplikasi e-farmer, sistem digitalisasi pendaftaran mitra petani dan pendaftaran kebun hingga digitalisasi monitoring kebun atau lahan petani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini