Sukses

Ancaman Resesi, Harga Minyak Dunia Naik

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik sedikit pada hari Jumat, memantul dari level terendah sejak Februari, karena kekhawatiran atas kekurangan pasokan diimbangi oleh perkiraan penurunan permintaan bahan bakar.

Dikutuip dari CNBC, Sabtu (6/8/2022), harga minyak mentah berjangka Brent mengakhiri hari 0,85 persen lebih tinggi pada USD 94,92 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap 0,53 persen lebih tinggi pada USD 89,01 per barel.

Harga berada di bawah tekanan minggu ini karena pasar resah atas dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan, tetapi tanda-tanda pasokan yang ketat membuat harga tetap rendah.

Kekhawatiran resesi telah meningkat sejak peringatan Bank of England pada hari Kamis tentang penurunan yang berlarut-larut setelah menaikkan suku bunga paling banyak sejak 1995.

"Jika komoditas tidak dihargai dalam resesi ekonomi yang akan segera terjadi, mereka mungkin bersiap untuk era 'stagflasi' ketika tingkat pengangguran mulai meningkat dan inflasi tetap tinggi," kata analis CMC Markets Tina Teng.

Penurunan harga terjadi meskipun pasokan relatif ketat, seperti yang ditunjukkan oleh kemunduran yang berkepanjangan, struktur pasar yang mendorong harga lebih tinggi daripada bulan-bulan mendatang.

"Jelas, semua orang menanggapi ancaman resesi jauh lebih serius karena kami masih melihat pasar yang sangat ketat dan produsen tidak memiliki kapasitas untuk mengubahnya," kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda di London.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

OPEC Naikkan Produksi

Kelompok produsen OPEC+ sepakat minggu ini untuk menaikkan target produksi minyaknya sebesar 100.000 barel per hari (bph) pada bulan September, tetapi ini adalah salah satu kenaikan terkecil sejak kuota tersebut diperkenalkan pada tahun 1982, data OPEC menunjukkan.

Kekhawatiran pasokan diperkirakan akan meningkat mendekati musim dingin, dengan sanksi Uni Eropa yang melarang impor minyak mentah dan produk minyak Rusia melalui laut mulai berlaku pada 5 Desember.

“Dengan Uni Eropa menghentikan impor Rusia melalui laut, ada pertanyaan kunci apakah produsen Timur Tengah akan mengalihkan barel mereka ke Eropa untuk mengisi kekosongan,” kata analis RBC Michael Tran.

“Bagaimana kebijakan sanksi minyak Rusia ini terguncang akan menjadi salah satu masalah paling penting yang harus diperhatikan selama sisa tahun ini," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Pasokan Berlimpah, Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 106,73 per Barel

Rata-rata asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada Juli 2022 turun sebesar USD 10,89 per barel, dari USD 117,62 per barel menjadi USD 106,73 per barel. Faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia, antara lain meningkatnya pasokan minyak mentah global pada Juni dibandingkan produksi bulan sebelumnya.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Juli 2022 ditetapkan sebesar USD 106,73 per barel," demikian dikutip dari bunyi diktum keempat Keputusan Menteri ESDM Nomor 111.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juli Tahun 2022, Selasa (2/8/2022).

Dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, harga rata-rata minyak mentah utama pada Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 mengalami penurunan:

1. OPEC dalam laporan Juli 2022 menerangkan, produksi minyak mentah global pada Juni meningkat rata-rata 1,32 juta bopd menjadi 99,82 juta bopd dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya.

2. IEA dalam laporan Juli 2022 menyatakan, pasokan minyak dunia melonjak 690 ribu bopd menjadi 99,5 juta bopd pada Juni dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya.

3. Keputusan OPEC mempertahankan kebijakan untuk kenaikan produksi pada Juli dan Agustus masing-masing sebesar 648.000 bopd.

Faktor lainnya, OPEC dalam laporan Juli 2022 mengumumkan, proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal 2 tahun 2022 turun sebesar 0,2 juta bopd dibandingkan publikasi sebelumnya.

Selain itu, peningkatan stok minyak di Amerika Serikat berdasarkan data EIA untuk periode yang sama terhadap bulan sebelumnya:

1. Stok minyak mentah, sebesar 3,4 juta barel dari sebelumnya 418,7 juta barel menjadi 422,1 juta barel.

2. Stok gasoline yaitu sebesar 7,6 juta barel, dari sebelumnya 217,5 juta barel menjadi 225,1 juta barel.

3. Stok distillate yaitu sebesar 2,0 juta barel, dari sebelumnya 109,7 juta barel menjadi 111,7 juta barel. 

4 dari 4 halaman

Penyebab Harga Minyak Dunia Turun

Penurunan harga minyak mentah dunia selama Juli 2022 juga dipengaruhi oleh penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi global. Seperti, koreksi IMF terkait perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2022 yang turun dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen.

Kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 BPS yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve untuk dua bulan berturut-turut juga memberikan pengetatan paling agresif dalam lebih dari satu generasi.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh kebijakan China, untuk mengetatkan aturan pembatasan sosial di beberapa wilayahnya. Itu dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, yang berdampak pada kekhawatiran pasar pada penurunan permintaan minyak mentah.

"Selain itu, kondisi Korea Selatan mengalami inflasi bulan Juni pada level tertinggi selama hampir 24 tahun, hal ini menjadi kekhawatiran pelaku pasar pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak," demikian dikutip dari exsum tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.