Sukses

Harga Minyak Melesat Terseret Data Ekonomi AS hingga China

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 27 sen atau 0,3 persen menjadi USD 79,26 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak menguat tipis ke level tertinggi dalam satu minggu pada perdagangan Kamis, 9 Mei 2024 di tengah data ekonomi dari China dan Amerika Serikat (AS). Data ekonomi dari dua negara tersebut menunjukkan permintaan di dua negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia akan meningkat.

Mengutip CNBC, Jumat (10/5/2024), harga minyak Brent akan naik 30 sen atau 0,4 persen menjadi USD 83,88 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 27 sen atau 0,3 persen menjadi USD 79,26.

Harga minyak itu merupakan penutupan tertinggi untuk kedua patokan harga minyak sejak 30 April 2024.

Adapun yang membatasi kenaikan harga minyak itu adalah data energi AS yang menunjukkan permintaan bensin dan solar pada pekan lalu yang merupakan terlemah sejak pandemi COVID-19 pada 2020.

“Harga minyak diperdagangkan dalam kisaran yang sangat ketat. Tidak banyak berita minyak di luar sana. Berita geopolitik dari Timur Tengah menjadi latar belakang dan tidak jelas,” ujar Analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Sementara itu, di China, impor minyak mentah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya pada April dan ekspor serta impor kembali meningkat pada bulan lalu.

Hal ini menunjukkan ada peningkatan permintaan di dalam dan luar negeri seiring upaya Beijing untuk menopang perekonomian yang sedang lemah.

“Data neraca perdagangan China yang membaik menambah momentum kenaikan,” ujar Analis independent, Tina Teng.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Data Ekonomi AS

Di Amerika Serikat (AS), jumlah klaim baru tunjangan pengangguran naik pada pekan lalu ke level tertinggi dalam lebih dari delapan bulan yang merupakan bukti lebih lanjut pasar tenaga kerja sedang melemah.

Analis memproyeksikan surutnya momentum pasar tenaga kerja akan menyebabkan dua kali penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat pada 2024.

Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Sementara itu, Bank of England mengambil langkah lain menuju penurunan suku bunga ketika pejabat mendukung pemangkasan suku bunga. Gubernur Andrew Bailey juga optimistis kalau segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar.

 

 

3 dari 4 halaman

Ketegangan di Timur Tengah

Sementara itu, tank dan pesawat tempur Israel memborbardir wilayah Rafah, demikian dikatakan warga Palestina. Hal ini setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan, AS akan menahan senjata dari Israel jika pasukannya melakukan invasi besar-besaran ke kota Gaza Selatan.

"Jika boikot Biden mendorong Israel untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, minyak mentah WTI berpotensi mengurangi premi risiko geopolitik senilai USD 10 per barel dari pasar,” ujar Direktur Mizuho, Bob Yawger.

Ia menuturkan, jika Iran menjadi lebih berani dengan sikap AS dan kembali terlihat setelah bersikap low profile selama berminggu-minggu, pasar dapat kembali naik ke level tertinggi dalam beberapa bulan.

Menanggapi operasi terbaru Israel, pemimpin Houthi di Yaman mengatakan kelompok yang didukung Iran, yang telah mengganggu pelayaran di Laut Merah, akan menargetkan kapal-kapal perusahaan mana pun yang terkait dengan penyediaan atau pengangkutan barang ke Israel.

4 dari 4 halaman

Harga Minyak pada 8 Mei 2024

Sebelumnya, harga minyak mentah berjangka menguat pada perdagangan Rabu, 8 Mei 2024, memulihkan kerugian dari sesi sebelumnya. Hal ini karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) merosot.

Mengutip CNBC, Kamis (9/5/2024), harga minyak mendapatkan dukungan setelah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 1,4 juta barel pada minggu pertama Mei, berdasarkan data resmi dari Badan Informasi Energi atau the Energy Information Administration.

Penurunan ini merupakan kejutan dibandingkan data industri yang menunjukkan peningkatan sebesar 509.000 ribu barel. Adapun harga berada di bawah tekanan akhir-akhir ini karena meningkatnya persediaan dengan melonjaknya stok minyak Amerika Serikat (AS) pada pekan terakhir April 2024.

"Indikator pasar minyak telah melemah dalam beberapa pekan terakhir, dan harga telah menurun dari puncaknya baru-baru ini. Pasar minyak saat ini tidak ketat, tetapi kami melihat kekuatan musiman akan datang dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Analis Morgan Stanley.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni mencapai USD 78,99 per barel, naik 61 sen atau 0,78 persen. Year to date (Ytd), harga minyak mentah AS menguat 10 persen.

Harga minyak Brent untuk kontrak Juli sentuh USD 83,58 per barel. Harga minyak Brent naik 42 sen atau 0,51 persen. Year to date, harga minyak global bertambah 8,5 persen.

Sementara itu, harga gas alam untuk kontrak Juni USD 2,19, turun 0,91 persen. Year to date, harga gas alam merosot 13 persen.

Harga minyak telah turun lebih dari 7 persen sejak mencapai level tertinggi pada April ketika pelaku pasar menaikkan harga karena kekhawatiran Iran dan Israel akan berperang

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini