Sukses

Fokus Tangani Covid-19 Jadi Kunci Bila Ingin Ekonomi Tumbuh di 2021

Untuk bisa mengatasi kondisi maka yang harus dilakukan adalah melakukan vaksinasi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Risk Management Leader, Continental Europe, Marsh & McLennan, Carolina Klint, optimistis kondisi ekonomi dunia akan membaik pada 2021. Hal utama untuk bisa mewujudkannya dengan mengatasi Covid-19.

"Kita harus mengontrol situasi Covid-19, dan itu akan menjadi fokus utama," ungkap Carolina dalam konferensi pers virtual Global Risks Report 2021 pada Selasa (19/1/2021).

Menurutnya, untuk bisa mengatasi kondisi maka yang harus dilakukan adalah melakukan vaksinasi Covid-19. Setelah itu baru fokus mengatasi krisis yang ada.

"Saya optimis, karena saya pikir ada peluang untuk transisi dan pertumbuhan yang inklusif. Saya percaya akan ada masa depan yang berkelanjutan dan juga inklusif," tutur Carolina.

World Economic Forum (WEF) pada hari ini merilis Global Risks Report 2021. WEF membagikan hasil terbaru dari Global Risks Perception Survey (GPRS).

Di dalam laporan tersebut, kerugian manusia dan ekonomi secara langsung dari Covid-19 disebut sangat besar. Pandemi diantaranya mengancam kemunduran kemajuan dalam pengurangan kemiskinan dan ketidaksetaraan, dan melemahkan kerja sama global.

Kehilangan pekerjaan, kesenjangan digital semakin besar, interaksi sosial terganggu, dan perubahan pasar yang tiba-tiba selama pandemi dapat menyebabkan konsekuensi dan hilangnya sebagian peluang bagi banyak orang di dunia.

Konsekuensi tersebut dalam bentuk keresahan sosial, fragmentasi politik, dan ketegangan geopolitik. Semua hal tersebut, menurut laporan WEF, akan membentuk keefektifan tanggapan dunia terhadap ancaman utama lain dalam 10 tahun mendatang seperti perubahan iklim dan serangan dunia maya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Global Risks Report 2021 WEF Soroti Kemiskinan hingga Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 berdampak sangat merugikan bagi masyarakat dunia, salah satunya dampak dari sisi ekonomi. Pandemi ini seharusnya membuat dunia sadar dan bersiap menghadapi risiko jangka panjang, termasuk perubahan iklim, serangan dunia maya, dan senjata pemusnah massal.

Hal ini terungkap dalam Global Risks Report 2021 dari World Economic Forum (WEF). Dalam laporan ini, WEF membagikan hasil terbaru dari Global Risks Perception Survey (GPRS).

Laporan ini berisi kesimpulan untuk meningkatkan ketahanan, mengambil pelajaran dari pandemi, serta analisis risiko historis.

Di dalam laporan tersebut, kerugian manusia dan ekonomi secara langsung dari Covid-19 disebut sangat besar. Pandemi diantaranya mengancam kemunduran kemajuan dalam pengurangan kemiskinan dan ketidaksetaraan, dan melemahkan kerja sama global.

President WEF, Børge Brende, mengatakan Global Risks Report pada 2006 telah memberikan peringatan tentang pandemi dan risiko terkait kesehatan lainnya. Saat itu, laporan menyinggung soal "lethal flu".

"Tahun 2020, risiko pandemi global menjadi kenyataan. Covid-19 tidak mengenal batasan, ada di mana-mana, dan ini sama seperti perubahan iklim yang juga tidak mengenal batasan," ungkap Børge.

Risiko tertinggi berdasarkan Likelihood dalam 10 tahun ke depan adalah cuaca ekstrim, kegagalan dalam mengatasi iklim, kerusakan lingkungan yang disebabkan manusia, konsentrasi daya digital, ketidaksetaraan digital, dan kegagalan keamanan siber.

Untuk risiko tertinggi berdasarkan dampak dalam 10 tahun mendatang adalah penyakit menular, diikuti kegagalan mengatasi perubahan iklim, dan risiko lingkungan lain, serta senjata pemusnah massal, krisis mata pencaharian, krisis utang, dan kerusakan infrastruktur IT.

Sementara mengenai berbagai risiko yang menjadi ancaman penting bagi dunia dalam waktu dekat, yaitu dua tahun mendatang termasuk krisis pekerjaan dan mata pencaharian, ketidaksetaraan digital, stagnasi ekonomi, kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, dan serangan teroris.

Risiko ekonomi menonjol dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun ke depan, termasuk penggelembungan aset, ketidakstabilan harga, guncangan komoditas, dan krisis utang. Hal ini diikuti risiko geopolitik termasuk hubungan dan konflik antar negara.

Dalam rentang lima hingga 10 tahun, laporan WEF menyoroti risiko lingkungan seperti hilangnya keanekaragaman hayati, krisis sumber daya alam, dominasi kegagalan menangani iklim, dan pengaruh buruk teknologi.

Laporan WEF ini bekerja sama dengan Marsh McLennan, SK Group, dan Zurich Insurance Group. Survei dalam laporan melibatkan lebih dari 650 anggota global WEF.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini