Sukses

Dilarang Terbang ke China, Menparekraf Ajak 30 Maskapai Alihkan Rute ke Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, akan menggalakkan kunjungan wisatawan ke Indonesia usai larangan terbang ke China akibat virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Wishnutama, akan menggalakkan kunjungan wisatawan nusantara dari Indonesia untuk berwisata.

“Karena kan kalau traveling pasti ada potensi virus, apa namanya, Corona-nya juga. Untuk mengurangi risiko itu lah. Dan kedua, tentunya yang paling penting menghidupi, apa, pariwisata Indonesia itu sendiri,” kata Menparekraf dikutip dari laman Setkab, Rabu (5/2/2020).

Menurut Menparekraf, sekarang ini banyak potensi, pesawat-pesawat menuju ke China, yang enggak bisa terbang ke Negeri Tirai Bambu akan ditawarkan kerja sama dengan mereka untuk menjadikan tujuannya jadi ke Indonesia.

“Kan ada potensinya, ke sana (China) juga enggak ada kan saat ini yang bersamaan. Kita akan coba berdiskusi dengan airline-airline tersebut,” ujarnya.

Bersama Menhub, lanjut Wishnutama, dirinya berencana akan bertemu dengan sekitar 30-an maskapai tersebut yang mungkin bisa mengalihkan rutenya ke Indonesia, sehingga tetap membantu pariwisata di Indonesia.

“Jadi memang tidak mudah. Ini kan mengganti rute kan bukan kayak naik mobil berubah haluan. Tetapi kan, apa namanya, prosedurnya panjang. Tapi kita juga akan melakukan usaha tersebut,” tambahnya.

Begitu juga, kata Menparekraf, Pemerintah akan terus berusaha melakukan pemasaran atau marketing ke negara-negara lain di luar China, untuk menutupi kekurangan turis dari China. Secara umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan berbagai macam strategi lah, untuk mengatasi kondisi ini.

“Karena kondisi ini bukan hal yang gampang, bukan buat Indonesia saja, semua negara juga mengalami problem yang sama,” ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembatalan

Terkait dengan pembatalan, Wishnutama menyatakan dirinya masih akan terus menunggu laporan sebab sejaun ini belum ada data yang solid terkait dampak dari pembatalan tersebut.

“Seperti kita ketahui tahun kan wisatawan dari Tiongkok dalam masa setahun kan dua jutaan. Kalau dihitung dari segi devisa karena mereka US Dollar kan berarti hampir 4 billion US Dollar. Ya kan, dari China, Tiongkok saja,” tambahnya.

Sehingga menurut dia, menjadi sebuah tantangan yang cukup berat buat pariwisata, namun yang menjadi prioritas utama adalah kesehatan melindungi bangsa Indonesia.

“Kesehatan bangsa Indonesia tentu jadi prioritas yang utama buat kita, gitu. Itu adalah satu hal yang utama. Tapi memang akan mempunyai dampak dari pariwisata akan sangat lumayan besar,” katanya.

Dampak Virus Corona, sambung Wishnutama, bukan berdampak saja di wisatawan dari China saja, tapi negara-negara lain juga pasti punya secara psikologi juga akan menunda dan ini masa-masa yang paling krusial, Februari, Maret dan April.

“Karena kenapa? Ini masa-masa orang melakukan booking untuk liburan, bulan-bulan di bulan Summer, liburan musim panas. Masa-masanya sekarang orang melakukan, apa namanya, booking,” sambungnya.

Untuk tujuan wisata, Menparekraf menyebutkan ada di Bali beberapa kamar hotel sudah banyak yang turun.

“Tapi enggak bisa sebutkan angka tapi kan sekarang baru kejadian kita bisa meng-average kira-kira sudah sebulan ibaratnya, seminggu, dalam seminggu berapa. Jadi memang bukan hal yang mudah,” pungkas Menteri Parekraf.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.