Sukses

Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar AS

Harga emas ditutup turun 0,5 persen menjadi US$ 1.180,40 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Liputan6.com, New York - Harga emas turun pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.

Mengutip Wall Street Journal, Jumat (12/6/2015), harga emas untuk pengiriman Agustus 2015, atau merupakan kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, ditutup turun 0,5 persen menjadi US$ 1.180,40 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Tertekannya harga emas ini dipengaruhi oleh sentimen akan nilai tukar dolar AS yang menguat setelah beberapa hari sebelumnya melemah. Penguatan dolar AS terjadi karena beberapa data ekonomi menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Penjualan ritel di Amerika untuk Mei 2015 meningkat sesuai dengan konsensus para analis. Sebelumnya, data mengenai klaim pengangguran juga menunjukkan penurunan.

Dengan beberapa sentimen tersebut maka dolar AS menguat sehingga menekan harga emas bagi pelaku pasar yang melakukan transaksi dengan mata uang di luar dolar AS. Bagi investor tersebut, keuntungan yang bisa didapat dari emas turun.

The Wall Street Journal Dollar Index menunjukkan bahwa nilai tukar dolar AS terhadap 16 mata uang lainnya naik 0,5 persen menjadi 86,40.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di Amerika membuat estimasi akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) akan segera dilaksanakan. Perkiraan para analis kenaikan suku bunga tersebut akan dilakukan paling cepat pada September 2015.

Kenaikan suku bunga The Fed ini tentu saja bukan merupakan khabar baik baik emas. Pasalnya, kenaikan suku bunga ini akan menekan harga emas karena imbal hasil yang diberikan dari instrumen keuangan akan lebih tinggi.

Harga emas sedang dipermainkan oleh nilai tukar dolar AS yang saat ini sedang menguat," jelas broker FuturePath Trading, Frank Lesh.

Dalam jangka panjang, Lesh melanjutkan, banyak pelaku pasar yang akan memilih untuk keluar dari emas atau tidak lagi berinvestasi ke emas dengan adanya perbaikan-perbaikan data ekonomi AS tersebut. "Kenaikan suku bunga membuat aset-aset keuangan lain lebih berharga jika dibandingkan dengan emas," jelasnya.

Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed telah menekan harga emas dalam beberapa bulan terakhir. Harga emas pada bulan ini telah turun 4 persen jika dibandingkan dengan harga tertinggi yang pernah ditorehkan pada Mei 2015 lalu. (Gdn/ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini