Mengintip Kesiapan Bali Jelang Pembukaan Pintu Masuk Pariwisata Mancanegara

Jelang pembukaan pariwisata Bali pada 14 Oktober 2021 mendatang, Bali siapkan puluhan hotel untuk tempat karantina.

oleh Dewi Divianta diperbarui 08 Okt 2021, 15:00 WIB
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Denpasar - Pintu pariwisata Bali untuk turis mancanegara akan dibuka pada 14 Oktober 2021 mendatang. Bali telah menyiapkan puluhan hotel untuk tempat karantina bagi turis asing yang akan ke Bali. Wakil Ketua Bidang Budaya, Lingkungan dan Humas badan Pengurus Daerah PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan telah mempersiapkan tempat untuk karantina wisatawan yang datang ke Bali.

"Untuk awal pembukaan pariwisata Bali sekitar 35 hotel disiapkan. Tapi, nanti bisa bertambah karena kita masih siapkan 62 hotel. Mekanisnenya nanti secara bertahap, tahap pertama 35 hotel selanjutnya 62 hotel. Tergantung kebutuhannya nanti berapa banyak, hotelnya pun nanti kita verifikasi terlebih dahulu," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (7/10/2021).

Menurutnya, Bali sangat siap menerima kunjungan wisatawan asing. Hotel-hotel telah siap menjadi lokasi karantina. Bahkan, puluhan hotel berlomba-lomba ingin menjadi tempat karantina untuk wisatawan yang hadir di Bali. 

"Karantina untuk wisatawan mancanegara (wisman) tidak boleh dicampur dengan wisatawan domestik agar mudah dalam melakukan koordinasi. Hal itu ditakutkan kita akan sulit memonitornya," tutur dia.

Ia menyebut, wisman yang akan menjalani karantina diwajibkan menjalani karantina selama lima hari. Namun, pihaknya juga masih melakukan upaya agar bisa dilakukan selama tiga hari. 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pesaing Bali adalah Negara Timur Tengah

Persiapan Pariwisata Bali Dibuka (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Gusti menjelaskan, jika karantina terlalu lama nanti akan membuat waktu wisman berlibur di Bali akan berkurang dan hal tersebut akan menjadi bumerang untuk awal dibukanya pariwisata Bali. "Takutnya nanti kalau kelamaan karantina membuat wisman jenuh, sehingga seharusnya liburan menyenangkan di Bali malah menyisakan hal kurang baik," tuturnya.

Sementara itu, negara yang menjadi pesaing pariwisata Bali dalam hal pembukaan pariwisata adalah Turki, Dubai, dan UAE yang tidak menerapkan sistem karantina untuk wisatawan yang datang ke negaranya. "Jika wisman sudah memiliki hasil PCR ketika sampai di negara-negara itu (Turki, Dubai dan UAE) bisa langsung melakukan perjalanan tanpa karantina," imbuhnya.

Sementara itu, hotel-hotel yang disiapkan untuk untuk karantina wisman mulai dari bintang tiga hingga bintang lima dengan harga sekitar Rp10 juta hingga Rp25 juta rupiah untuk masa karantina delapan hari.

"Hotel bintang tiga misalnya dengan rate Rp10 juta rupiah, bintang empat Rp15 juta rupiah, selanjutnya bintang lima rata-rata Rp20 sampa Rp25 juta rupiah untuk masa karantina delapan hari. Paket tersebut sudah mencakup sarapan pagi, makan siang, makan malam hingga laundri dan harus paket lengkap dengan PCR," dia memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya