Sukses

4 Fakta Menarik Dyson Sphere, Tempat Tinggal Alien

Dyson Sphere juga telah mendorong imajinasi manusia tentang kemungkinan keberadaan kehidupan di luar angkasa, termasuk keberadaan alien.

Liputan6.com, Jakarta Di alam semesta yang luas dan penuh misteri, terbentang sebuah konsep futuristik yang memukau imajinasi yakni Dyson Sphere. Megastruktur hipotetis ini, pertama kali digagas oleh fisikawan Freeman Dyson.

Ia menawarkan solusi ambisius untuk mengatasi krisis energi dan membuka gerbang menuju peradaban antar bintang. Melansir laman Space pada Kamis (23/05/2024), Dyson Sphere adalah sebuah konsep megastruktur kosmik yang secara spektakuler menggambarkan ambisi manusia untuk menguasai energi matahari secara total.

Dyson Sphere juga telah mendorong imajinasi manusia tentang kemungkinan keberadaan kehidupan di luar angkasa, termasuk keberadaan alien.

Berikut fakta menarik Dyson Sphere.

1. Asal-Usul Dyson Sphere

Dyson Sphere adalah teori proyek rekayasa besar yang akan mengelilingi bintang. Struktur ini akan beroperasi dengan scara mengorbit dalam formasi rapat.

Konsep ini menawarkan solusi terbaik untuk ruang hidup dan produksi energi. Bahkan memberikan penciptanya luas permukaan yang sangat luas untuk dihuni dan kemampuan untuk menangkap hampir semua radiasi matahari yang berasal dari bintang pusatnya.

Awalnya, beberapa orang membayangkan Dyson Sphere sebagai bola materi berongga buatan yang mengelilingi bintang. Frederik Dyson, pencetus konsep ini, awalnya menggunakan kata cangkang untuk menggambarkannya.

Namun, Dyson tidak membayangkan pengumpul energi dalam cangkang padat. Dalam pertukaran surat di Science dengan ilmuwan lain setelah artikelnya pada 1960, Dyson menulis, Dyson Sphere memiliki bentuk biosfer atau segerombolan objek yang bergerak dalam orbit independen mengelilingi bintang.

2. Berukuran Sangat Besar

Dyson Sphere mungkin memiliki ukuran sebesar orbit bumi mengelilingi Matahari. Jarak orbit bumi dari matahari adalah 93 juta mil atau sekitar 150 juta km.

Dyson Sphere akan terdiri dari cangkang kolektor surya (atau habitat) di sekitar bintang. Dengan model ini, seluruh (atau setidaknya sebagian besar) energi akan mengenai permukaan penerima sehingga dapat dimanfaatkan.

Frederik Dyson berspekulasi bahwa struktur seperti itu akan menjadi konsekuensi logis dari kelangsungan hidup jangka panjang dan meningkatnya kebutuhan energi peradaban teknologi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dyson Sphere Mungkin Sudah Ada di Alam Semesta

3. Dyson Sphere Mungkin Sudah Ada di Alam Semesta

Dyson Sphere memancarkan inframerah yang khas. Sinyal inframerah dihipotesiskan sebagai tanda teknologi dan sebuah bukti aktivitas di luar angkasa.

Dikutip dari laman NASA pada Kamis (23/05/2024) para astronom menggunakan inframerah untuk menyimpulkan keberadaan peradaban cerdas di alam semesta. Sejumlah peneliti di Bumi telah memindai peta inframerah langit malam dengan harapan menemukan Dyson Sphere.

Namun hingga saat ini, belum ada penemuan yang signifikan. Selama beberapa dekade, Dyson Sphere telah menjadi elemen penting dalam media fiksi ilmiah.

Sejak 1937, novel "Star Maker" karya Olaf Stapledon menggambarkan bagaimana sistem di satu galaksi tertentu "terbungkus perangkap cahaya. Teknologi ni memfokuskan energi matahari untuk penggunaan cerdas, sehingga seluruh galaksi tampak redup.

4. Hubungan Dyson Sphere dan Bintang Tabby

Pada 2015, astronom Tabetha Boyajian menemukan peredupan cahaya misterius pada bintang bernama KIC 8462852. Kedipannya yang tidak teratur tidak pernah diamati sebelumnya oleh para peneliti.

Para ilmuwan lain menegaskan bahwa penurunan cahaya yang aneh ini mungkin disebabkan oleh Dyson Sphere yang sedang dibangun. Upaya pencarian tanda-tanda aktivitas teknologi lain dari objek tersebut, yang kemudian dikenal sebagai bintang Tabby, tidak membuahkan hasil.

Sebagian besar peneliti kini berpendapat bahwa pola cahaya objek tersebut memiliki penjelasan non-alien.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.