Budiman Sudjatmiko: Jokowi Sebut Game of Thrones Bukan Gaya-Gayaan

Dia menilai yang dilakukan Jokowi adalah strategi komunikasi yang cerdas dengan menggunakan film atau tokoh populer di dunia.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 13 Okt 2018, 02:26 WIB
Budiman Sudjatmiko

Liputan6.com, Jakarta - Pidato Jokowi saat Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali yang mengandaikan gejolak perekonomian global bagai seri ‘Game of Thrones’ dianggap bukan untuk sekedar gaya-gayaan.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko mengatakan, ini adalah strategi komunikasi yang cerdas dengan menggunakan film atau tokoh populer di dunia.

“Ketika Pak Jokowi mengutip satu film populer atau science fiction ilmiah, ini jangan main-main, bukan sekadar gaya-gayaan,” jelasnya pada wartawan di Jakarta, Jumat (12/10/2018).

“Tapi memang ada korelasi antara pop culture, budaya pop atau film fiction ilmiah dengan teknologi-teknologi yang terjadi di masa depan,” ia melanjutkan.

Menurutnya, Jokowi sudah benar dengan tidak meremehkan temuan-temuan teknologi baru yang nyatanya sudah difilmkan jauh sebelum diciptakan.

Misalnya, Budiman menyebutkan smartphone yang dulu hanyalah khayalan film Star Trek dan sekarang sudah menjadi benda lazim.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

2 dari 2 halaman

Hasilkan Kontrak BUMN

Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko saat pemaparan hasil survei LSI bertema 'Evaluasi Terhadap Kinerja 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK : Efek Partisan Terhadap Persepsi Kepuasan Publik' di Jakarta, Senin (2/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Budiman juga menanggapi kritik terkait biaya fantastis yang digunakan untuk pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Menurut dia, tudingan itu tidak benar.

Dia menjelaskan, biaya hotel, konsumsi, pariwisata, dan infrastruktur bukanlah modal Indonesia sepenuhnya, tetapi juga modal dari IMF sendiri untuk mengadakan acara tersebut. Lagipula, perbaikan infrastruktur di Bali juga dinilainya justru menguntungkan masyarakat Bali.

“Dan kontrak BUMN Rp 202 triliun, itu menunjukkan biasa ya, kita ada acara taro modal dulu, gitu. Lagipula bukan modal kita sepenuhnya, tapi juga dari IMF untuk kemudian kita mengadakan acara itu,” jelas dia.

Budiman menambahkan kontrak BUMN itu justru menunjukkan kelipatan yang sangat luar biasa. Artinya, modal awal yang dikeluarkan tidaklah sia-sia.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki salah satu data biologi terbesar di dunia dari darat maupun laut. Itulah mengapa strategi ekonomi yang menyongsong revolusi industri keempat ini dicanangkan di Bali.

“Di level dunia, lembaga-lembaga resmi dunia sepakat bahwa itu (ekonomi dunia berbasis data) dicanangkan di Indonesia. Bagi saya itu kehormatan, nah tergantung pemerintahan besok,” ia mengakhiri.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya