Sukses

Kecerdasan Buatan Prediksi Manfaat Kemoterapi bagi Perempuan dengan Kanker Payudara

Para insinyur di University of Waterloo telah merancang sistem kecerdasan buatan untuk memprediksi apakah wanita dengan kanker payudara akan mendapat manfaat dari kemoterapi sebelum operasi.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah terobosan di teknologi medis, para insinyur di University of Waterloo telah merancang sistem kecerdasan buatan (artificial intellegence/AI) untuk memprediksi apakah wanita dengan kanker payudara akan mendapat manfaat dari kemoterapi sebelum operasi.

Algoritme AI ini merupakan bagian dari inisiatif Cancer-Net yang dipimpin oleh Dr. Alexander Wong. Inisiatif ini memiliki potensi untuk meningkatkan peluang hasil pembedahan yang lebih baik bagi perempuan dengan kanker payudara.

Tujuan dari inisiatif Cancer-Net adalah membantu menghindari efek samping yang serius dari kemoterapi bagi mereka yang mungkin tidak cocok dengan bentuk pengobatan ini.

Sistem kecerdasan buatan ini memiliki kemampuan untuk memberikan alat yang dokter perlukan untuk meresepkan pengobatan yang paling sesuai untuk setiap pasien. Hal ini akan membantu meningkatkan tingkat pemulihan dan kelangsungan hidup, yang sangat penting dalam hal pengobatan kanker payudara.

Model kecerdasan buatan dilatih dengan gambar kanker payudara yang diperoleh melalui modalitas resonansi gambar magnetik baru, yang dikenal sebagai correlated diffusion imaging (CDI) sintetis. Metode ini dikembangkan oleh Wong dan timnya.

Dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari gambar CDI dari kasus kanker payudara sebelumnya, kecerdasan buatan dapat memprediksi apakah pengobatan kemoterapi pra-operasi akan bermanfaat bagi pasien baru berdasarkan gambar CDI mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Presentasi di NeurIPS 2022

Perawatan pra-bedah kemoterapi neoadjuvan dirancang untuk mengecilkan tumor dan membuat operasi menjadi lebih mudah atau bahkan memungkinkan, sehingga mengurangi kebutuhan untuk operasi besar seperti mastektomi.

Teknologi kecerdasan ini ini memiliki potensi untuk melihat dan menemukan pola yang berhubungan dengan apakah pasien akan mendapat manfaat dari pengobatan yang diberikan.

Inilah sebabnya mengapa Wong optimistis dengan teknologi ini karena teknologi ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan peluang hasil operasi yang lebih baik bagi wanita penderita kanker payudara.

Dalam makalah terbaru yang dipresentasikan di Med-NeurIPS sebagai bagian dari NeurIPS 2022, sebuah konferensi internasional besar tentang kecerdasan buatan, proyek Cancer-Net BCa dipresentasikan.

Proyek ini berfokus pada prediksi respons lengkap patologis kanker payudara menggunakan fitur radiomik volumetrik dalam dari pencitraan difusi berkorelasi sintetis.

 

3 dari 4 halaman

Ketersediaan Algoritme dan Data untuk umum

Untuk memajukan bidang pengobatan kanker payudara dan membantu para peneliti lain, algoritme kecerdasan buatan yang baru dan kumpulan data lengkap gambar CDI kanker payudara telah tersedia untuk umum melalui inisiatif Cancer-Net.

Hal ini akan memberikan kesempatan kepada para ahli lainnya untuk mengembangkan penelitian terobosan ini dan membantu memajukan bidang pengobatan kanker payudara secara lebih jauh lagi.

Kesimpulannya, pengembangan teknologi kecerdasan buatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan peluang hasil operasi yang lebih baik bagi wanita penderita kanker payudara.

Inisiatif Cancer-Net adalah sumber daya berharga yang bekerja untuk memajukan bidang pengobatan kanker payudara dan membantu perempuan di seluruh dunia mendapatkan pengobatan terbaik

4 dari 4 halaman

Infografis Leukemia (kanker darah). Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.