Sukses

Top 3 Tekno: Kolaborasi Leica dan Huawei Berakhir Jadi Sorotan

Kabar tentang kolaborasi Leica dengan Huawei dalam hal teknologi kamera di smartphone akan segera berakhir, menjadi sorotan pembaca kanal Tekno Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang kolaborasi Leica dengan Huawei dalam hal teknologi kamera di smartphone akan segera berakhir, menjadi sorotan pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (16/5/2021).

Tak hanya itu, pembaca juga dibuat penasaran tentang produk apa saja yang bakal diungkap dalam acara Google I/O pada 18 Mei 2021, dan Facebook melarang laman milik organisasi anti kudeta Myanmar.

Lebih lengkapnya simak berita berikut ini.

1. Kerja Sama Leica dan Huawei Berakhir, Berikutnya dengan Xiaomi?

Logo Huawei dan Leica terpampang jelas di acara peluncuran Huawei P9 di Battersea Evolution, London, Inggris (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Leica dan Huawei dikabarkan mengakhiri kolaborasi dalam hal teknologi kamera yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Diketahui, keduanya pertama kali berkolaborasi sejak Huawei merilis smartphone flagship Huawei P9 pada 2016.

Keduanya pun terus bermitra menghadirkan kamera terbaik untuk ponsel flagship Huawei, termasuk Huawei Mate 40 yang dirilis pada 2020.

Baca Selengkapnya di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Google I/O Digelar 18 Mei 2021, Ini Bocoran Produk Barunya

CEO Google Sundar Pichai di Google I/O (Foto: The Verge)

Google bakal menggelar konferensi pengembang tahunan, Google I/O, pada 18 Mei 2021. Sebelumnya, perusahaan membatalkannya karena pandemi Covid-19.

Dalam Google I/O ini, Google biasanya mengumumkan rangkaian produk barunya, dari software hingga hardware.

Dalam deskripsi resmi keynote, Google mengungkap tentang konferensi pengembangnya.

Baca Selengkapnya di Sini

3 dari 3 halaman

3. Facebook Larang Laman Milik Organisasi Anti Kudeta Myanmar

Ilustrasi Facebook (Foto: New Mobility)

Facebook dilaporkan telah memberlakukan larangan terhadap banyak organisasi di Myanmar yang bergabung melawan kudeta militer pada Februari lalu. Informasi ini berdasarkan laman Rest of World.

Mengutip The Verge, Minggu (16/5/2021), larangan Facebook ini diberlakukan pada 2019, ketika organisasi seperti Arakan Army dan banyak sekutunya diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah sebelumnya.

Namun sejak saat itu, banyak hal berubah di Myanmar. Setelah kudeta militer dan pengambilalihan pemerintah oleh militer, situasi politik negara tersebut menjadi sangat kompleks.

Baca Selengkapnya di Sini

(Ysl/Tin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini