Sukses

3 Alasan Utama yang Bikin Harga Minyak Dunia Kembali Melambung

Harga minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, akan memperpanjang pengurangan pasokan hingga paruh kedua tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik pada perdagangan hari Senin karena adanya tanda-tanda peningkatan permintaan di negara importir utama yaitu China. Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga dipicu oleh gangguan pasokan di Kanada.

Harga minyak sebenarnya sempat turun sebesar USD 1 per barel dari sesi perdagangan sebelumnya tetapi kemudian mampu bangkit dengan adanya kedua sentimen tersebut.

Mengutip CNBC, Selasa (14/5/2024), harga minyak mentah berjangka Brent naik 42 sen atau 0,5% menjadi USD 83,21 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 66 sen atau 0,8% menjadi USD 78,92 per barel.

Data ekonomi China pada akhir pekan menunjukkan harga konsumen meningkat selama tiga bulan berturut-turut di bulan April sementara harga produsen terus mengalami penurunan, menandakan peningkatan permintaan domestik.

Negara ini juga berencana untuk mengumpulkan 1 triliun yuan (USD 138,26 miliar) untuk merangsang sektor-sektor utama perekonomian.

Dari sisi pasokan, investor mewaspadai potensi gangguan pasokan minyak akibat kebakaran hutan di Kanada Barat, yang pemerintah negara tersebut peringatkan bisa menjadi bencana.

“Produksi minyak Kanada saat ini memiliki kapasitas harian sebesar 3,3 juta barel, yang kemungkinan besar akan terpengaruh memasuki musim panas,” kata analis energi StoneX Alex Hodes.

Di tempat lain, dalam serangkaian serangan yang dilakukan Rusia dan Ukraina terhadap infrastruktur energi masing-masing. Kyiv meluncurkan serangan terbarunya pada akhir pekan dengan serangan pesawat tak berawak yang menutup sebagian kilang terbesar di Rusia selatan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengurangan Produksi OPEC

Harga minyak juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, akan memperpanjang pengurangan pasokan hingga paruh kedua tahun ini.

Produsen nomor dua OPEC, Irak, berkomitmen terhadap pengurangan produksi minyak yang disetujui oleh kelompok produsen tersebut, kata menteri perminyakan Irak kepada kantor berita negara pada hari Minggu.

Komentar tersebut menyusul sarannya pada hari Sabtu bahwa Irak tidak akan menyetujui pemotongan tambahan apa pun yang diusulkan oleh kelompok yang lebih luas pada pertemuannya pada tanggal 1 Juni.

Para pedagang mengatakan mereka lebih berhati-hati mengenai Timur Tengah karena harapan untuk gencatan senjata di Gaza pupus.

Israel pada hari Minggu masuk kembali ke Gaza Utara, sementara menurut kementerian kesehatan Gaza jumlah korban tewas dalam operasi militer Israel telah melampaui 35.000 warga Palestina.

 

3 dari 3 halaman

Inflasi AS

Hodes melanjutkan, investor akan mengamati data Indeks Harga Konsumen AS yang dirilis pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk kapan Federal Reserve akan mempertimbangkan penurunan suku bunga.

Para analis memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga kebijakannya lebih lama, sehingga mendukung dolar dan membuat minyak dalam mata uang dolar lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Komentar dari para pembuat kebijakan menunjukkan bahwa penurunan biaya pinjaman diperkirakan terjadi lebih cepat di Inggris dan Eropa dibandingkan di AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini