Sukses

Microsoft Akan Hadapi Tantangan Teknis dalam Proses Akuisisi TikTok?

Microsoft ditengarai akan menghadapi tantangan teknis dalam proses akuisisi bisnis TikTok di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Pinangan Microsoft untuk mengambil alih TikTok dari ByteDance dinilai menjadi hal rumit dan menguji kesabaran pemerintahan Donald Trump. Demikian informasi dari sumber yang mengetahui tentang akuisisi ini.

Saat ini, Presiden AS Donald Trump memberi waktu hingga 15 September kepada Microsoft untuk menyelesaikan akuisisi. Tujuannya adalah menjamin keamanan data pengguna Amerika Serikat yang disimpan di TikTok.

Presiden Trump juga mengeluarkan perintah untuk pelarangan TikTok , jika kesepakatan tak dilakukan hingga batas waktu habis.

Microsoft tengah merundingkan masa transisi yang akan memberikan waktu bagi TikTok untuk benar-benar terpisah secara teknologi dari ByteDance, setelah kesepakatan disetujui.

Mengutip Reuters, Selasa (11/8/2020), beberapa sumber menyebutkan, break yang dibayangkan singkat oleh Trump dan sejumlah anggota parlemen bisa memakan waktu satu tahun atau lebih karena alasan teknis.

Sumber juga menyebut, sejauh ini TikTok secara fungsional dan teknis mirip dengan Douyin milik ByteDance. TikTok berbagi teknologi dengan Douyin dan platform ByteDance lainnya.

Menurut sumber Reuters, ByteDance mulai memisahkan teknologi mereka dari TikTok sejak beberapa bulan lalu, tepatnya ketika TikTok sudah dalam pengawasan AS. ByteDance bahkan telah merencanakan pemisahan operasional bisnis TikTok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Segala Masalah Teknis

Tak hanya itu, kode dan algoritma aplikasi yang menentukan tampilan dan nuansa TikTok telah dipisahkan dari server Douyin. Kode server yang dimaksud, menyediakan fungsionalitas dasar aplikasi seperti penyimpanan data, algoritma untuk moderasi dan rekomendasi konten, serta pengelolaan profil pengguna.

Pakar keamanan siber River Loop Security Ryan Speers mengatakan, memastikan layanan TikTok tidak terganggu, kemungkinan Microsoft akan mengandalkan kode ByteDance saat meninjau dan merevisi kode dan beralih ke infrastruktur back-end baru, guna melayani pengguna.

Sementara itu, Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) ditengarai tak akan membiarkan ada ketergantungan teknis dari bisnis AS pada perusahaan Tiongkok. Pada masa lalu, CFIUS mewajibkan adopsi perlindungangan yang ditingkatkan sambil menunggu penjualan, termasuk pemisahan bisnis AS dari penjual asing.

Tantangan lain yang akan dihadapi adalah bagaimana proses transfer teknologi ini bakal tetap membuat TikTok seperti sediakala dan tetap digandrungi para pengguna.

3 dari 3 halaman

Berbagai Tantangan Lain Microsoft Akuisisi TikTok

Negosiasi Microsoft untuk mengakuisisi operasional TikTok di AS, Kanada, Selandia Baru dan Australia pun ditengarai memperumit pemisahan teknologi TikTok dari ByteDance.

TikTok tak hanya harus dipisahkan dari ByteDance tetapi juga harus dipisahkan dari region TikTok lainnya. Hal inipun menambah tantangan teknis karena jumlah data yang terlibat.

"Bagian terbesar adalah memindahkan data pengguna, konten, dan data tentang pengguna," kata Mantan Chief Information Officer Microsoft Jim Dubois.

Timeline ini membuat proses kesepakatan lebih menantang, kata pengacara Karen C. Hermann. Ia menyebut, kadang butuh waktu berbulan-bulan tergantung dari proses dan pemindahan teknologinya.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini