Sukses

PT Timah Catat Rugi Rp 449,69 Miliar, Pendapatan Susut 32,8% pada 2023

Pendapatan PT Timah Tbk turun 32,88 persen menjadi Rp 8,39 triliun pada 2023, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,50 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) merilis laporan keuangan 2023 di tengah ramainya kasus dugaan korupsi timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022 yang dibongkar Kejaksaan Agung.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/3/2024), kinerja keuangan PT Timah Tbk kurang menggembirakan. Perseroan mencatat penurunan pendapatan dan cetak rugi sepanjang 2023.

Pendapatan PT Timah Tbk turun 32,88 persen menjadi Rp 8,39 triliun pada 2023, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,50 triliun.

Seiring pendapatan yang turun tersebut, PT Timah Tbk mencetak rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 449,69 miliar pada 2023. Kondisi ini berbeda dari 2022 yang cetak laba Rp 1,04 triliun.

Beban pokok pendapatan susut 20,56 persen menjadi Rp 7,92 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,97 triliun. Meski demikian, laba bruto Perseroan anjlok 81,55 persen pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 2,52 triliun.

Perseroan mencatat beban umum dan administrasi naik 9,48 persen dari Rp 842,94 miliar pada 2022 menjadi Rp 922,90 miliar. Beban penjualan turun 75,3 persen menjadi Rp 69,03 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 279,68 miliar.

Beban keuangan turun tipis 1,05 persen menjadi Rp 205,09 miliar pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 207,28 miliar. Pendapatan lain-lain naik 74,11 persen menjadi Rp 233,64 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 134,19 miliar. Perseroan meraup keuntungan atas revaluasi properti investasi turun menjadi Rp 14,61 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 24,59 miliar. Perseroan meraih kenaikan laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 28,35 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 10,51 miliar.

Seiring kinerja tersebut, PT Timah Tbk mencatat rugi per saham dasar/dilusi sebesar Rp 60 pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 140.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aset Perseroan

PT Timah Tbk membukukan ekuitas turun 11,35 persen menjadi Rp 6,24 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,04 triliun. Liabilitas naik 9,7 persen menjadi Rp 6,61 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 6,02 triliun.

Aset Perseroan terpangkas 1,6 persen menjadi Rp 12,85 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 13,06 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,5 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,20 triliun.

Lemahnya Permintaan

PT Timah Tbk menyatakan, lambatnya pemulihan perekonomian global dan domestik, serta tekanan harga logam timah dunia pada 2023 akibat penguatan mata uang AS dan lemahnya permintaan timah karena tingginya persediaan LME berdampak pada menurunnya ekspor timah Indonesia sejak 2022 sampai dengan saat ini.

Selain itu, penambangan timah tanpa izin yang terjadi di Bangka Belitung akibat tata kelola pertimahan yang belum membaik, berdampak negatif pada bisnis pertimahan di Indonesia khususnya Perseroan.

Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Fina Eliani menuturkan, kondisi ekonomi global dan domestik yang belum membaik serta lemahnya permintaan logam timah global di tengah aktivitas penambangan tanpa izin berdampak pada kinerja Perseroan pada 2023.

"Di tahun 2024 ini, Perseroan fokus pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang dan pembukaan lokasi baru, strategi recovery plan dan program efisiensi berkelanjutan, manajemen optimis kinerja Perseroan di tahun ini akan lebih baik sesuai dengan target,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Kinerja Produksi

Penurunan volume penjualan logam timah sebesar 6.420 metrik ton dan penurunan harga jual rerata logam timah sebesar USD4.891 per metrik ton dari 2022 berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Perseroan pada 2023.

Posisi nilai aset Perseroan pada 2023 sebesar Rp12,8 triliun, sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,6 triliun, naik 9,7% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp6,0 triliun. Di samping itu, pinjaman bank dan utang obligasi pada akhir 2023 menjadi Rp3,5 triliun dari sebelumnya Rp2,8 triliun. 

Posisi ekuitas sebesar Rp6,2 triliun, turun 11% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp7,0 triliun seiring kerugian yang dialami Perseroan.  Indikator keuangan Perseroan masih menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 38%, Current Ratio sebesar 139%, Debt to Asset Ratio sebesar 5,41%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 105,9%.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Maret 2024, harga saham PT Timah Tbk (TINS) naik 3,11 persen ke posisi Rp 830 per saham. Saham TINS dibuka turun lima poin ke posisi Rp 800 per saham. Harga saham TINS berada di level tertinggi Rp 880 dan terendah Rp 800 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.863 kali dengan volume perdagangan 1.141.301 saham. Nilai transaksi Rp 96,9 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini