Sukses

Penyebab Silicon Valley Bank Runtuh, Kenaikan Suku Bunga The Fed hingga Gagal Jual Aset

Silicon Valley Bank (SVB) mengumumkan telah menjual banyak sekuritas dengan kerugian dan akan menjual USD 2,25 miliar

Liputan6.com, Jakarta - Silicon Valley Bank runtuh pada Jumat, 10 Maret 2023 waktu AS akibat krisis modal yang menyebabkan kegagalan terbesar kedua dari sebuah lembaga keuangan dalam sejarah AS.

Dilansir dari CNN, Sabtu (11/3/2023), regulator California menutup pemberi pinjaman teknologi dan menempatkannya di bawah kendali US Federal Deposit Insurance Corporation. FDIC bertindak sebagai penerima, yang biasanya berarti akan melikuidasi aset bank untuk membayar kembali pelanggannya, termasuk deposan dan kreditur.

Pada Rabu,8 Maret 2023, SVB mengumumkan telah menjual banyak sekuritas dengan kerugian dan akan menjual USD 2,25 miliar atau setara Rp 34,8 triliun saham baru untuk menopang neracanya. 

Itu memicu kepanikan di antara perusahaan modal ventura utama, yang dilaporkan menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari bank. Saham perusahaan jatuh pada Kamis, menyeret bank lain ke bawah. 

Pada Jumat, saham Silicon Valley Bank dihentikan dan telah mengabaikan upaya untuk segera mengumpulkan modal atau mencari pembeli. Beberapa saham bank lainnya untuk sementara juga dihentikan, termasuk First Republic, PacWest Bancorp, dan Signature Bank.

Penurunan Silicon Valley Bank sebagian berasal dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve selama setahun terakhir. Ketika suku bunga mendekati nol, bank memuat obligasi atau surat utang jangka panjang yang tampaknya berisiko rendah. 

Namun, ketika the Fed menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, nilai aset tersebut telah jatuh, membuat bank-bank duduk dengan kerugian yang belum direalisasi.

Suku bunga yang lebih tinggi memukul teknologi dengan sangat keras, mengurangi nilai saham teknologi dan membuatnya sulit untuk mengumpulkan dana. Itu mendorong banyak perusahaan teknologi untuk menarik simpanan yang dipegang di SVB untuk mendanai operasi mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

AS Tutup Silicon Valley Bank, Salah Satu Kegagalan Bank Terbesar Sejak Krisis Keuangan Global

Sebelumnya, regulator keuangan Amerika Serikat (AS) telah menutup Silicon Valley Bank (SVB) dan mengambil kendali atas depositonya. Hal itu diumumkan Federal Deposit Insurance Corp pada Jumat, 10 Maret 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/3/2023), penutupan Silicon Valley Bank merupakan kegagalan bank terbesar di Amerika Serikat (AS) sejak krisis keuangan global lebih dari satu dekade lalu. Runtuhnya SVB, pemain kunci dalam komunitas teknologi dan modal ventura membuat perusahaan dan individu kaya tidak yakin apa yang akan terjadi dengan uangnya.

Berdasarkan siaran pers dari regulator,the California Department of Financial Protection and Innovation menutup SVB dan menyebutkan FDIC sebagai penerima. FDIC pada gilirannya telah menciptakan the Deposit Insurance National Bank of Santa Clara, yang sekarang memegang simpanan yang diasuransikan Silicon Valley Bank.

Dalam pengumumkan FDIC mengatakan, deposan yang diasuransikan akan memiliki akses ke simpanan paling lambat Senin pagi, 13 Maret 2023. Kantor cabang SVB juga akan dibuka kembali pada saat itu, di bawah kendali regulator. Berdasarkan siaran pers, pemeriksaan SVB akan terus dilakukan.

Asuransi standar FDIC mencakup hingga USD 250.000 per deposan, per bank untuk setiap kategori kepemilikan akun. FDIC mengatakan deposan yang tidak diasuransikan akan mendapatkan sertifikat penerima untuk saldo mereka.

Regulator mengatakan akan membayar dividen lanjutan kepada deposan yang tidak diasuransikan pada pekan depan dengan potensi pembayaran dividen tambahan karena regulator menjualan aset SVB.

Apakah deposan dengan lebih dari USD 250.000 pada akhirnya mendapatkan semua uang mereka kembali akan ditentukan oleh jumlah uang yang didapat regulator saat menjual aset Silicon Valley atau jika bank lain mengambil alih kepemilikan aset yang tersisa.

Ada kekhawatiran dalam komunitas teknologi hingga proses itu terungkap, beberapa perusahaan mungkin mengalami masalah dalam membuat daftar gaji.

 

3 dari 4 halaman

Dampak Penutupan SVB

Pada akhir Desember, SVB memiliki aset sekitar USD 209 miliar dan total simpanan USD 175,4 miliar, menurut siaran pers. FDIC mengatakan, tidak jelas bagian mana dari simpanan itu yang berada di atas batas asuransi.

Kegagalan bank Amerika Serikat terakhir sebesar ini adalah Washington Mutual pada 2008 yang memiliki aset USD 307 miliar.

SVB adalah bank besar untuk perusahaan yang didukung ventura yang sudah berada di bawah tekanan karena suku bunga yang lebih tinggi dan perlambatan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO)  yang mempersulit untuk mengumpulkan uang tunai tambahan.

Dampak Penutupan SVB

Penutupan SVB tidak hanya berdampak pada simpanan, tetapi juga fasilitas kredit dan bentuk pembiayaan lainnya.  FDIC mengatakan, kreditur harus terus melakukan pembayaran seperti biasa.

Langkah tersebut merupakan kejatuhan cepat untuk SVB. Pada Rabu, bank mengumumkan akan mencari modal tambahan lebih dari USD 2 miliar setelah menderita kerugian USD 1,8 miliar dari penjualan aset.

4 dari 4 halaman

Saham SVB Anjlok

Saham perusahaan induk SVB Financial Group turun 60 persen pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal itu membawa kapitalisasi pasar saham di bawah USD 7 miliar. Saham SVB turun lagi 60 persen pada perdagangan premarket Jumat, 10 Maret 2023 sebelum dihentikan.

CNBC melaporkan Jumat pekan ini upaya meningkatkan modal telah gagal dan SVB beralih ke potensi penjualan. Namun, aliran simpanan yang cepat mempersulit proses penjualan. Sementara banyak analis wall street berpendapat perjuangan SVB tidak mungkin menyebar ke sistem perbankan yang lebih luas, saham bank menengah dan regioal lainnya mengalami tekanan pada Jumat pekan ini.

Menteri Keuangan Janet Yellen menuturkan, selama kesaksian di hadapan House Ways and Means Committee pada Jumat pagi kalau dia memantau dengan sangat hati-hati perkembangan di beberapa bank. Yellen membuat komentarnya sebelum pengumuman FDIC.

Tak lama setelah meninggalkan Capitol Hill, Yellen menuturkan, pertemuan pejabat tinggi di FED, FDIC, dan pengawas mata uang khusus untuk membahas situasi di SVB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.