Sukses

BRI Optimistis Laba Bersih Tembus Rp 40 Triliun hingga Akhir 2022

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI yakin catat kinerja positif pada semester I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI optimistis dapat mencatatkan kinerja moncer pada semester II 2022. Direktur Utama BRI, Sunarso, optimistis laba bersih perseroan tembus Rp 40 triliun pada akhir 2022.

"Saya sangat optimis dan yakin seyakin-yakinnya, akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp 40 triliun,” kata Sunarso dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah menyampaikan, perseroan memang telah menyiapkan sejumlah panduan hingga akhir tahun. Pertama, dari sisi pertumbuhan pinjaman diperkirakan tumbuh pada kisaran 9 persen hingga 11 persen.

"Driver pertumbuhan masih akan berasal dari segmen mikro dan ultra mikro yang mungkin tumbuh sedikit lebih tinggi daripada total guidance kita,” kata Vivi.

Kemudian net interest margin sampai dengan akhir tahun diyakini berada pada kisaran 7,7 persen sampai dengan 7,9 persen. Untuk cost of credit diperkirakan pada 2,7 persen sampai dengan 2,9 persen, lebih rendah dibandingkan posisi pencapaian per Juni 2022.

"Kemudian untuk opex, pertumbuhan overhead cost growth itu masih ada di kisaran 6 persen sampai dengan 8 persen. Sementara untuk non performing loan itu masih akan ada di 2,8 persen sampai 3 persen,” imbuh Vivi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

BRI Catat Realisasi Pemesanan SR017 Rp 1,01 Triliun

Sebelumnya, sebagai bank yang ditunjuk menjadi salah satu mitra penjualan sukuk ritel SR017, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencatatkan nilai pemesanan sukuk ritel 017 mencapai Rp1,01 triliun atau merealisasi 133 persen dari target penjualan Rp 750 miliar per 1 September 2022. Perseroan optimistis nilai pemesanan akan terus bertumbuh hingga akhir periode penawaran.

Seperti diketahui, sukuk negara ritel merupakan produk investasi berprinsip syariat yang diterbitkan dan ditawarkan oleh pemerintah kepada warga negara Indonesia. Saat ini, penawaran sukuk ritel SR017 telah dibuka sejak 19 Agustus 2022 hingga 14 September 2022.

Sementara itu, larisnya penjualan SR017 menjadi bukti bahwa pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi semakin meningkat.

BRI selaku mitra terus mengoptimalisasi literasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap produk SBN yang diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan penyerapan investasi pada sisi domestik.

Pemahaman masyarakat yang semakin melek terhadap berbagai instrumen investasi, termasuk keuntungannya ini pun semakin dipermudah dengan layanan pembelian produk investasi secara daring melalui sbn.bri.co.id.

Tak hanya itu, dalam mendukung peningkatan kinerja, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, perseroan terus berusaha menyelaraskan strategi bisnis dengan digitalisasi.

“Ini tercermin dari rencana peluncuran produk pemasaran digital bancassurance melalui Financial Super Apps BRImo. Diharapkan, inisiatif ini dapat memberi kemudahan dalam penyediaan kebutuhan layanan digital banking sehingga menjadi solusi holistik bagi nasabah,” kata Handayani dalam keterangan resminya, Rabu (7/9/2022).

3 dari 5 halaman

Fitur Baru

BRImo telah meluncurkan fitur baru yaitu fitur Surat Berharga Negara (SBN) yang memudahkan nasabah dalam melakukan pembelian SBN Ritel dan melakukan pengecekan kepemilikan SBN.

Hal tersebut dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh Surat Berharga Negara, apalagi di tengah penawaran seri SR017.

Investasi SR017 sendiri menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat karena kemudahan dan harganya yang terjangkau. Mulai dari Rp1 juta, masyarakat sudah bisa membeli SR017. Sementara nilai maksimum pembelian berada di angka Rp5 miliar.

Penawaran seri ini membuat sukuk negara ritel (SR) seri SR017 terpantau laris manis diburu investor. Tingginya minat investor terhadap SR017 karena dinilai surat berharga syariat negara (SBSN) ritel ini menawarkan imbal hasil tertinggi dibandingkan SBN Ritel seri sebelumnya sepanjang 2022.

Selain itu, imbal hasil SR017 ini memberikan imbal hasil 5,9 persen per tahun, dan jatuh tempo hanya 3 tahun pada 10 September 2025. Terakhir, SR017 ini juga memiliki karakteristik rendah risiko serta dijamin oleh negara sehingga memiliki risiko gagal bayar yang nyaris tidak ada.

 

4 dari 5 halaman

BRI Gelar Buyback hingga Agustus 2023, Optimistis Kerek Kinerja

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI akan melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham maksimal Rp 3 triliun. Rencana itu telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui RUPST perseroan yang digelar pada 1 Maret 2022.

Adapun proses pembelian kembali saham dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya buyback lewat RUPS, atau pada rentang waktu 1 Maret 2022 - 31 Agustus 2023. Sesuai dengan keterbukaan informasi sebelumnya, saham hasil buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham bagi karyawan perusahaan atau yang disebut Insan BRILian.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan pada saat mengusulkan rencana buyback dalam RUPST pada 2022. Sehingga aksi korporasi tersebut tidak akan mengganggu keuangan perseroan.

“Di sisi lain buyback BBRI diproyeksikan akan meningkatkan motivasi dan kinerja Insan BRILian sehingga dapat lebih optimal terhadap pencapaian target sehingga dapat berujung pada peningkatan kinerja perseroan,” kata Sunarso dalam keterangan resmi, Senin (29/8/2022).

Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu mengatakan, ada beberapa hal yang dicermati terkait aksi korporasi ini. Salah satunya terkait valuasi harga saham BRI yang dinilai belum mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya atau undervalued.

"Selain kebutuhan untuk treasury stock yang pada akhirnya akan dipergunakan untuk insentif kinerja jangka panjang kepada pekerja yang high performer, kami melihat bahwa harga saham BRI masih undervalued, terlebih apabila dibandingkan dengan pencapaian kinerja perseroan. Hal ini membuat kami terus melakukan buyback saham," kata Viviana.

5 dari 5 halaman

Optimistis terhadap Pemulihan Ekonomi

Terpisah, Analis Senior CSA Research Institute yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menilai aksi korporasi tersebut menggambarkan manajemen BRI yang memiliki optimisme terhadap pemulihan ekonomi tanah air dan proyeksi kinerja BRI di masa datang.

Mengingat aksi ini berkaitan program kepemilikan saham bagi karyawan perusahaan, Reza mengatakan buyback BBRI dapat menjadi penopang pertumbuhan perseroan ke depan. Sebab menurutnya, pekerja atau karyawan umumnya akan lebih termotivasi apabila memiliki saham perseroan.

“Ibaratnya, kondisi masih pandemi saja BRI bisa meningkat kinerjanya. Bagaimana kalau tidak pandemi, harusnya kinerja BRI bisa lebih tinggi lagi. Apalagi kalau kita percaya bahwa pemulihan ekonomi ini terus terjadi, dan orang-orang Indonesia semangat dan gigih dalam bekerja, tentunya menjadi penopang pertumbuhan buat BBRI,” kata Reza.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.