Sukses

Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cermati Imbal Hasil Obligasi

Bursa saham Asia Pasifik kembali beragam pada Rabu, 5 Januari 2021 seiring wall street yang bervariasi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu pagi (5/1/2022). Hal ini seiring wall street yang juga beragam tetapi indeks Dow Jones catat rekor baru.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,1 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix menanjak 0,38 persen dan indeks Kospi melemah 0,25 persen. Indeks Australia ASX 200 susut 0,16 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,05 persen.

Investor juga akan mencermati perkembangan imbal hasil obligasi di pasar obligasi seiring imbal hasil obligasi AS menguat dengan laju tercepat dalam dua dekade. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 1,71 persen pada Selasa, 4 Januari 2022, dan berada di posisi 1,65. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.

Di wall street, indeks Dow Jones melompat 214,59 poin ke posisi 36.799,65. Indeks acuan utama lainnya melemah seiring kenaikan imbal hasil obligasi. Indeks Nasdaq merosot 1,33 persen menjadi 15.622,72. Indeks S&P 500 susut ke posisi 4.793,54.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,26 dari sebelumnya 96. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 116,13 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wall Street Beragam, Indeks Dow Jones Cetak Rekor

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 4 Januari 2022. Indeks Dow Jones menguat pada hari kedua seiring investor bertaruh pada saham yang akan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang kuat meski ada ancaman omicron.

Akan tetapi, lonjakan imbal hasil obligasi terus menerus terjadi sehingga menyebabkan investor keluar dari saham teknologi. Sentimen itu mendorong indeks Nasdaq tertekan. Saham Nvidia dan Tesla bebani pasar saham.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 214,59 poin atau 0,5 persen ke posisi 36.799,65. Indeks Dow Jones mencapai rekor intraday pada awal perdagangan. Indeks S&P 500 juga mencapai rekor intraday, tetapi tertahan kerugian saham teknologi. Indeks S&P 500 susut 0,06 persen menjadi 4.793,54. Indeks Nasdaq susut 1,3 persen menjadi 15.622,72 karena tekanan saham teknologi.

Pada pekan ini, investor bertaruh ekonomi dapat mengatasi lonjakan terbaru dalam kasus COVID-19 yang mencapai 1 juta di AS. Optimisme itu mendorong kenaikan tingkat bunga dan memecahkan pasar saham. Di sisi lain, saham bank mendapatkan sentimen positif dari kenaikan suku bunga. Saham JPMorgan Chase, American Express dan Goldman Sachs termasuk di antara yang mendapatkan keuntungan terbesar di indeks Dow Jones.

Saham Caterpillar dan lainnya yang terkait langsung dengan pemulihan ekonomi juga melonjak. Saham energi seperti Occidental Petroleum naik 7,4 persen dan Coterra Energy bertambah 6,9 persen. Saham Halliburton melonjak 6 persen seiring kenaikan harga minyak mentah dan Morgan Stanley dongkrak perusahaan jasa minyak.

Ford Motor pemenang terbesar di indeks S&P 500 dengan menanjak 11,6 persen. Saham Ford naik setelah perseroan membuka pesanan untuk truk pickup listrik F-150 pada pekan ini. Sebelumnya produk ini mendapat respons luar biasa. Ford juga umumkan rencana melipatgandakan rencana produksi  menjadi 150.000 per tahun.

3 dari 3 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Sementara itu, saham teknologi tertekan seiring investor khawatir kenaikan suku bunga sehingga melepas saham tersebut.

Saham Tesla turun 4,1 persen setelah melonjak 13 persen pada awal pekan ini, dan menguat 8,5 persen pada 2021. Saham Nvidia susut 2,7 persen. Saham perusahaan cloud CrowdStrike dan Okta masing-masing melemah 4,6 persen dan 3,4 persen.

Imbal hasil obligasi melonjak pada hari kedua seiring investor mencerna bukti yang berkembang karena varian omicron mungkun kurang menjadi hambatan material pada pertumbuhan global yang awalnya diantisipasi banyak orang.

“Kami percaya ada kenaikan lebih lanjut untuk saham meski sejauh ini berjalan kuat. Varian baru ini terbukti lebih ringan dari yang sebelumnya,” ujar JPMorgan Equity Strategist Mislav Matejka.

Ia menuturkan, pihaknya terus melihat keuntungan untuk pendapatan dan percaya proyeksi konsensus pada 2022 akan kembali rendah.

Di tempat lain, operator pelayaran melanjutkan kenaikan. Saham Carnival Corp, Royal Caribbean dan Norwegian Cruise masing-masing naik lebih dari 1 persen. Saham maskapai juga menguat sebagai bagian dari pembukaan kembali perdagangan.

Sebelumnya rata-rata indeks acuan pada awal pekan ini dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi. Indeks Nasdaq naik lebih dari 1 persen, yang dipimpin oleh Tesla dan Apple. Apple pun menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD 3 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.