Sukses

Perbesar Kontribusi ke Induk, TelkomSigma Bidik Pendapatan Naik

Pertumbuhan bisnis TelkomSigma dikatakan selalu di atas industri yang bergerak di kisaran 15 persen-20 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatatkan kinerja yang baik untuk anak usahanya, TelkomSigma, yang kini bisa menjadi pemain papan atas di bisnis Teknologi Informasi (TI) nasional setelah menjadi pemilik perusahaan itu pada 2010 lalu.

"Kami berhasil memiliki pendapatan nyaris Rp 2  triliun di 2014. Pertumbuhan bisnis kita selalu dobel digit sejak diakuisisi Telkom. Kalau dilihat, kita tumbuh 10 kali lipat tahun lalu sejak diakuisisi Telkom. Soalnya waktu itu pendapatan sigma sekitar Rp 185 miliar," ungkap CEO TelkomSigma Judi Achmadi di Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Pertumbuhan bisnis TelkomSigma dikatakan selalu di atas industri yang bergerak di kisaran 15 persen-20 persen. Tahun ini perusahaan membidik pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun.

"Tetapi saya minta di internal bisa mencapai Rp 3 triliun. Kami ini masuk 4 besar di bisnis TI nasional," tutur dia.

Pasokan pendapatan berasal dari bisnis Sistem Integrasi (SI) yakni sekitar 50 persen, Data Center (35 persen), dan Cloud Commputing (15 persen).

"Kami ingin naikkan kontribusi bisnis Data Center menjadi 40 persen-45 persen agar SI bisa turun. Soalnya SI itu banyak berbasis proyek, kalau Data Center bisa mendatangkan recurring income,"ulasnya.

Dia mengklaim di bisnis Data Center TelkomSigma  memiliki keunggulan dengan layanan Always on. Dalam operasinya Always on didukung 3 data center Telkom Sigma yakni di Serpong, Sentul dan Surabaya.

Saat ini kapasitas data center dari TelkomSigma sekitar 60 - 65 ribu meter persegi dan tahun ini ditargetkan menjadi 100 ribu meter persegi.

"Sekarang kita menguasai sekitar 35% bisnis data center, kalau kapasitas sudah 100 ribu meter persegi, kita menguasai 50 persen pangsa pasar bisnis ini," pungkasnya.

Guna mewujudkan ambisi memiliki kapasitas data center 100 ribu meter persegi, TelkomSigma  mengalokasikan belanja modal secara multi years sejak beberapa tahun lalu dengan nilai Rp 1 triliun. Hingga 2014, dana itu sudah terserap sekitar Rp 600 miliar.

Untuk belanja modal 2015, TelkomSigma mengalokasikan sekitar 25 persen dari target pendapatan Rp 2,5 triliun hingga Rp 3 triliun persegi atau sekitar Rp 625 miliar hingga Rp 750 miliar.

Telkom membeli Sigma Cipta Caraka mulai 2008 dengan menguasai sekitar 80% sahamnya. Pada 2010, emiten Halo-halo ini menguasai 100% saham perusahaan itu dan memperkenalkan TelkomSigma. Nilai transaksi waktu itu diperkirakan sekitar US$ 35 juta. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini