Sukses

Menunggu Kabar dari China, Bursa Asia Kompak Anjlok Semua

Data ekonomi China yaitu harga rumah baru, pengangguran perkotaan dan angka penjualan ritel untuk bulan April akan dirilis pada hari Jumat ini. Bursa Asia tengah menanti data-data tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia Pasifik atau biasa disebut dengan bursa Asia bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Pelemahan bursa Asia ini karena investor tengah menunggu data ekonomi utama dari China.

Pelaku pasar di Asia sepertinya tengah mengambil jeda setelah terjadi penguatan pada perdagangan di sesi sebelumnya. Saat ini investor tengah menunggu data penting dari China untuk menilai keadaan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.

Data ekonomi China yaitu harga rumah baru, pengangguran perkotaan dan angka penjualan ritel untuk bulan April akan dirilis pada hari Jumat ini.

Selain itu masih terkait dengan China, Presiden Rusia Vladimir Putin juga tengah melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari ke CHina.

Dalam konferensi pers, ia mengatakan bahwa diskusi telah berlangsung hangat dan bersahabat dan telah menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara.

Di luar China, Singapura juga akan merilis angka ekspor domestik non-minyak untuk bulan April, dengan NODX diperkirakan turun 10% YoY.

Mengutip CNBC, Jumat (17/5/2024), indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,78% pada pembukaan perdagangan. Sedangkan Topix berbasis luas turun 0,33%.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,11% setelah tingkat pengangguran negara itu tetap tidak berubah di 2,8% pada bulan April. Sementara saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 1,66%.

Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,49% pada pembukaan.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 19,562, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan dengan penutupan HSI di 19,376.53.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street

Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak bergerak melemah pada penutupan perdagangan semalam.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup sedikit lebih rendah, setelah sempat melonjak di atas 40.000 untuk pertama kalinya.

Indeks saham blue-chip ini mencapai titik tertinggi di 40.051,05. Angka tersebut telah mendekati angka 40.000 pada awal tahun ini sebelum sedikit penurunan pada April di tengah kekhawatiran atas tingginya suku bunga.

Sedangkan indeks S&P 500 juga naik ke rekor baru setelah ditutup di atas level 5.300 untuk pertama kalinya pada hari Rabu. Namun kemudian juga mengalami tekanan.

Nasdaq yang sarat saham-saham teknologi juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Dow Jones mengakhiri hari dengan turun 0,1% pada 39.869,38. S&P 500 turun 0,21%, sedangkan Nasdaq mengakhiri hari lebih rendah 0,26%.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini