Sukses

Lenis Kogoya Minta Egianus Kogoya Hentikan Aksinya: Ngapain Kita Berantem Bunuh Orang Terus?

Lenis Kogoya, yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua akan turun tangan melakukan pendekatan demi membebaskan pilot Susi Air.

Liputan6.com, Jakarta - Lenis Kogoya, yang juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua akan turun tangan melakukan pendekatan demi membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang lebih dari 40 hari disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

"Kita datang dengan pendekatan hati. Pendekatan ini ada beberapa konsep. Konsep pertama, kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan, tidak baik," kata Lenis yang juga Staf Ahli Kantor Staf Presiden Bidang Politik dan Keamanan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/3/2023).

Lenis mengatakan dirinya akan menyerukan kepada Egianus untuk segera menghentikan kekerasan.

Pemerintah pusat, kata Lenis, sudah mengupayakan kesejahteraan dan pembangunan di Papua. Salah satu upaya itu adalah dengan pembentukan empat provinsi baru di Papua, yaitu Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Menurut Lenis, lebih baik Egianus dan kelompoknya segera bergabung untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam menciptakan kemajuan dan kesejahteraan di Papua.

"Lebih baik Egianus dan masyarakat Papua tidak usah membunuh. Mari kita bangun karena sudah dikasih provinsi. Dari satu provinsi, dua provinsi, sekarang enam provinsi. Ngapain kita berantem bunuh orang terus? Kami lembaga adat akan kejar mereka," kata dia.

Menurut Lenis, saat ini langkah terdekat untuk membebaskan kapten Philips adalah dengan pendekatan persuasif. Dia berjanji akan berupaya sekeras mungkin agar Kapten Philip dapat segera bebas.

"Kami tanggung jawab koordinasi dengan masyarakat, harus lepas. Masuk semua, kita bangun semua karena sudah dikasih provinsi," kata Lenis.

Kapten Philip, pilot asal Selandia Baru, disandera KKB sejak 7 Februari 2023 setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Selain menyandera Philip, KKB juga membakar pesawat jenis Pilatus Porter milik Maskapai Susi Air.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

15 Orang Jadi Tersangka

Sebanyak 15 orang ditetapkan sebagai tersangka kasus pembakaran pesawat Susi Air di Paro, Nduga, Papua. Direskrimum Polda Papua Kombes Paizal Rahmadani mengatakan, penetapan itu dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara dan menetapkan 15 orang sebagai tersangka termasuk pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya.

Selain ditetapkan sebagai tersangka, mereka juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang identitas dan fotonya akan disebar ke sejumlah polres.

"Lima belas orang yang jadi tersangka dan masuk DPO adalah anggota KKB yang melakukan pembakaran terhadap pesawat jenis Pilatus milik Susi Air," katanya.

Faizal mengakui, tidak semua tersangka berada di dalam video saat pembakaran pesawat di Paro karena ada juga hasil identifikasi dan keterangan saksi.

"Saksi yang dimintai keterangan ada lima orang," kata Faizal.

Kombes Faizal yang juga menjabat sebagai Dan Satgas Damai Cartenz mengaku pencarian terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru terus dilakukan.

"Mudah-mudahan pilot Philip Mark Mahrtens yang disandera sejak 7 Pebruari dapat segera dibebaskan," kata Kombes Faizal Rahmadani.

KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mark Mahrtens sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Selain menyandera pilot, KKB juga membakar pesawat jenis Pilatus milik Susi Air.

 

Kesehatan Pilot Susi Air Menurun

KKB pimpinan Egianus Kogoya dan pilot Susi Air saat ini diperkirakan berada di sekitar Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya. Hal itu diungkapkan Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri. Dirinya menduga kedua kabupaten tersebut saling terhubung dan masih memiliki kekerabatan dengan Egianus Kogoya.

"Egianus tidak mungkin keluar jauh dari kampung-kampung yang selama ini menjadi penyuplai bahan makanan untuk dirinya dan anggota," katanya, Jumat (24/3/2023).

Mathius Fakhiri juga mengatakan, upaya pembebasan sandera masih terus dilakukan termasuk oleh tim yang dikirim penjabat Bupati Nduga. Pihaknya juga masih memberi kesempatan bagi tim yang dikirim penjabat Bupati Nduga untuk melaksanakan misi kemanusiaan guna membebaskan sandera yang berprofesi pilot di Sisi Air.

Jenderal bintang dua asal Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan itu mengakui, Egianus sempat berada di sekitar Koyawage, Kabupaten Lanny Jaya namun tidak membawa sanderanya. 

Koyawage sendiri merupakan daerah asal ibunya sehingga diperkirakan Egianus sengaja mendatangi wilayah itu, dan saat ini dilaporkan sudah kembali ke sekitar wilayah Kabupaten Nduga.

Namun dimana pastinya sandera tersebut berada, tim gabungan TNI-Polri masih terus berupaya melakukan pencarian sambil menunggu hasil dari tim yang dibentuk penjabat Bupati Nduga.

Sementara itu, Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen mengatakan pilot Susi Air Philip Mark Mahrtens dipastikan masih dalam kondisi masih hidup, namun dalam keadaan sakit.

"Bisa kami pastikan bahwa pilot sekarang sampai update terakhir masih dalam kondisi hidup," ujarnya.

Meski begitu, katanya, ada beberapa analisa dari pihak kepolisian yang menyebut kondisi pilot sekarang dalam keadaan sakit.

"Itu dari beberapa faktor yang kami analisa, karena kecapean, cuaca atau makanan," katanya.

Rio berharap Philips dapat dibebaskan dalam waktu dekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.