Sukses

Ada Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Provinsi, Warga Diimbau Waspada

Masyarakat diimbau waspada terhadap terhujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang, yang berpotensi terjadi di sejumlah provinsi, hari ini Senin (30/5/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat diimbau waspada terhadap terhujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang, yang berpotensi terjadi di sejumlah provinsi, hari ini Senin (30/5/2022).

Dalam sistem peringatan dini cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Banten, DKI Jakarta.

Kemudian Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sumatra Selatan.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mendorong komunitas internasional untuk bergotong-royong membangun Multihazard Early Warning System, atau sistem peringatan dini multibencana yang andal untuk menghadapi berbagai bencana alam dan perubahan iklim.

"Gotong-royong menjadi sebuah pilihan terbaik di tengah situasi global yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19, sebab kesenjangan antarnegara semakin menonjol, di mana masyarakat global dan pemerintah kewalahan dengan krisis ekonomi global dan nasional," ujar Dwikorita.

Saat membuka acara Third Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-III) yang digelar di Bali, Dwikorita mengatakan ketahanan sosial ekonomi menjadi tantangan utama bagi banyak negara.

Dwikorita menyatakan tantangan tersebut semakin berat dan kompleks seiring dampak perubahan iklim yang juga semakin nyata dan dinamika lempeng tektonik planet bumi yang menunjukkan tren peningkatan keaktifan.

Akibat perubahan iklim, peristiwa ekstrem semakin sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama.

"Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sendiri memproyeksikan bumi akan mengalami pemanasan jangka pendek hingga 1,5 derajat celcius di atas tingkat pra-industri lima tahun ke depan atau tahun 2026. Proyeksi tersebut memiliki peluang mencapai 50 persen," katanya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banjir Rob

Sementara itu, sebanyak enam rumah nelayan di Dusun Kalap Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah hancur akibat disapu banjir rob.

"Tim kami sudah ke lokasi untuk memberikan bantuan sembako dan memeriksa kondisi kesehatan para korban," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Senin.

Rihel menjelaskan, banjir rob tersebut terjadi Senin (23/5) sekitar pukul 12.10 WIB. Banjir rob atau pasang air laut dengan ketinggian sekitar satu meter tiba-tiba menghantam kawasan itu.

Warga setempat sempat menyelamatkan diri sehingga tidak sampai ada korban jiwa. Banjir yang kemudian surut sekitar pukul 17.00 WIB menyebabkan lima rumah hancur total terbawa banjir akibat tiangnya tercabut dan satu rumah rusak parah.

Rihel mengatakan, kondisi warga korban banjir dalam keadaan sehat. Tim BPBD yang didampingi pemerintah Desa Ujung Pandaran juga telah mendata kondisi di lokasi.

Rumah-rumah tersebut sedikit terpisah dari permukiman dan pusat Desa Ujung Pandaran. Rumah-rumah itu dibangun sederhana karena umumnya untuk ditempati warga saat musim panen tangkapan ikan agar mereka mudah saat melaut.

"Korban merupakan warga yang tinggal tidak menetap (memadam) hanya pada musim panen ikan yaitu satu sampai empat minggu. Rumah aslinya di simpang tiga Desa Ujung Pandaran," jelas Rihel.

Kejadian ini baru mencuat setelah beredar video kondisi para korban yang disebutkan membutuhkan bantuan. Para korban banjir rob itu mengungsi ke rumah tetangga mereka yang selamat dari kejadian itu.

Sempat terjadi simpang siur terkait lokasi kejadian karena berada di perbatasan Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan. BPBD Kotawaringin Timur bahkan sempat menyatakan bahwa berdasarkan hasil koordinasi mereka dengan Pemerintah Kecamatan Teluk Sampit, kejadian itu masuk wilayah Seruyan.

BPBD Kabupaten Seruyan pun menyikapi informasi itu dengan langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian pada Minggu (29/5). Hasil pengecekan itulah yang membuat mereka memastikan bahwa kejadian tersebut masuk wilayah Kotawaringin Timur.

Kepala Pelaksana BPBD Seruyan Agung Sulistyo menyampaikan bahwa pihaknya sudah menurunkan tim untuk meninjau ke tempat terjadinya bencana gelombang rob air laut yang menyebabkan sembilan rumah warga rusak.

“Kita sudah perintahkan tim untuk meninjaunya, setelah dicek di lapangan bahwa tempat kejadiannya berada di Kalab Cabang Kabupaten Kotawaringin Timur,” kata Agung.

Meski kejadian tersebut berada di wilayah Kotawaringin Timur, pihaknya juga memantau kondisinya karena lokasinya dekat dengan Desa Sungai Bakau yang masuk wilayah Seruyan. Masyarakat di wilayah Seruyan juga diimbau waspadai ancaman banjir rob.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.