Sukses

Skandal Memalukan Penemuan 'Buku Harian' Adolf Hitler

Stern mengklaim, buku tersebut akan memaksa para sejarawan menulis ulang biografi Adolf Hitler dan sejarah Reich Ketiga (Third Reich).

Liputan6.com, Jakarta - Adolf Hitler, bagaimana pun adalah seorang pria. Seperti pria-pria lain, dia juga punya sisi pribadi yang harus diungkapkan. Ini adalah coretan seorang pria yang menggemparkan dunia: "Sesuai keinginan Eva, aku menjalani pemeriksaan dokter. Karena pil baru itu, aku kerap buang angin. Dan, kata Eva, nafasku bau."

Pada lembar lain, ia menulis, "Aku harus bicara serius pada Eva. Ia pikir, seorang pemimpin Jerman bisa menghabiskan waktu seenaknya untuk hal-hal pribadi." Lalu, catatan harian bertarikh Juni 1935 menyebut, "Eva kini punya 2 anjing. Ia tak lagi merasa bosan."

Buku misterius itu berisi curahan hati seorang lelaki untuk orang yang ia kasihi, Eva. Coretan itu juga berisi pengakuan yang cukup menggelitik sekaligus ironis, bahwa dia mengaku tak tahu apa yang terjadi pada nasib orang Yahudi di Jerman saat Nazi berkuasa.

Dunia digemparkan dengan penemuan buku harian Adolf Hitler. Berita penemuan itu disampaikan pada 22 April 1983 oleh majalah Jerman, Stern.

"Buku Harian Hitler Ditemukan," demikian ditulis dalam sampul muka majalah itu. Dunia pun gempar.

Kabarnya, pada April 1945, sebuah pesawat yang membawa harta benda milik Hitler kecelakaan di dekat Dresden. Buku harian Hitler, ada dalam harta benda di pesawat tersebut. Wartawan Stern, Gerd Heidemann mengaku mendapatkannya dari seorang 'sumber' Nazi.

Stern mengklaim, buku tersebut akan memaksa para sejarawan menulis ulang biografi Hitler dan sejarah Reich Ketiga (Third Reich).

Gerd Heidemann mengaku mendapatkan 62 volume buku itu dengan harga 9,3 juta mark atau US$ 6,1 juta dari pedagang barang antik sekaligus pelukis, Konrad Kujau.

Jajaran editor di majalah itu berjanji bakal menyerahkan buku harian tersebut ke Badan Arsip Jerman Barat untuk diwariskan kepada generasi mendatang.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terkuak

Dua pekan berlalu, kisah itu pun terkuak. Rupanya, buku harian yang dibanggakan itu merupakan bohong belaka, penulisnya bukan Hitler, melainkan Kujau.

Usai terungkap, majalah Stern harus membawa malu dalam waktu cukup lama dan butuh bertahun-tahun untuk memulihkan nama baiknya.

Tak hanya menanggung malu, Heidemann bahkan sempat dihadiahi jeruji besi dalam kasus penggelapan. Sedangkan Kujau, dipenjara dengan tuduhan kasus penipuan.

Reputasi sejarawan Inggris, Hugh Trevor-Roper atau Lord Dacre -- yang menyebut buku itu asli, sementara ahli lain menyangsikannya -- runtuh seketika.

Skandal buku harian Hitler menjadi sangat besar. Jika tak disebut paling besar kelas dunia, setidaknya dalam dunia jurnalisme Jerman setelah perang Dunia II berakhir.

Badan Arsip Federal Jerman pada 2013 lalu berniat mengoleksi buku harian tersebut. Bukan sebagai sumber sejarah Nazi, melainkan sebagai pengenang kebohongan dari majalah Stern.

"Buku harian Hitler palsu adalah dokumen dari masa lalu," kata Michael Hollmann, Kepala Badan Arsip, seperti dikutip dari New York Times.

Sementara, Dominik Wichmann, Pemimpin Redaksi Stern kala itu mengatakan, pihaknya punya alasan kuat untuk menyerahkannya pada badan arsip.

"Buku harian palsu itu adalah bagian dari sejarah Stern," kata dia. "Kami tak ingin menampik fakta itu, melainkan menghadapinya dengan cara yang tepat dan faktual."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.