Sukses

Aneh Gempa Pulau Enggano Magnitudo 6,3 Tak Dirasakan Kuat, Begini Penjelasan BMKG

Pulau Enggano diguncang gempa tektonik Magnitudo 6,3 pada Rabu (10/2/2021) pukul 19.52.26 WIB.

Liputan6.com, Bengkulu - Gempa tektonik Magnitudo 6,5 yang kemudian diperbarui menjadi Magnitudo 6,3 pada Rabu (10/2/2021) pukul 19.52.26 WIB di Pulau Enggano, getarannya tidak dirasakan kuat. Kapala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, Kamis (11/2/2021) mengatakan, lemahnya dampak guncangan gempa Enggano disebabkan faktor jarak dan kondisi batuan di zona gempa tersebut.

Dia menjelaskan guncangan gempa kuat itu hanya dirasakan dalam skala intensitas III MMI dimana getaran seperti truk berlalu di Pulau Enggano yang merupakan lokasi paling dekat pusat gempa.

Sedangkan di Bengkulu dan Kepahiang guncangan dirasakan lebih lemah lagi hanya dalam skala intensitas II MMI yang didiskripsikan getaran dirasakan hanya oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Jika dihitung secara teliti, jarak episenter gempa ke Pulau Enggano sejauh 84 km, sedangkan jarak episenter ke Kota Bengkulu sejauh 221 km. Kondisi ini dapat dianalogikan seolah gempa magnitudo 6,3 terjadi di kedalaman menengah, sehingga wajar jika guncanganya menjadi tidak signifikan, karena percepatan getaran tanah yang terjadi saat gempa sudah mengalami atenuasi atau pelemahan sampai di Pulau Enggano dan Bengkulu.

Di samping faktor jarak yang cukup jauh, pusat gempa yang terjadi di bidang kontak antar lempeng ini menjalar melalui batuan keras di Pulau Enggano, yang tersusun oleh batuan taji atau prisma akresi (the accretionary prism) yang sangat keras sehingga dapat mengalami deamplifikasi atau peredaman.

Dia mengatakan sudah lazim selama ini gempa signifikan yang bersumber di zona megathrust Sumatra relatif mengalami peredaman di Pulau Enggano, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Batu, Pulau Nias dan Pulau Simeulue.

Gempa Enggano berpusat di bidang kontak antar Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia tepatnya di Segmen Megathrust Enggano yang memiliki magnitudo tertarget 8,4.

Segmen Megathrust Enggano sudah melepaskan energinya pada pada 4 Juni 2000 dengan magnitudo 7,9. Gempa tersebut mengakibatkan 94 orang tewas, lebih dari 1.000 orang luka-luka dan sedikitnya 15.000 rumah rusak berat.

Gempa itu merusak karena magnitudonya yang besar, memiliki kedalaman dangkal, serta lokasi episenternya yang terletak diantara Kota Bengkulu dan Pulau Enggano, sehingga berdampak di Pulau Enggano dan Wilayah Provinsi Bengkulu.

Meskipun segmen Megathrust Enggano sudah rilis energi dengan gempa besarnya pada tahun 2000, namun kewaspadaan perlu terus ditingkatkan karena secara umum gempa belum dapat diprediksi.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.