Sukses

Sumpah Serapah Rektor USN Kolaka kepada CPNS Nakal

Liputan6.com, Kolaka - Sumpah jabatan menjadi hal biasa dan wajar ketika akan mengemban sebuah jabatan, termasuk para peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Hal ini dilakukan agar seorang yang menjabat suatu jabatan itu tidak melanggar aturan. Namun, sumpah jabatan itu bisa berubah menjadi menakutkan bila isinya kutukan.

Seperti yang diucapkan Rektor Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Dr Azhari, kepada peserta seleksi CPNS di lingkungan kampus yang dipimpinnya. Dia mengutuk 185 CPNS peserta tes dosen dan staf bakal terkena impoten bagi pria dan menderita kemandulan untuk para wanita jika berani menyogok untuk mendapatkan status PNS ini.

"Ya Allah, saya tidak akan berikan sogokan dan suap kepada siapa pun juga, kalau dilanggar jika saya laki-laki yang belum menikah, maka saya akan kena impoten," ujar Azhari, Kamis, 13 Desember 2018.

"Kalau saya perempuan yang memberikan sogokan kepada panitia atau orang lain, maka Allah akan timpakan penyakit mandul untuk saya," ujarnya diikuti oleh peserta perempuan.

Pria yang menerima gelar doktornya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu melanjutkan, jika peserta tes yang sudah berkeluarga, dia menyumpahi akan ditimpakan bencana bagi keluarganya jika melakukan perbuatan melanggar aturan penerimaan CPNS.

Sejumlah staf dan panitia seleksi juga ikut disumpah. Tak kalah tegas, mereka malah disumpahi ditimpa azab dan bencana bila meminta dan menerima suap dalam proses penerimaan tes CPNS. Bahkan, staf yang tak datang pun ikut disumpahi bila berani macam-macam.

Dikonfirmasi usai pengambilan sumpah, Azhari mengatakan cara ini dilakukan karena banyaknya aduan warga. Beberapa waktu lalu, ada keluhan hingga bocor di media sosial soal dugaan sogok-menyogok di lingkungan kampus.

"Jadi, saya buat jera mereka yang coba dan mau nakal. Hasilnya, sejak 2017 lalu, saya tidak pernah dengar ada keluhan," katanya.

Rektor sempat mengulang beberapa potongan sumpah sebanyak dua kali karena ulah peserta tes. Beberapa di antaranya takut mengucap sumpah, sehingga suara 185 orang peserta tes hanya terdengar sedikit saja.

"Kalau mereka masuk prosesnya dengan cara menyogok, yakin saja saat mulai bekerja mereka orientasi bakal mencari uang dan keuntungan dengan cara buruk, bukannya pengabdian," ujarnya.

Tahun 2017, Peserta Seleksi Disumpahi Kena Kanker

Sumpah yang sama pernah dilakukan tahun 2017 lalu. Rektor menyumpahi staf dan PNS serta peserta seleksi terkena penyakit kanker jika berani menyogok saat masuk di USN Kolaka.

"Saya pernah sumpah begitu. Syukur setelah itu saya tidak mendengar keluhan soal sogok-menyogok," ujarnya.

Dia mengatakan, dia berani mengambil sikap memotong jalur korupsi sejak awal. Sebab, 10 hingga 20 tahun mendatang, calon PNS inilah yang akan menjadi pemimpin. "Kalau mereka mau jadi pemimpin, terus dengan sikap sikap korupsi, sogok-menyogok, hancur bangsa ini," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fakta-Fakta Rektor USN

Punya Ribuan Pohon Cengkeh

Sejak berada di Kabupaten Kolaka, dia sudah mengawali kariernya dengan menanam ribuan pohon cengkih. Dia memiliki beberapa orang anak. Setiap kali anaknya lahir ada sekitar 1.000 pohon cengkih yang ditanam untuk mereka.

Harga satu kilo cengkih per kilogram sekitar Rp 75 ribu hingga Rp 110 ribu. Jika sepohon bisa menghasilkan 50-100 kilogram per tahun, bayangkan keuntungan yang bisa dihasilkan.

Punya Puluhan Ruko dan Rumah Kos

Sejak menjadi rektor, pria kelahiran Mawasangka 1976 silam itu sudah melihat peluang bisnis. Sampai hari ini, ada puluhan ruko dan rumah kos-kosan miliknya. Semua itu tidak instan, dia berjuang untuk mendapatkan itu.

"Saya mulai mandiri dengan mengajarkan kebaikan kepada keluarga. Sejauh ini, semua itu alhamdulillah berhasil," katanya.

Tidak Mengambil Honor Sejak 2014

Sejak 2014 lalu, rektor USN tidak menerima honor dan biaya perjalanan dinas. Besaran yang harusnya diterima sejak 2014 adalah Rp 25 juta per bulan.

"Ngapain saya terima? Alhamdulillah saya sudah diberikan kecukupan rezeki. Masih banyak kebutuhan orang lain yang kekurangan," ujarnya.

Sejak saat itu, Dr Azhari mengandalkan penghasilan lain dari hasil pertanian dan bisnis rumah kosnya. Menurut dia, jumlahnya dirasakan lebih dari cukup.

Hal lainnya, listrik dan air di rumah jabatan rektor ditanggung sendiri. Malah, pria ini menolak diberikan ajudan pribadi. "Padahal, harusnya iya. Tapi biarlah, Allah yang menjaga saya," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.