Sukses

Indra Djati: UAN Tetap Berjalan

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Indra Djati menegaskan, UAN tak bisa ditunda karena menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan. "UAN tetap berjalan," kata Indra.

Liputan6.com, Jakarta: Target 4,01 yang dipatok Departemen Pendidikan Nasional sebagai syarat kelulusan seorang siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas menjadi momok. Sebagian kalangan mensinyalir angka kelulusan itu terlalu tinggi. Dan, bukan tak mungkin bakal banyak siswa yang tinggal sekolah alias tak lulus Ujian Akhir Nasional yang digelar 10-17 Mei 2004. "UAN tetap berjalan," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Indra Djati Sidi dalam dialog di Studio Liputan 6 SCTV Jakarta, Senin (10/5) pagi.

Indra menegaskan, walau banyak dikecam, UAN tak bisa ditunda karena menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di dalam negeri. Dia berpendapat, peningkatan mutu menjadi hal vital bila Indonesia ingin menjadi negara yang terhormat. Tapi, Indra mengatakan, peningkatan mutu akan dilakukan bertahap sampai nantinya 7,01. "Tahap itu dimulai sekarang," jelas dia.

Menjawab kekhawatiran berbagai kalangan akan banyak siswa yang tak lulus, Indra tak bisa menampik. Namun dia yakin langkah ini akan berhasil pada waktu mendatang. Di samping itu, Dipdiknas juga menyiapkan proses ujian susulan. Jadi bagi siswa yang tak lulus atau berhalangan bisa mengikuti ujian susulan. Menurut Indra, biasanya persentase ketidaklulusan dapat ditekan seminimal mungkin dalam ujian susulan. "Kalau semua proses berjalan lancar, persentase ketidaklulusan paling cuma 10 persen," ungkap dia.

Menurut Indra, pendidikan adalah masalah serius. "Kekurangan pendidikan di Indonesia cukup besar," jelas Indra. Bahkan di beberapa daerah malah jadi kendala. Nah, menurut Indra, kendala itu yang harus dituntaskan. Dan, itu tidak bisa menunggu perbaikan sistem dahulu. "Harus segera dimulai," papar dia.

Pada kesempatan ini, Indra juga membantah penilaian sebagian kalangan yang mengatakan UAN adalah proyek birokrasi orang-orang pendidikan. Menurut dia, penilaian itu terlalu tendensius dan menyudutkan. Sebab bukan tiga mata pelajaran itu saja yang diujikan--bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan Matematika--melainkan semua mata pelajaran. Jadi, tambah dia, sangat keliru kalau ada yang menilai cuma tiga mata pelajaran tersebut yang dijadikan tolak ukur kelulusan para siswa.

Indra juga menyayangkan niat segelintir kelompok yang ingin memboikot UAN [baca: Demonstrasi Menolak UAN Berlanjut]. Meski begitu, Depdiknas masih menyediakan kesempatan ujian susulan bagi mereka yang benar-benar malaksanakan ancaman itu. "Jadi mereka tak perlu khawatir," tegasnya. Indra pun memprotes keputusan DPR yang menyetop anggaran UAN tahun depan. Dia mengatakan, anggota Dewan terlalu tergesa-gesa mengambil keputusan.(ICH)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.