Sukses

Kenapa Polisi Sering Berpose di Belakang Hasil Tangkapannya, Ini Penjelasannya

Aparat penegak hukum kerap kali memerkan fotonya sambil berpose sikap komando di depan hasil buruannya. Hal itu sebagai bukti keberhasilan mereka dalam mengungkapkan suatu kasus.

Liputan6.com, Jakarta - Aparat penegak hukum kerap kali memerkan fotonya sambil berpose sikap komando di depan hasil buruannya. Hal itu sebagai bukti keberhasilan polisi dalam mengungkapkan suatu kasus.

Seperti halnya dalam unggahan akun Instagram yang memperlihatkan delapan orang anggota kepolisian sedang narsis foto di depan buruannya seorang Tiktoker, Popo Barbie atau inisial EY. Popo terlibat kasus pornografi yang disebarkan di media sosial. Nampak mereka berfoto dengan sikap komando bersama Popo lengkap dengan barang buktinya.

<p>Kepolisian berhasil menangkap seorang Tiktoker, Popo Barbie atau inisial EY, yang terlibat kasus pornografi yang disebarkan di media sosial (@indotoday)</p>

Lantas kenapa anggota kepolisian kerap kali berfoto di depan buruannya?

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Ito Sumardi, beranggapan aksi narsis yang dilakukan oleh aparat kepolisian tersebut tidak dapat dikatakan sebagai suatu kebanggaan tersendiri dalam mengungkapkan suatu kasus.

Sebab, sebagai suatu anggota dari satuan bhayangkara seharusnya dikenal sebagai sosok yang akrab dengan masyarakat bukan menjadi ajang pamer.

Terlebih pada saat HUT Bhayangkara ke 77 pada 1 Juli 2023 lalu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan permohonan maaf secara terang-terangan.

"Apa yang dilakukan oleh anggota ini dapat diartikan sebagai kebanggaan, yang tidak seharusnya ditayangkan dan diviralkan dan seharusnya apa yang dilakukan anggota tidak untuk 'dipamerkan' yang akan menimbulkan 'kesan arogansi'," ujar Ito kepada Merdeka.com, Senin (3/7).

"Pidato Kapolri di HUT Bhayangkara yang meminta maaf atas hal-hal yang menyakiti hati masyarakat seharusnya diimplementasikan anggota di lapangan dalam sikap yang rendah hati, tanpa pamrih dan selalu hadir disaat masyarakat membutuhkan," lanjut dia.

Itu menjelaskan buntut dari aksi pamer anggota polisi itu sejatinya telah termaktub dalam kode etik profesi polri Perkap no 14 tahun 2011 yang mencakup aspek etika kenegaraan, aspek kelembagaan, aspek etika kemasyarakatan dan etika kepribadian.

"Dalam Etika Kepribadian berkaitan erat dengan kehidupan beragama, kepatuhan, ketaatan, dan sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam kepolisian," jelas dia.

Mantan Kapolda Riau dan Sumsel itu menyebut ada beberapa etika kepribadian yang memuat dalam berprilaku untuk anggota Polri. Mulai dari kehidupan beragama hingga sopan santun.

"Kehidupan beragama; kepatuhan dan ketaatan terhadap hukum; sopan santun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," tuturnya.

Ito juga beranggapan kalau pengungkapan kasus seperti Tiktoker Popo Barbie itu hanyalah kasus yang biasa-biasa saja, namun terkesan dibesarkan-besarkan.

"Banyak kasus-kasus menonjol lain yang perlu penanganan Polri dan masyarakat akan lebih apresiasi apabila tidak perlu diviralkan pelaku yang ditembak, ditangkap, dan lain sebagainya," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tunjukkan Prestasi

Secara terpisah, Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto menyebut fonemena penyidik dengan pose sikap komando tidak lain hanyalah pengungkapan keberhasilan atas upaya penangkapan pelaku tindak kriminal.

"Itu sekalian untuk menunjukkan prestasi pengungkapan kasus," kata Benny saat dihubungi merdeka.com.

Ia menyarankan agar pengambilan gambar seperti itu lebih baik dilakukan pada saat press rilis dengan awak media. Terlebih pengambilan foto itu pada saat di kantor polisi.

"Berbeda ketika proses penangkapan di lapangan yang menggambarkan kondisi dan dinamika di lapangan," ujar dia.

Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini