Sukses

Jokowi Kembali Ungkap Alasan Pindahkan Ibu Kota, Sebut Ingin Bangun Sebuah Cara Kerja Baru

Presiden Joko Widodo menyapa masyarakat Melayu-Banjar di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Melalui kesempatan ini, Presiden Jokowi kembali menjelaskan alasan kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo menyapa masyarakat Melayu-Banjar di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Melalui kesempatan ini, Presiden Jokowi kembali menjelaskan alasan kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

"Pembangunan Ibu Kota Nusantara sudah kita mulai dengan membangun infrastrutukur, membangun Istana, membangun gedung-gedung kementeriannya. Tetapi yang ingin kita pindahkan itu bukan fisiknya sebetulnya, kita ingin membangun sebuah cara-cara kerja yang baru," kata dia saat memberi pidato sambutan dalam kegiatan Istigosah dan Doa bersama Rabithah Melayu-Banjar seperti dikutip lewat siaran daring, Jumat (17/3/2023).

Jokowi yakin, dengan pindahnya ibu kota negara ke IKN Nusantara, maka pemerinta dapat lebih melayani masyarakat dengan cepat, dengan lebih baik lagi dan yang terpenting adalah mengubah pola pikir atau mindset agar Indonesia bisa semakin bersaing dengan negara lain.

"Tidak mudah sekarang ini, antarnegara saling bersaing, antarnegara saling berebut. Baik itu yang namanya investasi, baik yang namanya lalu lintas. Persaingan itu tidak mudah," tegas Jokowi.

Oleh sebab persaingan yang tidak mudah, maka menurut Jokowi cara-cara baru dalam bekerja diperlukan melalui pola pikir baru dalam berkompetisi. Sebab kalau kalah, maka Indonesia akan terus menjadi negara berkembang tidak naik tingkat menjadi negara maju.

"Negara kita ini memiliki 17 ribu pulau penduduknya 280 juta tetapi penduduknya 56 persen hidup di satu pulau yaitu pulau Jawa. 150 juta lebih itu penduduk Indonesia hidup di pulau Jawa padahal kita memiliki 17 ribu pulau artinya ekonomi perputaran uang itu 58 persen ada di pulau Jawa. Terus 17 ribu pulau yang lain dapat apa? Iya ndak? Itu perlu yang namanya pemerataan bukan Jawa sentris tetapi Indonesia sentris," kata dia. 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pindah Ibu Kota Bukan Gagasan Baru

Jokowi mengakui, gagasan memindah ibu kota negara bukanlah hal baru. Wacana dan rencana sudah digodok sejak tahun 1960 di era Kepresidenan Bung Karno.

Kala itu, ayah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekanrnoputri tersebut ingin memindahkan ibu kota ke Kalimantan namun tidak terwujud.

"Lalu presiden berikutnya juga merancang ingin membangun ibu kota baru tidak terealisasi, sekarang kita eksekusi dan sudah dimulai insyaAllah bisa dalam 10 tahun, bisa 15 tahun akan selesai dan ibbu kota kita di Nusantara," kata Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.