Sukses

3 Imbauan BPPTKG, Gubernur DIY, hingga Jawa Tengah Usai Terjadinya Erupsi Gunung Merapi

Sejak Sabtu 11 Maret 2023, terjadi erupsi di Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Sabtu 11 Maret 2023, terjadi erupsi di Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi tercatat 29 kali ke arah barat dengan jarak luncur maksimal empat kilometer (km).

Sejumlah imbauan pun dikeluarkan usai terjadinya erupsi Gunung Merapi tersebut. Salah satunya disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

BPPTKG mengungkap ada potensi bahaya dari sisi barat laut Gunung Merapi. Menurut Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, potensi berbahaya tersebut bersumber dari kubah lava tengah dan sisi barat daya Merapi yang kini terus bertumbuh. Ia pun meminta masyarakat untuk tetap waspada.

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan," ujar Agus dalam konferensi pers virtual di Yogyakarta, dilansir Antara, Minggu 12 Maret 2023.

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meyakini bahwa Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tidak akan meletus secara eksplosif seperti yang terjadi pada 2010.

"Enggak akan meletus seperti dulu," kata Sultan HB X di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu 11 Maret 2023.

Menurut Sultan, pola erupsi pada gunung api aktif itu telah mengalami perubahan dibandingkan saat erupsi besar beberapa tahun silam. Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ia meyakini aktivitas vulkanik Merapi akan berhenti dengan sendirinya.

Kemudian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mengaku sudah menerima laporan mengenai daerah-daerah yang terdampak hujan abu akibat erupsi Merapi. Dia menginstruksikan tim tanggap bencana untuk memantau dampak erupsi Gunung Merapi serta membantu warga di daerah terdampak.

"Mudah-mudahan masyarakat, termasuk kawan-kawan di kades, relawan, di BPBD, SAR, dan semua yang ada di sana segera bisa turun membantu. Tempat pengungsian sudah ada sebenarnya, tinggal itu disiapkan saja, karena sebenarnya masyarakat di sana relatif terlatih," kata Ganjar.

Berikut sederet imbauan dari BPPTKG hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait kembali terjadinya erupsi Gunung Merapi dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. BPPTKG

Gunung Merapi kembali Erupsi pada Sabtu, 11 Maret 2023. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap ada potensi bahaya dari sisi barat laut Gunung Merapi.

Potensi berbahaya tersebut bersumber dari kubah lava tengah dan sisi barat daya Merapi yang kini terus bertumbuh, seperti disampaikan Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan," ujar Agus dalam konferensi pers virtual di Yogyakarta, dilansir Antara, Minggu 12 Maret 2023.

Agus menjelaskan, ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi. Perubahan tersebut terpantau selama dua tahun terakhir.

Menurut Agus, sebelumnya deformasi hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava Gunung Merapi yakni di tengah kawah dan sisi barat daya.

"Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan," ujarnya.

Laju deformasi pada sisi barat laut Merapi, kata Agus, sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun.

Perkembangan tersebut cukup besar dibandingkan deformasi ketika menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski saat itu tejradi dalam waktu yang cepat.

"Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor," ujarnya.

Kondisi tebing serta laju deformasi sisi barat laut Gunung Merapi terus dipantau BPPTKG secara intensif.

"Untuk saat ini masih stabil kondisinya dan kecepatan dari deformasi juga relatif rendah, namun ini perlu kami sampaikan agar masyarakat tetap bersiap siaga," kata Agus Budi.

Berdasarkan pantauan BPPTKG hingga Minggu pukul 15.30 WIB, tercatat 54 awan panas guguran telah dimuntahkan Merapi.

Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lawa barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga di perbatasan Jawa Tengah dan DIY. Sementara masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya erupsi Merapi.

Guguran lava dan awan panas Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal 5 km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal 7 km).

 

3 dari 4 halaman

2. Gubernur DIY

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meletus pada Sabtu 11 Maret 2023. Luncuran awan panas guguran dari Gunung Merapi 29 kali ke arah barat dengan jarak luncur maksimal empat kilometer (KM).

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meyakini bahwa Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tidak akan meletus secara eksplosif seperti yang terjadi pada 2010.

"Enggak akan meletus seperti dulu," kata Sultan HB X di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu 11 Maret 2023.

Menurut Sultan, pola erupsi pada gunung api aktif itu telah mengalami perubahan dibandingkan saat erupsi besar beberapa tahun silam.

"Sudah berbeda wong sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus," ujar Ngarsa Dalem --sapaan Sultan HB X.

Bagi Sultan, awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi pada Sabtu, justru memiliki manfaat menambal lahan-lahan berlubang atau rusak di sekitar gunung itu akibat aktivitas tambang pasir.

Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ia meyakini aktivitas vulkanik Merapi akan berhenti dengan sendirinya.

"Yang penting 'ngebaki' (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu (waktu) lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang kan gitu," kata dia.

Terkait jarak luncur awan panas guguran Merapi yang mencapai maksimal empat kilometer pada Sabtu, Gubernur DIY itu berharap masyarakat tidak perlu panik.

"Sekarang memang harus keluar ya memang 'nyembur', tapi kan hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang di sekitar situ," ucap Raja Keraton Yogyakarta itu.

 

4 dari 4 halaman

3. Gubernur Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sudah menerima laporan mengenai daerah-daerah yang terdampak hujan abu akibat erupsi Merapi.

Dia menginstruksikan tim tanggap bencana untuk memantau dampak erupsi Gunung Merapi serta membantu warga di daerah terdampak.

Apabila situasi meningkat, dia meminta kepala daerah memimpin penanganan dampak erupsi, termasuk pelaksanaan evakuasi, penyiapan tempat mengungsi, dan penyaluran bantuan bagi warga terdampak.

"Mudah-mudahan masyarakat, termasuk kawan-kawan di kades, relawan, di BPBD, SAR, dan semua yang ada di sana segera bisa turun membantu. Tempat pengungsian sudah ada sebenarnya, tinggal itu disiapkan saja, karena sebenarnya masyarakat di sana relatif terlatih," kata Ganjar.

Gubernur mengimbau warga di daerah terdampak melakukan evakuasi mandiri jika dampak erupsi Merapi semakin parah.

"Masyarakat di sana sudah sangat paham, maka segera mengevakuasi diri sesuai dengan SOP yang sudah ada. Pakai maskernya, bawa barang berharga (seperti) yang pernah dilatihkan kepada mereka. Segera evakuasi diri, ikuti seluruh perintah dari komando yang ada di lapangan," jelas Ganjar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.