Sukses

Saat Warga Singapura Merasakan Gempa Turki Ketika Liburan

Tajjelee Rahim dan Sriwayuni Rahim sedang berlibur di Turki. Mereka dikejutkan pada Senin pagi, 6 Februari oleh gempa magnitudo 7,8 yang sebelumnya dipikirkan badai salju.

Liputan6.com, Jakarta -- Tidak terbayangkan sebelumnya, liburan yang seharusnya menyegarkan pikiran, jiwa dan badan memberikan kejutan yang tidak menyenangkan. Hal itu dialami Tajjlee Rahim (35) dan saudara perempuannya Sriwayuni Rahim (29) saat liburan di Turki.

Mengutip Channel News Asia, Selasa (7/2/2023), saat itu lewat jam 4 pagi di kota Turki, Sanliurfa ketika Tajlee dan Sriwayuni dibangunkan sesuatu yang dipikir badai salju. Prakiraan akan turun salju hebat pada Senin, 6 Februari 2023. Namun, saat gempa berlanjut, Tajjlee mengetahui ada sesuatu yang tidak beres.

Gempa magnitudo 7,8 melanda Turki dalam kegelapan pagi pada musim dingin yang terburuk melanda negara itu. Pusat gempa berada di dekat kota Gaziantep, sekitar 130 KM dari Sanliurfa. Lebih dari 4.300 orang di Turki dan negara tetangga Suriah tewas.

Gempa awal diikuti puluhan gempa susulan, termasuk gempa berkekuatan 7,5 magnitudo yang mengguncang wilayah itu di tengah upaya pencarian dan penyelamatan pada Senin sore, 6 Februari 2023.

Kepada Channel News Asia, Tajjlee yang berlibur di Turki menuturkan, 16 bangunan runtuh di Sanliurfa akibat Gempa Turki. Tiga bangunan tersebut di antaranya hanya berjarak 2 kilometer (KM) dari hotel mereka. Tajlee dan saudara perempuannya dievakuasi dari lantai delapan gedung hotel yang mengalami retakan kecil dan beberapa pecahan kaca.

“Saya akan berbohong jika mengatakan saya tidak takut karena ini adalah pertama kalinya saya mengalami bencana ini,” ujar Sriwayuni Rahim kepada Channel News Asia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Saling Menguatkan dan Berpikir Positif

Tajlee dan Sriwayuni saling berpelukan dan berusaha menjadi kuat satu sama lain dan memikirkan hal-hal positif.

Channel News Asia mengobrol dengan dua saudara tersebut melalui layanan pesan singkat. Mereka melakukan perjalanan ke utara ke Cappadocia dengan mobil dan berharap untuk pergi ke Istanbul berikutnya untuk mengejar penerbangan lebih awal kembali ke Singapura. Kakak beradik itu dijadwalkan terbang pulang pada Rabu, 8 Februari 2023. Namun, mereka ingin memajukan penerbangan Turkish Airlines pada Senin, 6 Februari 2023.

Mereka merasakan gempa susulan selama perjalanan ke Cappadocia yang memakan waktu total tujuh jam, dua jam dari Sanliurfa ke Gaziantep dan lima jam lagi dari sana ke Cappadocia.

Sriwayuni mengaku sedih melihat orangtua dan anak-anak menangis minta tolong. Tajjlee menambahkan, situasi di Sanliurfa “cukup kacau” dengan ambulans di mana-mana.

Ia menuturkan, masjid di kota itu telah runtuh dan pihak berwenang berusaha evakuasi orang-orang dari bangunan yang runtuh. “Secara mental, banyak yang harus diterima,” kata dia.

Dua saudara tersebut pun sangat berterima kasih kepada pengemudi dan pemandu wisata karena telah menjaga tetap aman.

Adapun getaran gempa dirasakan di ibu kota Turki, Ankara, 460 KM barat lalu dari pusat gempa serta di Siprus dan Lebanon.

Turki berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia. Wilayah Turki Duzce mengalami gempa berkekuatan magnitudo 7,4 pada 1999, saat lebih dari 17.000 orang meninggal termasuk sekitar 1.000 orang di Istanbul.  Gempa magnitudo 6,8 melanda Elazig pada Januari 2020 menewaskan lebih dari 40 orang.

Pada Oktober 2020, gempa magnitudo 7 melanda Pantai Aegean Turki menewaskan 114 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.

3 dari 5 halaman

Gempa Turki Hari Ini: 13 Ribu Personel Turun ke Lokasi Cari Korban Selamat

Sebelumnya, Otoritas di Istanbul mengirim sekitar 13.000 personel penyelamat ke zona gempa Turki pada Selasa (7/2) pagi, kata Gubernur Ali Yerlikaya.

Tim tersebut terdiri dari staf dan relawan, dan dikirim secara khusus ke provinsi Hatay, dikutip dari laman BBC, Selasa (7/2/2023).

Hatay mengalami kerusakan parah akibat gempa Senin (6/2) juga membagi landasan pacu di Bandara Hatay menjadi dua bagian.

Pemerintah Turki masih terus mencari korban selamat, luka, dan tewas akibat bencana gempa ganda yang terjadi Senin, 6 Februari 2023. Gempa yang terjadi kemarin merupakan yang terparah sejak satu abad lalu di Turki.

Seperti diketahui, lokasi Turki memang rawan gempa karena berada di lempeng Anatolia. Untuk jenis gempa yang terjadi kemarin disebut strike-slip earthquake.

Menurut laporan PBS, Selasa (7/2/2023), gempa yang terjadi di Turki adalah strike-slip (pergerakan geser) ketika dua patahan tektonik bergesekan secara horizontal.

Jenis gempa itu mirip seperti yang terjadi di Garut pada akhir 2022 lalu. BMKG menyebut mekanisme gempa berkekuatan magnitudo 6,4 di Garut juga merupakan strike-slip, namun kekuatan gempa di Turki lebih besar, yakni di atas M7.

 

 

4 dari 5 halaman

Gempa di Darat Memiliki Dampak Lebih Parah

Pada kasus di Turki, satu patahan bergerak ke timur, satu lagi bergerak ke barat. Pakar juga menyebut gempa di darat memiliki dampak lebih parah.

Korban jiwa di Turki juga tinggi karena pusat gempa berada di tempat yang padat penduduk, yakni dekat ibu kota provinsi Gaziantep. Video-video yang beredar di Twitter menunjukkan gedung-gedung yang roboh dengan amat cepat di Turki karena efek gempa.

Insinyur struktural dari United States Geological Survey (USGS), Kishor Jaiswal, menyebut gempa terjadi di lokasi yang bangunannya rentan. Jaiswal menyebut bangunan di daerah Gaziantep tersebut tidak semodern di kota-kota besar seperti Istanbul, sehingga tak tahan gempa.

Pihak berwenang di Turki melaporkan ada ribuan bangunan yang roboh, termasuk jenis kerobohan "pancake" ketika gedung roboh dari atas sampai bawah. Jaiswal berkata itu tandanya gedung tersebut tak bisa menyerap guncangan gempa.

5 dari 5 halaman

Tim Penyelamat Berjibaku Melawan Suhu Dingin saat Evakuasi Korban Gempa Turki

Sebelumnya, Tim penyelamat menghadapi suhu beku di kota Sanliurfa, Turki Tenggara, saat mereka mengevakuasi para korban terdampak reruntuhan bangunan akibat gempa magnitudo 7,8.

Dilansir dari aljazeera Selasa (7/2/2023), para tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk mencoba dan menarik korban selamat dari reruntuhan bangunan.

Saking dinginnya suhu di lokasi terdampak gempa, mereka tampak mengenakan jaket, sarung tangan, hingga penutup kepala. Seorang warga bernama Omer El Cuneyd berharap, anggota keluarganya yang tertimpa reruntuhan gedung bisa segera ditemukan.

"Ada keluarga yang saya kenal di bawah reruntuhan. Sampai pukul 11.00 atau siang, teman saya masih menjawab telepon. Tapi dia tidak lagi menjawab. Dia ada di bawah sana," kata Omer El Cuneyd kepada AFP news agency. 

Sementara, jalan-jalan di Sanliurfa, Turki dipenuhi oleh penduduk yang cemas dan ketakutan akan adanya gempa susulan. Mereka memilih bermalam di luar gedung dan rumah, meskipun cuaca terasa sangat dingin.

Seorang warga, Mustafa Koyuncu mengaku, memilih bermalam di dalam mobil, bersama istri dan kelima anaknya. Mustafa masih takut terjadi gempa susulan di wilayah tersebut.

"Kami tidak bisa pulang, semua orang takut," ucap Mustafa.

Sebelumnya, gempa besar dilaporkan terjadi di Turki pada Senin 6 Februari 2023 pagi. Laporan awal menyebutkan, kekuatan gempa mencapai magnitudo 7,8.

Berdasarkan laporan situs USGS, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 ini berpusat di bagian selatan negara tersebut, tidak jauh dari perbatasan Suriah.

Gempa dilaporkan terasa sampai ke Israel. The Times of Israel menyebut getaran dirasakan warga Tel Aviv. Para pengguna media sosial dari Jazirah Arab juga mengaku merasakan gempa Turki, seperti netizen di Beirut (Lebanon) dan Erbil (Irak), hingga Kuwait.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.