Sukses

Airlangga Hartarto: KIB Sudah Memiliki Tiket Premium untuk Usung Capres-Cawapres

Airlangga membeberkan kriteria capres dan cawapres yang akan diusung KIB. Yakni, memiliki jam terbang tinggi, memiliki NIK dan KTA partai politik.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih menunggu satu atau dua partai lagi yang akan bergabung untuk mengumumkan calon presiden dan calon wakil presiden.

Ia menegaskan, masih banyak waktu untuk mengumumkan capres dan cawapres yang akan diusung koalisi digagas Golkar, PAN, dan PPP ini.

"KIB masih menunggu satu dua partai lain. Jadi kalau satu dua partai lain bergabung, baru kita announce siapa yang akan didukung KIB. Namanya KIB plus-plus," tutur Airlangga dalam keterangannya, Minggu (6/11/2022).

Airlangga menyebut KIB saat ini sudah memiliki tiket premium untuk mengusung capres dan cawapres sendiri karena sudah memenuhi presidential threshold sebesar 20 persen.

“Namun KIB digagas sebagai koalisi yang inklusif atau terbuka kepada partai manapun," kata dia.

Airlangga membeberkan kriteria capres dan cawapres yang akan diusung KIB. Yakni, memiliki jam terbang tinggi, memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Anggota (KTA) partai politik.

"Di sini banyak kader yang sudah berpengalaman. Jam terbangnya tinggi, yang paling penting selain punya NIK, punya KTA. Karena ini KIB adalah koalisi yang anggotanya partai politik. Jadi kalau parpol perlu NIK dan KTA. Ini menjadi kunci," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

KIB Siap Lanjutkan Legacy

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini memastikan, KIB tidak akan mengumumkan capres dan cawapres pada November. Sebab, menurut KIB, Bulan November ini bertepatan dengan Bulan Rabiul Akhir menurut kalender Islam.

"Jadi kalau Rabiul Akhir harus berhati-hati. Maka kita mesti cari bulan yang betul-betul alam semestanya mendukung kita dan baik. Dari situlah akan kita luncurkan siapa cawapres dan capres dari KIB,” tutur Airlangga.

Selain bertepatan dengan Bulan Rabiul Akhir, pada November ini juga dilaksanakan KTT G20 di Indonesia.

Airlangga menegaskan, KIB tidak ingin mengganggu perhatian Presiden Joko Widodo selama penyelenggaraan G20 di Bali. Sebab, bagi KIB, keberhasilan G20 di Indonesia akan menjadi legacy yang baik bagi Indonesia di mata internasional. Airlangga juga menyatakan, KIB siap untuk melanjutkan legacy yang baik dari pemerintahan Presiden Jokowi.

"Di sini saya nyatakan yang paling siap untuk melanjutkan legacy itu adalah tiga partai politik. Golkar PAN, dan PPP,"  tegas Airlangga.

3 dari 3 halaman

Zulhas: KIB Tak Buru-Buru soal Capres 2024, Meski Lolos Syarat PT 20 Persen

Sebelumnya, hal senada juga dikatakan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Dia menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) digagas bersama Golkar dan PPP tidak akan buru-buru dalam mendeklarasikan Capres-Cawapres 2024.

Menurut dia, meski KIB sudah lebih dulu terbentuk dan memenuhi syarat presidential threshold 20 persen untuk mengusung capres serta cawapres, pencalonan itu akan dilakukan di waktu yang tepat.

"KIB lahir karena persamaan platform perjuangan untuk membangun sistem politik modern yaitu menjadikan partai politik sebagai pilar demokrasi yang ditopang oleh kekuatan rakyat sebagai aktor yang berfungsi menyejahterakan, memakmurkan rakyat dan membahagiakan rakyat serta melindungi bangsa dan negara," kata pria karib disapa Zulhas dalam pidatonya Silahturahmi Nasional KIB di Hotel Dalton Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (6/11/2022).

Dia menekankan, KIB menjadi satu-satunya koalisi yang sudah terbentuk dan memenuhi syarat presidential threshold (PT) 20 persen untuk mengusung capres serta cawapres di Indonesia, saat ini. Syarat tersebut sesuai dengan UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.

Selain soal ambang batas 20 persen, Menteri Perdagangan RI ini pun mengungkap, banyak pihak pesimistis dan menilai KIB hanya akan seumur jagung lalu layu sebelum berkembang. Bahkan, tidak sedikit stigma yang menggambarkan KIB akan mati suri berantakan dan pecah berkeping-kepiting dimakan konflik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.