Sukses

Perjuangan Guru Honorer Mengajar Siswa yang Tak Punya Akses Internet saat Pandemi

Setiap hari bersama seorang guru honorer lainnya, mereka mampu mendampingi 6 sampai 10 orang siswa yang menjalankan ujian secara manual karena keterbatasan telepon pintar.

Liputan6.com, Jakarta Lantaran pandemi Corona melanda Tanah Air, pemerintah memberlakukan pembelajaran lewat daring atau online untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun, tak semua siswa bisa mengakses internet untuk belajar selama pandemi. 

Hal inilah yang kemudian membuat banyak guru di Tanah Air berinisiatif agar para siswanya bisa mendapatkan pelajaran.

Seperti yang dilakukan sejumlah guru di Selatan Cianjur, Jawa Barat ini. Dodi Riana merupakan guru honorer di SDN Jaya Mekar, Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang. 

Dilansir Antara, bersama sesama guru lainnya, dia harus turun langsung dari rumah ke rumah untuk membantu siswanya dalam belajar.

"Sejak pemberlakuan sekolah di rumah selama pandemi, kami tidak berhenti mengajar karena sebagian besar siswa tidak memiliki telepon pintar. Sehingga kami jemput bola dengan mendatangi rumah siswa yang jaraknya saling berjauhan," kata Dodi.

Dia menjelaskan, setiap hari, dia bersama seorang guru honorer lainnya mendampingi 6-10 siswa yang menjalankan ujian secara manual karena tidak memiliki telepon pintar.

Namun, ketika hujan turun deras, hanya empat sampai enam siswa yang dapat didampinginya. Tak hanya itu, letak geografis rumah siswa yang cukup jauh, membuatnya tidak maksimal mendampingi setiap harinya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berharap Siswanya Naik Kelas

Menurut Dodi, jarak rumahnya untuk sampai ke rumah siswanya sejauh 10 kilometer. Namun, jalan yang rusak membuat mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menempuhnya. Tak jarang, jalan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki.

"Kalau yang jauh tidak dapat ditempuh dengan sepeda motor, otomatis membutuhkan waktu yang cukup lama," kata Dodi.

Meskipun harus mendampingi siswa langsung ke rumahnya masing-masing selama menjalani ujian, Dodi mengaku hal tersebut dijalaninya dengan sepenuh hati, dengan harapan hasil ujian para siswanya dapat memuaskan dan semua naik kelas.

"Harapan kami jaringan internet bisa sampai ke pelosok, sehingga upaya pendampingan dapat dilakukan melalui telepon pintar. Meskipun masih sulit, kami tetap menikmati upaya pendampingan secara langsung seperti sekarang meskipun waktu yang kami miliki terbatas," kata Dodi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.