Sukses

Lapangan Perumahan di Tangsel Terpapar Radioaktif

Terletak di tengah-tengah pemukiman, sebidang tanah kosong yang mengandung radioaktif tersebut, awalnya ditemukan oleh petugas BAPETEN pada akhir Januari 2020.

Liputan6.com, Tangerang Selatan - Sebidang tanah di RT 17/04 Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan mengandung radioaktif. Alhasil, petugas dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) langsung mensterilkan lokasi.

Terletak di tengah-tengah pemukiman, sebidang tanah kosong yang mengandung radioaktif tersebut, awalnya ditemukan oleh petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) pada akhir Januari 2020.

"Uji fungsi itu memang rutin digelar untuk mengetahui kadar normal atau tidaknya radioaktif di sekitaran Batan. Pada akhir Januari lalu dilakukan di wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, daerah Muncul, Kampus ITI, Perumahan Batan Indah dan Stasiun KA Serpong," ujar Abdul Qohhar, Kabag Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (14/2/2020).

Menurut dia, secara umum, nilai paparan radiasi lingkungan di daerah tersebut masih normal atau paparan latar. Namun pada pemantauan di Perumahan Batan Indah, ada kenaikan nilai paparan radiasi di area tanah kosong di samping lapangan voli Blok J.

"Tim uji fungsi melakukan pengecekan ulang dan penyisiran di sekitar daerah tersebut dan ditemukan nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal," kata Abdul.

Atas temuan tersebut, agar tidak membuat masyarakat setempat resah, petugas BAPETEN langsung berkoordinasi dengan ketua RT dan RW setempat. Lalu, memasang safety perimeter atau garis kuning dilarang melintas, agar warga tidak terdampak radioaktif tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terus Dikeruk

Lalu, pada awal Februari lalu, BAPETEN menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif dan langsung diangkat. Abdul pun enggan menjelaskan serpihan apa yang dimaksud.

"Kalau untuk itu, kami belum bisa menginformasikan. Tapi yang pasti, setelah diangkat, dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan, namun masih di atas nilai normal,"katanya. Proses cleanner pun masih terus dilakukan. Misalnya dengan cara pengambilan atau pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi.

Pengerukan tanah pun tetap dilakukan sampai kadar paparan radiasi berada di angka normal. "Belum bisa dipastikan kapan selesai, pokoknya setiap hari diukur, kalau masih diatas normal terus dikeruk," kata Abdul.

Namun, Abdul memastikan untuk air bersih atau air tanah di wilayah tersebut dipastikan aman untuk dikonsumsi. "hasil identifikasi yang kami peroleh, utk air sumur aman dikonsumsi," ujar Abdul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.