Sukses

Putra Mahkota Arab Saudi Minta Wapres JK Percepat Pembangunan Kilang Minyak di Cilacap

JK mengatakan salah satu hambatan pembangunan kilang minyak yaitu belum terpenuhinya kebutuhan lahan yang memadai.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad Bin Salman di sela-sela pertemuan KTT G20 di di Buenos Aires, Argentina.

JK bersama Putra Mahkota Arab Saudi membahas beberapa hal. Salah satunya mengenai upaya peningkatan hubungan bilateral, terutama membahas tentang peningkatan kerja sama ekonomi di berbagai bidang. 

Mulai dari kilang minyak, IT hingga pelatihan tenaga kerja. Kemudian, terkait dengan kilang minyak mereka sepakat akan mempercepat pembangunan pembangunan salah satu situs kilang minyak di Cilacap. Kilang tersebut ada bentuk kerja sama investasi antara Arab Saudi dan Indonesia. 

"Kita kan sudah ada perjanjian untuk membangun kilang minyak di Cilacap, investasinya cukup besar sekitar 6 miliar dollar, mereka minta dipercepat untuk dimulainya," kata Jusuf Kalla, Jumat, 30 November 2018 waktu Argentina.

JK juga mengakui adanya beberapa faktor terhambatnya pembangunan kilang tersebut. Salah satunya yaitu Indonesia, kata dia belum menyiapkan kebutuhan lahan yang memadai. 

"Kita harus mengakui terhambatnya itu ada di pihak kit,  yang belum menyelesaikan masalah lahan, untuk itu mereka minta dipercepat," kata JK. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurangi Impor

JK juga berharap dengan adanya kilang minyak tersebut Indonesia dapat memiliki penyimpanan minyak yang besar agar bisa mengurangi impor.

"Semoga kita bisa mengurangi impor minyak," ungkap JK. 

Diketahui kesepakatan kerja sama pembuatan kilang minyak tersebut ditindak lanjut dari Head Of Agreement yang ditandatangani Pertamina dan Saudi Aramco tanggal 26 November 2015.

Kilang Cilacap akan dimodifikasi hingga menjadi kilang minyak modern terbaik di Asia. Kapasitasnya akan naik dari 348.000 barel per hari (bph) menjadi 400.000 bph. Biaya investasinya USD 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.