Sukses

Leon, Memilih Berjuang untuk Rakyat Miskin

Leonardo Kamilius, salah satu mahasiswa Berprestasi UI meninggalkan pekerjaannya dengan gaji besar untuk mendirikan Koperasi Kasih Indonesia Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta: Ketiadaan modal usaha menjadi masalah utama penduduk di negara berkembang sehingga sulit bangkit dari kemiskinan. Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia menghadapi masalah ekonomi sama. Kemiskinan di mana-mana, jumlah pengangguran meningkat, dan distribusi pendapatan tidak merata.

Kekurangan modal adalah satu ciri negara yang mengalami proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat percepatan pembangunan, tapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar dari kemiskinan. Kekurangan modal disebabkan tingkat tabungan serta tingkat pembentukan modal yang rendah.

Di kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah jadi pemandangan umum. Banyak orang terpaksa hidup sebagai pemulung sampah. Karena pendapatan sangat rendah, anaknya tidak dapat disekolahkan sehingga tingkat kecerdasan anak tidak berkembang. Hal ini juga menimbulkan kesenjangan ekonomi si kaya dan miskin.

Melihat kondisi ini, Leonardo Kamilius atau biasa disapa Leon tergerak untuk mendirikan Koperasi Kasih Indonesia. Koperasi ini bertujuan untuk memberikan bantuan modal kepada warga miskin. Sejak awal 2011, KKI sudah memberikan pinjaman mulai Rp 500 ribu kepada 275 orang dengan penghasilan belasan ribu rupiah per hari.

Salah satunya penerima pinjaman adalah Sujud, seorang penarik becak yang memiliki enam anak. "Saat ini sudah punya gerobak sendiri dari pinjaman, kalau tidak begini mana mungkin saya punya," kata Sujud. Demikian juga Marni. Dia sangat terbantu dan bisa lepas dari jeratan rentenir setelah dibantu oleh Leon.

Usia Leon memang baru 25 tahun. Lulusan terbaik fakultas ekonomi Universitas Indonesia 2008 ini memiliki sejumlah prestasi di tingkat internasional. Leon sempat bekerja selama dua tahun di perusahaan konsultan management ternama. Dia punya visi kelak akan melakukan kegiatan sosial saat usianya genap 40 tahun.

Namun sebuah peristiwa menyadarkannya. "Saat itu saya baru dapat promosi. Saat bersamaan Padang diguncang gempa. Saya ambil cuti lalu ikut jadi relawan," kata suami Johanna Setiawan ini. Selama menjadi relawan, Leon harus tidur di lantai dan makan serba sederhana. "Ketika saya tidak punya gaji besar dan tidur di lantai, kok hati saya lebih damai," katanya.

Sepulang dari Padang, Leon kemudian mendirikan KKI. Bukan sekadar meminjamkan uang, tiap minggu di dalam pertemuan dengan nasabah, Leon juga mengajak mereka untuk disiplin dalam mengatur keuangan keluarga. Agar pinjaman tepat sasaran, Leon dibantu empat orang tim lapangan yang bertugas mencari nasabah yang membutuhkan.

Tahap demi tahap, kebiasaan menabung menjadi budaya bagi nasabah Koperasi Kasih Indonesia. Leonardo melalui Koperasi Kasih Indonesia buatannya memiliki harapan untuk menjangkau lebih banyak lagi nasabah dan membuka cabang di wilayah lain. Targetnya dalam lima tahun, sebanyak 10 ribu orang bisa terlayani.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini