Sukses

Kenangan Asian Games 2018 yang Tak Berujung

Kesuksesan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang meninggalkan kenangan yang tak berujung.

Liputan6.com, Jakarta - Asian Games 2018 telah berakhir. Tapi, kesuksesannya akan selalu terkenang.

Banyak kisah positif dan inspiratif yang lahir dari hajat olahraga terbesar di Asia ini. Dari perjuangan tanpa lelah, mendinginkan suhu politik tanah air, hingga menghasilkan miliaran rupiah untuk membantu korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, lewat konser amal.

Keriuah Asian Games 2018 dibuka dengan aksi dramatis Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mencuri perhatian. Jokowi tampil dalam sebuah video yang menggambarkan seolah-olah berangkat ke Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, menunggangi sepeda motor gede karena terjebak kemacetan.

Bak layaknya film, dalam tayangan itu Jokowi menggunakan pemeran pengganti atau stuntman saat beraksi ekstrem di atas kuda besi. Mulai dari aksi freestyle, stopie, hingga membantu anak-anak sekolah menyeberang jalan.

Rekaman video itu dibuat seolah menyatu dengan realitas di lokasi opening ceremony Asian Games pada 18 Agustus lalu. Akhir dari cerita di video itu menyambung dengan penampilan 'Jokowi' yang mengendarai sepeda motor di dalam GBK dan berakhir dengan masuknya sang Presiden ke-7 RI itu ke area VIP untuk membuka secara resmi ajang Asian Games ke-28 ini.

Aksi yang menggambarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tiba di lokasi pembukaan Asian Games 2018, Jakarta, Sabtu (18/8). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Jokowi menceritakan bagaimana dirinya terlibat dalam video itu hingga mengendarai motor gede dan berakrobat di pembukaan Asian Games 2018. "Ini sudah lama, sudah 1,5 tahun yang lalu. Saya didatangi sama EO-nya, Pak Wishnutama sama Pak Erick," ungkap Jokowi, Rabu 29 Agustus.

Saat itu, tutur Jokowi, Wishunatama dan Erick Tohir memaparkan sejumlah ide ke dirinya mengenai konsep pembukaan Asian Games 2018. Untuk lebih memeriahkan acara, Jokowi juga diajak untuk turut andil dalam pembukaan tersebut dan diberi tiga pilihan.

"Saya diberi tiga alternatif saat itu, yang biasa, yang agak ekstrem, dan yang ketiga ini yang ekstrem. Saya pilih yang ketiga, saya pilih yang ekstrem. Sudah, nah itu jadinya seperti itu," ucap Jokowi.

Meski menuai pro dan kontra di tahun politik, aksi presiden Jokowi tetap meninggalkan kesan yang mewarnai kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Perjuangan Anthony Ginting

Anthony Sinisuka Ginting kalah saat menghadapi pebulutangkis China, Shi Yuqi. Namun, perjuangan yang diberikan Anthony hingga titik akhir kemampuan fisiknya, menuai apresiasi.  

Dalam pertandingan yang digelar pada 22 Agustus itu, Anthony Ginting tampil luar biasa. Memenangi set pertama 21-14, Anthony Ginting kalah di set kedua lewat drama deuce 21-23.  

Pada set ketiga, Anthony Ginting mengalami cedera saat kedudukan sama kuat 19-19. Pebulutangkis berusia 21 tahun ini tak kuasa menahan sakit yang dideritanya. 

Namun, keinginan Anthony untuk tetap melanjutkan pertandingan tak terwujud. Anthony kembali cedera dan akhirnya memutuskan mundur dari pertandingan. Shi Yuqi yang menjadi lawan Anthony memberikan apresiasi dengan mendatangi Anthony.

Anthony Ginting dan Shi Yuqi (Foto: brilio.net)

Publik di Istora Senayan pun memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Anthony, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikan langsung pertandingan tersebut. 

Di dua pertandingan sebelumnya, ketika melawan India di perempat final, dan Jepang di semifinal, Anthony Ginting adalah satu-satunya pemain yang harus bertanding hingga tiga set.

Kekuatan fisik Anthony memang akhirnya berujung kekalahan, tapi perjuangan hingga puncak batas yang ditampilkan oleh Anthony Sinisuka Ginting layak mendapat apresiasi. Atas perjuangannya, Anthony Ginting pun akhirnya meraih perunggu Asian Games 2018.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hanifan di Antara Pelukan Jokowi-Prabowo

Sukses menekuk wakil Vietnam Nguyen Thai Linh di ajang Asian Games 2018, pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah langsung berlari ke tribun VVIP, Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur. Berbalut bendera Merah-Putih, ia menemui para pejabat yang hadir, Rabu 29 Agustus 2018.

Ada Presiden Jokowi dan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto. Selain itu juga hadir Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wapres Jusuf Kalla, Menko PMK Puan Maharani, juga Menpan-RB Syafruddin.

Di atas tribun, Hanifan menyalami satu per satu pejabat dan memberikan pelukan pada Prabowo Subianto. Pemuda asal Soreang, Bandung itu kemudian melakukan hal yang tak terduga. 

Ia kemudian merangkul Jokowi dan Prabowo dalam satu pelukan besar berselubung bendera Merah-Putih. Momen itu mendapat sambutan meriah dari para penonton. Suara tepuk tangan bertalu-talu sehingga membuat suasana menjadi kian bergemuruh.

Pada hari itu, pencak silat menyatukan Indonesia...

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto memeluk atlet pencak silat peraih emas Asian Games 2018 Hanifan Yudani di Jakarta, Rabu (29/8). (Liputan6.com/HO/Biro Pers Setpres)

"Bapak Prabowo Subianto sebagai ketua dan presiden pesilat. Pak Jokowi juga sebagai orang hebat. Kita harus saling menyatukanlah," ungkap Hanifan kepada Liputan6.com, Kamis 30 Agustus, tentang alasannya memeluk Jokowi dan Prabowo usai memastikan medali emas untuk kontingen Indonesia.

Hanifan pun mengundang pujian di linimasa media sosial. Banyak yang menyebutnya sebagai pahlawan yang tak hanya mendapatkan medali emas Asian Games 2018, tetapi juga mendapatkan emas persatuan Indonesia.

Hanifan mengaku apa yang dilakukannya itu adalah sebuah spontanitas karena mengagumi kedua tokoh negara tersebut. Bahkan ketika mengetahui keduanya hadir langsung di arena pencak silat, atlet berusia 20 tahun itu berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak kalah dalam pertandingan.

"Perbuatan itu spontan saja. Saya merasa kita semua harus menjunjung sportivitas, jangan sampai ada yang terpecah belah. Jokowi dan Prabowo sama-sama orang yang hebat," tegas peraih emas Asian Games 2018 tersebut.

Kisah Perjuangan Atlet

Perjuangan para atlet Asian Games untuk sukses tidak mudah. Ada perjuangan panjang yang sulit dan sedih di masa lalu hingga bisa sukses seperti sekarang.

Berikut ini kisah-kisah para atlet Indonesia dan kini mereka berhasil menyumbang emas di Asian Games:

1. Pelipat Parasut

Atlet paralayang Indonesia, Jafro Megawanto berselebrasi seusai babak nomor ketepatan mendarat pria cabang Paralayang Asian Games 2018 di Gunung Mas, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/8). Jafro sukses meraih medali emas. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelum menjadi atlet paralayang, Jafro Megawanto pernah menjadi pelipat parasut para atlet. Dari situlah Jafro bertekad menjadi pilot paralayang. Kesempatan itu datang ketika ia akhirnya ikut berlatih di sekolah paralayang, lalu menjadi atlet.

"Hari ini, Jafro Megawanto bahkan meraih lebih dari sekadar mimpi menjadi atlet paralayang. Di venue paralayang di kawasan Gunung Mas Puncak tadi, Jafro meraih medali emas Asian Games 2018 dalam nomor ketepatan mendarat perorangan."

"Selamat Jafro Megawanto untuk emas ketujuh bagi Indonesia!" kata Jokowi dalam akun Instagramnya.

2. Penggembala Kambing

Medali emas Indonesia kembali bertambah melalui Eko Yuli Irawan dari cabang olahraga angkat besi kelas 62 kg.Bertanding di Hall A, JIExpo, Jakarta, Selasa (21/8)

Eko Yuli Irawan menjadi andalan tim Indonesia untuk meraih emas di Asian Games 2018. Berawal dari menggembala kambing, Eko menjadi lifter kelas dunia dan berprestasi hingga ajang Olimpiade.

Tak hanya itu saja, Eko berhasil menyumbang emas pertama di cabang olahraga angkat besi di Asian Games 2018. Dia menyumbang medali emas untuk Indonesia dengan melakukan angkatan total 311 kg (snatch 141 kg dan clean and jerk 170 kg).

3. Mengais Sampah

Saudara kembar Lena dan Leni menjadi ratu sepak takraw di PON Jabar 2016

Si kembar, Lena dan Leni, merupakan dua atlet andalan Indonesia di cabang olahraga sepak takraw pada ajang Asian Games 2018. Lena dan Leni sempat mengalami kendala ekonomi. Ketika sudah lulus dan akan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas, Lena dan Leni dihadapkan pada permasalahan yang sama: biaya pendidikan.

Di sinilah pertama kalinya sepak takraw mengubah jalan hidup si kembar. Meskipun ikut sepak takraw karena "terpaksa".

"Pengin sekolah sampai SMA jadi ikut sepak takraw, soalnya di SMA itu atlet-atlet takraw digratiskan sekolahnya, jadi kami pun ikut. Kebetulan pelatih juga tahu kami ada bakat, jadi alhamdulillah bisa sampai sekarang," kata Lena.

Namun, yang digratiskan hanya iuran. Peralatan untuk sekolah dan latihan, para siswa harus punya masing-masing. Lena dan Leni tak kehabisan akal. Beruntung mereka bertetangga dengan pemilik pengepul barang bekas. Jika ada barang bekas yang tidak dapat diolah, biasanya si tetangga membuang barang-barang tersebut di dekat tanggul sungai.

Di sini, Lena dan Leni rela mengais sampah demi mendapat sepatu bekas yang menurut standar mereka masih layak digunakan. Mau tidak mau, suka tidak suka, Lena-Leni harus mempelajari olahraga sepak takraw.

 

3 dari 4 halaman

Dari Asian Games untuk NTB

Indosiar melakukan acara Konser Amal Untuk NTB. Konser ini dilakukan untuk menggalang dana bantuan bagi korban bencana alam gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya.

Mereka yang hadir adalah petinggi-petinggi dari PT Surya Citra Media juga para menteri Kabinet Kerja Joko Widodo atau Jokowi.

Deretan menteri dan setingkat menteri yang hadir di konser adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.

Kemudian Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Teten Masduki, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Mereka semua juga tergabung dalam Elek Yo Band.

Bersamaan dengan momen Asian Games 2018, baju-baju para atlet yang bertarung di ajang ini pun dilelang. Tak hanya baju, ada pula raket yang digunakan atlet turut dilelang.

Tak hanya milik atlet, barang-barang kesayangan milik beberapa menteri Kabinet Kerja yang hadir juga turut dilelang. Mereka yang melelang barang kesayangannya adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.

Selain itu, penampilan Elek Yo Band juga dilelang. Dan terakhir, ada pula perusahaan swasta yang memberikan bantuan langsung diserahkan kepada Yayasan Pundi Amal dan Peduli Kasih (YPAPK).

Daftar kaos para atlet Asian Games 2018 yang dilelang:

1. Kaos milik atlet voli putra Muhammad Asyifa dan Ade Candra Rahmawan dibeli Rp 50 juta per kaos jadi total Rp 100 juta dibeli oleh Ari Manopo dari Bank Mandiri.

2. Kaos milik atlet voli putra Danangsyah Yudistira Pribadi dilelang seharga Rp 50 juta dibeli oleh Anton di Jakarta.

3. Kaos milik atlet voli putri Putu Dini Jasita Utami dan Dita Juliana dilelang seharga Rp 50 juta per kaos dan dibeli oleh Lita di Tangerang seharga Rp 100 juta.

4. Kaos milik atlet bulutangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dilelang seharga Rp 100 juta dan dibeli oleh Agus Karyanto dari Adhi Karya seharga Rp 150 juta.

5. Kaos milik atlet bulutangkis tunggal putra Jonathan Christe dilelang seharga Rp 150 juta dan dibeli oleh Direktur Utama SCM Sutanto Hartono seharga Rp 400 juta.

6. Kaos milik atlet bulutangkis ganda putra Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto dilelang Rp 100 juta untuk dua kaos dan dibeli oleh Suseno dari Brantas Abhipraya.

7. Kaos milik atlet bulutangkis ganda putra Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dilelang Rp 100 juta per kaos. kaos Kevin dibeli oleh Ajiyasa dari Wika seharga Rp 100 juta dan kaos Marcus dibeli Suroto dari Hutama Karya Rp 150 juta. Jadi totalnya Rp 250 juta.

8. Raket milik Marcus dan Kevin dilelang Rp 150 juta untuk dua raket. Tetapi, justru laku Rp 300 juta dua raket.

9. Baju pencak silat yang berjumlah 11. Penyanyi Inul Daratista membeli baju milik Sarah Tria Monita seharga Rp 100 juta. Kemudian dua baju lainnya dibeli oleh Unilever Indonesia dan Bukalapak. Lalu satu paket berisi delapan baju seharga Rp 150 juta dibeli oleh Wika Beton.

Daftar barang para menteri yang dilelang:

1. Gitar milik Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. Gitar pun laku dibeli oleh Jonathan Tahir dari Tahir Foundation seharga Rp 1 miliar. Harga gitar ini bahkan mengalahkan rekor lelang gitar milik Abdee Slank seharga 50 Poundsterling atau Rp 500 jutaan dan dibeli oleh Adrie Subono.

2. Jaket hoodie berlogo Asian Games 2018 milik Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Jaket berwarna hitam ini pun terjual kepada Todi dari Himpuni dengan harga Rp 200 juta.

3. Vas Bunga Cantik milik Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Vas bunga yang selalu dibawa Retno kemana pun saat sedang bertugas ini laku dilelang dengan harga Rp 150 juta oleh Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata. Sebelum diserahkan kepada Ridzky, Retno menandatangani vas tersebut tepat dibawahnya.

4. Kain Tenun Asli Lombok milik Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kain berwarna merah ini pemberian dari salah satu Bupati di Lombok. Kain pun laku dibeli oleh Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Panin Bank, Lionto Gunawan dengan harga Rp 250 juta.

5. Lelang penampilan Elek Yo Band yang dihargai Rp 10 miliar. Donasi Rp 10 miliar yang didapat merupakan hasil lelang penampilan Elek Yo Band membawakan empat buah lagu. Pembelinya adalah gabungan dari perusahaan-perusahaan ternama Tanah Air. Mereka adalah Intiland, Hanson, Mayapada, Panin Bank, dan Grab.

Tak mau kalah, mahasiswa-mahasiswa yang hadir menonton konser pun turut menyumbang. Mereka mengumpulkan uang bersama-sama.

1. Binus University menyumbang Rp 80 ribu.

2. LP3I Jakarta menyumbang Rp 720 ribu.

3. Universitas Wiraswasta Indonesia sebesar Rp 500 ribu.

4. STIMIK Global menyumbang Rp 370 ribu.

5. Wendi dari UNJ menyumbang Rp 50 ribu.

6. Relova sebesar Rp 780 ribu.

7. Mahasiswa ATVI menyumbang Rp 70 ribu.

8. Pupers Putri menyumbang Rp 200 ribu.

9. Untar menyumbang Rp 390 ribu.

10. STIP menyumbang sebesar Rp 2.732.000.

11. UIN sebesar Rp 212 ribu.

12. Matlaul Anwar menyumbang Rp 189 ribu.

13. Perusahaan Luwak White Koffie pun turut memberikan donasi sebesar Rp 100 juta. National Key Account Managaer Luwak White Koffie, Robert Ardian langsung menyerahkannya kepada Ketua Yayasan Pundi Amal dan Peduli Kasih (YPAPK) Imam Soedjarwo.

Dengan begitu, total keseluruhan lelang adalah Rp 13,5 miliar. Namun, hasil donasi yang berhasil dikumpulkan dari Konser Amal Untuk NTB adalah Rp 16.575.886.004.

Rinciannya adalah:

1. Rekening BCA, BBM, Bukalapak, dan Dana sebesar Rp 1.495.047.557.

2. Lelang sebesar Rp 13.500.000.000.

3. Donasi langsung Rp 393.370.000.

4. Iklan sebesar Rp 1.184.468.487.

 

 

4 dari 4 halaman

Siap Olimpiade 2032

Presiden Jokowi menerima kunjungan Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/9/2018).

Dalam pertemuan tersebut ia ditemani Ketua INASGOC Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Pertemuan itu terjadi sekitar pukul 09.55 WIB. Pertemuan tersebut kurang lebih berlangsung selama satu jam. Dalam pertemuan tersebut, Syeikh Ahmad dan Thomas memuji perhelatan Asian Games 2018.

"Beliau sangat menghargai dan kagum atas kesuksesan dalam menyelenggarakan perhelatan Asian Games ke 18 tahun 2018 ini," kata Jokowi usai menerima kunjungan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/9/2018).

Mulai dari penyelenggaraan serta partisipasi masyarakat dan volunteer dipuji oleh Syeikh Ahmad dan Thomas. Karena itu, menurut mereka Indonesia pantas menyelenggarakan perhelatan yang lebih besar yaitu jadi tuan rumah Olimpiade 2032.

"Saya kira ini modal kuat menurut beliau. Dengan pengalaman dalam penyelenggaran Asian Games 2018 ini maka kita Indonesia, yakin untuk juga bisa dan mampu menjadi tuan rumah untuk yang lebih besar," papar Jokowi.

"Oleh sebab itu Indonesia berencana untuk mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade 2032," tambah Jokowi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.