Sukses

Ketua Saracen Akui Pernah Pasang Tarif 'Kebencian' Saat Pilkada

Ketua Saracen, Jasriadi, mengaku pernah ada orang yang meminta dibuatkan anggaran untuk menyebarkan kebencian.

Liputan6.com, Jakarta - Jasriadi, pria yang disebut-sebut sebagai ketua sindikat Saracen, mengaku tak pernah menawarkan jasa ujaran kebencian pada kliennya.

"Saya tidak pernah menerima atau pesanan dari orang yang seperti itu misalnya ini pilkada, oh dibayar sekian, saya tidak pernah menerima seperti itu," ujar Jasriadi kepada Liputan6.com, baru-baru ini.

Namun, kata dia, ada orang yang meminta dibuatkan anggaran untuk menyebarkan kebencian.

"Soalnya yang dulu waktu minta anggaran itu di (Pilkada) Pekanbaru, tidak ada sangkut-pautnya dengan di Jakarta. Karena waktu itu ada pemilihan wali kota kalau enggak salah. Hanya sebatas itu, selebihnya enggak ada," tandas Jasriadi.

Kendati, saat ditegaskan soal pemesanan terkait pilkada, pentolan Saracen itu tidak menanggapi dengan gamblang.

"Nah, kebetulan momennya waktu pas penangkapan saya, dokumen-dokumen berkas saya ada di situ. Jadi itulah akhirnya dibuka juga di sini, sampai ijazah saya itu diapakan itu," ucap Jasriadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Paket Ujaran Kebencian

Dari hasil pengembangan kasus itu, polisi menemukan proposal saat olah tempat kejadian perkara di kediaman Jasriadi alias JAS.

"Si JAS ini menyediakan proposal bagi siapa pun kelompok maupun perorangan yang membutuhkan jasa yang bersangkutan, proposal dana kampanye dalam medsos," ujar Kasubdit 1 Dit Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar kepada Liputan6.com.

Dalam proposal itu, kata Irwan, disebutkan bahwa jika ingin menggunakan jasa Jasriadi, bisa melalui CV Jadi Jaya dengan dikenakan tarif Rp 72 juta per bulan atau per paket.

Irwan lalu merinci harga paket yang ditawarkan Saracen tersebut.

1. Pembuatan website atau blog Rp 15 juta perbulan
2. Jasa untuk buzzer dengan jumlah 15 orang masing-masing dihargai Rp 3 juta. Sehingga totalnya Rp 45 juta
3. Jasa untuk koordinator Rp 5 juta
4. Jasa untuk media Rp 7 juta

Namun, Irwan belum dapat memastikan apakah jasa itu digunakan untuk pilkada atau bukan.

"Ini kami hanya menemukan bahwa yang bersangkutan memang dugaannya adalah sindikat yang menyiapkan jasa untuk melakukan hoax atau ujaran kebencian," tandas Irwan.

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.