Sukses

Chef China Berjanji Tak Akan Memasak Nasi Goreng Telur Lagi Usai Dikecam Kaum Nasionalis

Nasi goreng telur telah lama menjadi hidangan favorit di China. Makanan ini juga menjadi salah satu ikon masakan Negeri Tirai Bambu yang paling dikenal di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Nasi goreng telur telah lama menjadi hidangan favorit di China. Makanan ini juga menjadi salah satu ikon masakan Negeri Tirai Bambu yang paling dikenal di seluruh dunia.

Dikutip dari CNN, Kamis, 30 November 2023, namun dalam beberapa tahun terakhir, nasi goreng telah menjadi topik yang sangat sensitif bagi kaum nasionalis online China, terutama pada Oktober dan November. Emosi memuncak minggu ini sehingga salah satu koki paling terkenal di negara ini terpaksa meminta maaf karena membuat video tentang cara memasak hidangan tersebut.

"Sebagai seorang koki, saya tidak akan pernah membuat nasi goreng telur lagi," kata Wang Gang, seorang celebrity chef kepada lebih dari 10 juta penggemar online, dalam pesan video pada Senin, 27 November 2023.

Permintaan maaf yang sungguh-sungguh dari Wang berupaya untuk meredam gelombang kritik terhadap video tersebut. Unggahan itu dibagikan melalui media sosial China, Weibo, pada Senin, 27 November 2023.

Kaum nasionalis yang marah menuduh Wang menggunakan video tersebut untuk mengejek kematian putra tertua Mao Zedong, Mao Anying, yang terbunuh dalam serangan udara Amerika selama Perang Korea pada 25 November 1950. Video Wang semata-mata tentang membuat nasi goreng telur, namun bagi sebagian nasionalis China, penyebutan hidangan tersebut saat peringatan kematian Mao Anying pada 24 Oktober merupakan tindakan penghinaan dan ejekan yang disengaja.

Dengan menyerang penyebutan nasi goreng telur oleh koki terkenal dan influencer online lainnya, para warganet nasionalis secara tidak sengaja telah mempromosikan rumor yang coba dibantah oleh pemerintah mereka. Laporan kontroversial menyebutkan bahwa Mao Anying, seorang perwira di Tentara Pembebasan Rakyat, tidak mematuhi perintah untuk berlindung selama serangan udara tersebut.

Sebaliknya, pemuda yang kelaparan itu malah menyalakan kompor untuk membuat nasi goreng telur. Tindakan itu kemudian mengeluarkan asap ke udara dan memberitahukan posisinya kepada jet musuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aturan Ketat Pemerintah China

Versi kejadian itu disebutkan dalam memoar Yang Di, seorang perwira militer yang bekerja bersama Mao muda di markas komandan. Namun, pihak berwenang China telah berulang kali membantahnya dan hanya menyebutnya sebagai rumor.

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, pemerintah China telah menindak suara-suara yang mengkritik pahlawan nasional atau mempertanyakan narasi resmi tentang mereka. Pada 2018, negara ini mengeluarkan undang-undang yang melarang fitnah terhadap "pahlawan dan martir" nasional, sebuah kejahatan yang dapat dihukum hingga tiga tahun penjara.

Mei 2023 lalu, mantan jurnalis investigasi Luo Changping dijatuhi hukuman tujuh bulan penjara karena "menghina para martir" yang tewas kedinginan selama pertempuran Perang Korea. Ia menggunakan permainan kata-kata di media sosial untuk menyatakan bahwa tentara China yang digambarkan dalam film blockbuster tentang perang adalah orang bodoh.

Pada peringatan 70 tahun kematian Mao Anying pada 2020, Chinese Academy of History, sebuah wadah pemikir resmi yang diluncurkan oleh Xi untuk melawan pandangan "salah" tentang sejarah Partai Komunis, menyebut kisah nasi goreng telur sebagai "rumor paling kejam."

"Para pembuat rumor ini telah mengikat Mao Anying dengan nasi goreng telur, sehingga sangat mengerdilkan citra heroik pengorbanan Mao Anying yang berani," kata akademi tersebut dalam sebuah unggahan di Weibo. "Singkatnya, hati mereka jahat."

3 dari 4 halaman

Heboh di Jagat Maya

Mereka mendiskreditkan memoar Yang sebagai "penuh cacat dan tidak dapat diverifikasi sama sekali." Mengutip laporan saksi mata lain dan telegram yang tidak diklasifikasikan, unggahan tersebut menyimpulkan bahwa Mao Anying terbunuh karena pasukan musuh mendeteksi gelombang radio dari telegraf sibuk yang masuk dan keluar dari markas besar pada hari-hari menjelang serangan udara.

Meski ada penolakan resmi, kisah sengketa nasi goreng telur masih terus berlanjut. Di jagat maya China, 25 November diperingati sebagai "Festival Nasi Goreng Telur" atau "Thanksgiving China".

Ini adalah sebuah pengakuan terhadap keyakinan bahwa jika Mao muda selamat dari perang, ia mungkin akan mewarisi kekuasaan dari ayahnya dan mengubah China menjadi kediktatoran turun-temurun seperti Korea Utara. Pada 2021, seorang pengguna Weibo di kota selatan Nanchang ditahan oleh polisi selama 10 hari karena berkomentar dalam unggahannya bahwa "pencapaian terbesar Perang Korea adalah nasi goreng telur."

"Terima kasih nasi goreng telur. Tanpanya, kita akan sama seperti (Korea Utara) sekarang," bunyi unggahan tersebut.

4 dari 4 halaman

Minta Maaf

Video nasi bakar telur Wang, yang diunggah dua hari setelah peringatan kematian Mao muda, dipandang sangat mengerikan. Hal tersebut karena ini bukan "pelanggaran" pertamanya, setidaknya di mata kaum nasionalis China.

Pada 2018, Wang mengunggah video yang memperkenalkan resep nasi goreng telur buatannya pada 22 Oktober. Dua hari kemudian, pada hari ulang tahun Mao Anying, juru bicara Partai Komunis, People’s Daily, membagikan video Wang. Tindakan ini menimbulkan keheranan dan menuai tuduhan bahwa bahkan surat kabar utama partai tersebut telah dikorupsi.

Pada 2020, Wang membagikan video dirinya membuat nasi goreng Yangzhou versi mewah yang berisi ham, udang, kacang polong, dan wortel selain telur, pada 24 Oktober, yang memicu protes nasionalis. Wang menanggapinya dengan segera meminta maaf.

"Saya baru mengetahui situasi ini setelah saya mengunggah video hari ini dan melihat komentar semua orang," tulisnya di komentar di bawah video. "Saya hanya berbagi makanan enak dan tidak punya motif lain."

Setelah mendapat reaksi keras pada Senin, 27 November 2023, Wang menjelaskan dalam permintaan maafnya bahwa timnya telah mengunggah video tersebut tanpa sepengetahuannya. "Video ini telah menimbulkan banyak masalah dan pengalaman yang sangat buruk bagi semua orang. Sekali lagi saya minta maaf," ujarnya setelah menghapus video memasak tersebut.

"Saya sibuk dengan urusan pribadi akhir-akhir ini dan tidak berpartisipasi dalam perilisan video tersebut. Ini adalah kesalahan terbesar saya," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini