Sukses

Mohammed bin Salman Luncurkan The Mukaab di Arab Saudi, Dikritik Ingin Saingi Ka’bah

Mega proyek Arab Saudi "The Mukaab" yang diinisiasi Mohammed bin Salman dikritik warganet dari seluruh dunia karena dianggap berusaha menyaingi Ka'bah.

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi kembali meluncurkan proyek ambisius berupa bangunan raksaa berbentuk kubus yang dinamai The Mukaab. Desainnya dikritik banyak warganet karena mirip Ka'bah sampai diijuluki 'Ka'bah baru'.

Proyek itu merupakan bagian dari The New Murabba Development Company yang dipimpin langsung oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Pada 16 Februari 2023, Public Investment Fund (PIF) mengumumkan peluncuran The New Murabba Development Company yang bertujuan untuk mengembangkan "pusat kota modern terbesar di dunia di Riyadh". 

New Murabba akan berlokasi di persimpangan jalan Raja Salman dan Raja Khalid di barat laut Riyadh. Menurut pengumuman PIF, New Murabba akan menawarkan pengalaman hidup, bekerja, dan hiburan yang unik dalam radius 15 menit ketika berjalan kaki dan akan memiliki sistem transportasi internal sendiri. 

Di balik visi besar tersebut, banyak muslim di seluruh dunia mengkritik habis bentuk bangunannya yang mirip dengan Ka’bah, situs paling suci umat Muslim di seluruh dunia. Kedua istilah tersebut juga memiliki akar kata yang sama dalam bahasa Arab, ‘ka'b’ yang berarti kubus.  

Mengutip CNN pada Selasa (21/2/2023), New Murabba dirancang untuk memperluas ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Luasnya sekitar 19 kilometer persegi (4.695 hektare) untuk menampung ratusan ribu penduduk. Di jantung kota New Murabba adalah bangunan Mukaab yang kontroversial, sebuah kubus setinggi 400 meter, lebar 400 meter, dan panjang 400 meter yang diklaim dapat memuat 20 bangunan Empire State. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

‘Ka’bah Baru’

Dikutip dari laman resmi Arab News, The Mukaab akan memiliki luas lantai lebih dari 25 juta kilometer persegi, 104.000 unit hunian, 9.000 kamar hotel, 980.000 meter persegi ruang ritel, 1,4 juta meter persegi ruang kantor, 620.000 meter persegi aset rekreasi dan 1,8 juta meter persegi fasilitas masyarakat. Bangunan itu nantinya akan berisi berbagai tempat hiburan seperti pameran budaya dan wisata, teater imersif, serta atrium.

The Mukaab juga dikatakan akan dilengkapi dengan teknologi holografik yang bisa mengubah pemandangan di dalam gedung dari pemandangan luar angkasa hingga padang hijau yang luas. Dengan begitu, pengunjung mendapatkan 'pengalaman yang menyeluruh'.

Merespons rancangan The Mukaab, akademisi Dr Muhammad Al-Hachimi Al-Hamidi mencuit dengan nada menyindir.  "Apakah Mohamed bin Salman membangun Ka’bahnya sendiri di Riyadh? Ini adalah desain yang dia pilih untuk proyek terbarunya; sebuah 'Kabah' baru untuk tujuan hiburan!!" tulisnya di Twitter.

Ia menilai, hanya orang-orang yang buruk yang memilih desain yang suci untuk tujuan yang tidak suci. Nada serupa disuarakan oleh sesama akademisi, Asad Abu Khalil, yang berkomentar, "Tampaknya (sang pangeran) sedang membangun Ka’bahnya. Apakah dia akan memaksakannya sebagai kiblat untuk para penyembah?

3 dari 4 halaman

Pembelaan dari Pendukung

Namun, warganet lain yang terutama dari Arab Saudi menanggapi kritik tersebut dengan sudut pandang lain. "Mengapa Muslim dari negara asing begitu mudah dimanipulasi?" tanya seorang pengguna Twitter dengan akun @far0h8.

"Jika setiap bangunan yang berbentuk kubik adalah 'ka'bah baru', maka Anda akan menemukan jutaan ka'bah di Riyadh karena kami memiliki banyak bangunan berbentuk kubus".

Warganet bernama Loay AlShareef membuat video untuk menanggapi kritik pedas terhadap The Mukaab. Menurutnya, "bangunan berbentuk kubik sangat terkenal di Arab". Dia juga membela kebijakan Mohammed bin Salman, dan menepis anggapan bahwa kerajaan ini bertujuan untuk menjauhkan diri dari Islam, melainkan ke bentuk agama yang lebih "moderat", yang sebelumnya telah dinyatakan oleh sang Putra Mahkota Mohammed bin Salman. 

Sementara itu, warga negara Saudi lainnya dengan akun @999saudsalman juga menuduh mereka yang mencemooh proyek tersebut sebagai "Saudiphobes" atau “Anti-Arab Saudi” dan menggambarkan tuduhan itu sebagai "tidak masuk akal".

4 dari 4 halaman

Pusat Hiburan

Argumen utama yang dimiliki para penentang desain The Mukaab adalah lantaran bentuknya yang menyerupai Ka’bah namun dengan tujuan yang sangat berbalik, yaitu sebagai pusat hiburan.

Pengguna media sosial dengan akun @ali_noureddine_, turut mengutarakan pandangan serupa. Dia menilai Saudi ingin "menguburkan [Ka'bah Mekkah] di antara simbol-simbol modernitas dan kapitalisme" dengan membangun The Mukaab.

"Para penguasa Arab Saudi telah membangun gedung di dekat Ka'bah yang suci dan menguburkan (Ka'bah) di antara simbol-simbol modernitas dan kapitalisme," ujarnya seperti dikutip dari Doha News . 

Proyek The Mukaab, yang merupakan bagian dari proyek The New Murabba, merupakan salah satu bagian dari Visi Saudi 2030. Kerajaan menyiapkan anggaran 800 miliar dolar AS untuk menggandakan ukuran ibu kota dalam dekade berikutnya, serta mengubahnya menjadi pusat budaya dan ekonomi untuk wilayah tersebut.

Rencana terbaru ini terbukti memecah belah komunitas Muslim global. Proyek Saudi sebelumnya, yakni kota pintar futuristik bernama NEOM, yang akan mencakup sebuah kota berbentuk garis sepanjang 170 kilometer, The Line, juga menuai pro kontra. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.