Sukses

Menjajal Pempek Krispi di Pempek Expo Serpong, Dicocol Cuko Lebih Sedap

Siapa yang sudah pernah mencicipi pempek krispi, varian pempek Palembang yang masih jarang ditemukan di Jabodetabek?

Liputan6.com, Jakarta - Krispi dan gurih, dicelupkan sedikit ke cuko, langsung dihap! Sensasi gurihnya tenggiri dan pedas manis asam kuah cuko, melebur jadi satu di lidah. Itulah Pempek Krispi, kuliner kekinian khas Sumatera Selatan yang konon tengah digemari kaum milenial dan warga di luar wilayah Sumatera Selatan.

Pempek yang dikenal memiliki tekstur kenyal, tiba-tiba berubah menjadi krispi seperti kerupuk. Bentuknya pipih memanjang, sama persis seperti kerupuk.

Cemilan ini ternyata juga laris manis di acara Pempek Expo 'Beli Kreatif Sumatera Selatan Tahun 2022' di Summarecon Mall Serpong (SMS), Kabupaten Tangerang. Penjualnya menyajikan pempek krispi tersebut di dalam wadah kertas, disusunnya sekitar 10 potong. Ia juga menyiapkan cuko di wadah kecil terpisah.

"Di Palembang sendiri ada Pasar Sudirman itu, ramai-ramai beli yang krispi. Taulah itu, anak-anak muda, maunya yang baru," ungkap Eka Yunilia, pemilik Pempek UmiAbi asal Palembang, kepada Liputan6.com, Jumat, 16 September 2022.

Eka menjelaskan, pada dasarnya adonan pempek krispi tak berbeda dari pempek palembang biasa. Ia mengutamakan daging merah ikan tenggiri sebagai bahan dasar adonan. Lalu, ia tambahkan telur, terigu, serta bumbu pelengkap, seperti bawang putih, lada dan garam. Dalam sekali gigit, pempek bisa sangat terasa gurih dan garingnya pempek ini.

Eka juga biasa menggoreng adonan pempek sesaat setelah dipesan. Dia langsung menyajikannya tak lama setelah digoreng agar krispinya masih terasa. Bila didiamkan, tekstur pempek jadi lebih alot.

"Seporsi ini Rp 30 ribu, kalau mentahnya Rp 50 ribu. Porsi mentahnya ini bisa digoreng di rumah dengan jumlah yang lebih banyak," kata Eka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cuko Terpisah

Di expo itu, pemilik Pempek Gending, Anita, ikut berjualan. Ia mengaku membawa semua jenis pempek yang biasa dijualnya di Palembang, seperti kapal selam, lenjer, telur, pistel, keriting, adaan, dan kulit.

Seperti pedagang lainnya, Anita baru menyajikan pempek ketika pembeli datang dan membayar. Itu demi menjaga cita rasa yang kenyal, gurih, dan garing. Pempek pun disajikan dalam wadah terpisah dari kuah cukonya.

"Di sini setiap penjual memiliki ciri khas rasa cuko yang beda-beda. Tapi kami dari asosiasi pempek, menjamin pempek kami ini asli dari ikan tenggiri, karena ikan ini sangat kaya gizi," katanya.

Pembeli bisa menyantap pempek dengan mencelupkan pempek ke cukonya yang berada di wadah yang kecil. Bukan pempek yang disiram cuko dalam wadah mangkok, agar tekstur garing tetap terasa saat mendarat di lidah.

"Ada juga yang minta disiram, tapi lebih baik dicelupkan atau dicocol, jadi bisa terasa garing dan gurihnya. Makanya dipotong-potong kecil pempeknya. Kalau cukonya masih kurang pedas, nanti bisa ditambahkan sambal,"ujar Anita. Namun, orang Palembang asli biasanya menikmati cuko dengan menyeruputnya.

 

3 dari 4 halaman

6 Ton

Pengunjung bisa menyantap beragam pempek itu dengan harga bervarias, mulai dari Rp 55 ribu sebungkus untuk isi 8 jenis pempek sampai isi 10 seharga Rp 65 ribu. Bila ingin goreng di tempat, pengunjung harus menambah Rp 5 ribu lagi untuk jasa menggorengnya. Ada juga penjual yang memasarkan produk per buah, mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu per buah.

Basis penjualan Anita di Palembang. Tapi karena pandemi, ia bisa menjualnya sampai ke Jabodetabek dan luar Palembang.

"Sebulan omset sekitar Rp25 juta. Sesekali ada kirim ke pelanggan saya di Amerika, Hongkong dan Malaysia," ungkapnya. 

Di Pempek Expo ini juga tercatat ada 20 pelaku UMKM yang menjajakan dagangannya. Berbagai jenis pempek dan kerupuk kemplang juga disediakan. Bahkan bila ingin, ada pempek yang dilapisi telur lalu dipanggang beralaskan daun pisang.

"Khusus pada tanggal 16-18 September, Pempek Expo ini sebanyak 20 UMKM Pempek, membawa total enam ton pempek. Mereka di antaranya Pempek Calpin, Bicik Nina, Pempek Ce’ Annie, Pempek Cek Molek dan lain-lain," ujar Plt. Deputi Bidang Pemasaran, Ni Wayan Giri Adnyani.

 

4 dari 4 halaman

Beli Kreatif Lokal Sumsel

Gir menyebut semua penjual adalah pelaku usaha kecil. Tujuannya agar mereka mampu bersaing secara pasar, baik di dalam Palembang ataupun di luar Palembang, hingga ke mancanegara. "Harapannya pempek tidak hanya dikenal oleh orang Indonesia tetapi juga dapat dinikmati secara universal oleh masyarakat global," katanya.

Pempek Expo merupakan bagian dari program Beli Kreatif Sumatera Selatan, yakni turunan dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Selain digelar di Palembang, promosi juga dihelat di Summarecon Mall Serpong, Tangsel, dengan menggelar BKSS Fair. Pameran yang menghadirkan produk fesyen, kriya, dan kuliner khas Sumsel itu berlangsung hingga esok.

Selain itu, dikutip dari rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu, Kemenparekraf akan mendampingi 200 pelaku kreatif subsektor fesyen, kriya, dan kuliner yang sudah terkurasi di wilayah Sumatra Selatan. Mereka akan di-up skilling berupa pelatihan digital marketing terintegrasi, perluasan pasar ke dalam marketplace unggulan, literasi keuangan, bantuan layanan cuti bayar pajak, dan lainnya. 

"Saya berharap nanti ada 200 pelaku usaha kreatif di sini yang akan kita berikan pendampingan untuk siap-siap masuk ke dalam suatu tren pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih terdigitalisasi, berkualitas, dan berkelanjutan," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.