Nendes Kombet Cafe, Restoran Tengah Sawah di Malang yang Tersertifikasi CHSE

Liputan6.com, Jakarta - Makin banyak tempat makan yang mengadopsi konsep luar ruang. Beragam tempat bisa digarap untuk menghadirkan udara segar saat menyantap hidangan, termasuk di persawahan. Dari sederet tempat makan dengan konsep serupa, NK Cafe bergabung jadi satu di antaranya.

Meski menamai diri kafe, tempat makan ini lebih pas disebut restoran. Itu lantaran menu yang ditawarkan lebih dari sekadar kopi dan makanan pendampingnya. Lokasinya berada di Karangploso, Kabupaten Malang. Beroperasi sejak 18 Agustus 2020, pemilik kafe Djoni Sutjatmoko terpikir membuka tempat makan itu karena teringat masa kecilnya yang gemar bermain di tengah sawah.

Maka, berdirilah tempat makan itu di tengah sawah seluas 4.000 meter persegi. Suasana asri bisa dinikmati para pengunjung, terutama saat padi masih tumbuh dan berkembang. Saat bersantap, pengunjung bisa mengamati para petani yang sedang menanam sayur mayur dengan latar pemandangan Gunung Arjuno yang menjulang.

"Nendes Kombet Cafe memiliki arti filosofi tersendiri, yakni dalam bahasa Walikan Malang artinya senden tembok atau bersandar ke tembok. Maksudnya, kafe ini dapat menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin beristirahat, dan menghilangkan penat,” ujar Direktur Operasional NK Cafe, Ipung Widiarko kepada Liputan6.com, Selasa, 13 April 2021.

Hadirnya kafe tersebut diharapkan menjadi angin segar bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Malang atau Kota Batu. Dari pintu keluar Tol Karanglo hanya perlu sekitar 10 menit atau 2,5 kilometer untuk dapat menikmati tempat kuliner ini. Lokasinya searah dan berada di jalan alternatif menuju Kota Batu.

Bagi pecinta olahraga yang ingin mengeksplorasi suasana alam, NK Cafe menyediakan jogging track seluas dua hektare yang di sekitarnya ditumbuhi tanaman organik. Tempat itu juga sering menjadi tempat peristirahatan atau tempat melepas dahaga komunitas gowes Malang.

"Di kafe ini terdapat beberapa fasilitas, di antaranya co-working space, LCD proyektor, wifi, playground, toilet, musala, live music, dan tempat Instagramable untuk foto-foto," ucap Ipung.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Disela-sela kunjungan kerjanya di Bali, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyempatkan untuk menemani sang cucu Jan Ethes Srinarendra bermain di pinggir sawah. Momen ini terjadi saat Jokowi tengah makan siang di salah satu restoran di kawasan Ubud, ya...

2 dari 3 halaman

Tersertifikasi CHSE

Berbagai macam menu ditawarkan di kafe ini, mulai dari makanan Indonesia hingga khas Barat. Nama-nama menunya pun dibuat unik untuk memicu rasa penasaran pengunjung. Di antara yang ditawarkan adalah Lontong Perdamaian, Puding Tape Espresso hingga Creamy Nogosari.

"Menu andalan atau rekomendasi di NK Cafe ada beberapa macam seperti sop buntut, iga penyet madur, ikan gurame, sirloin steak cap cay, dan masih banyak lagi. Harganya mulai dari Rp20.000 sampai Rp95.000 saja," kata Ipung.

Ipung juga menjelaskan bahwa selama bulan Ramadhan NK Cafe biasanya menyediakan paket all u can eat seharga Rp95.000, yakni makan sepuasnya dengan harga yang cukup murah.

"Selama bulan Ramadhan juga, kami alhamdulillah selalu ramai karena pengunjung yang ingin buka bersama dengan nuansa alam outdoor. Kami juga bisa naik hingga 50 persen selama Ramadhan," imbuh Ipung.

NK Cafe sebenarnya mampu menampung 300--400 pengunjung. Tetapi karena masih dalam masa pandemi, tempat makan ini dibatasi hingga 100 pengunjung saja. Ipung menambahkan, tempat usahanya sudah tersertifikasi CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai wujud upaya mereka membuat semua pengunjung nyaman dan aman.

"Kafe ini telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Semua pegawai dibekali masker, face shield, dan sarung tangan. Pengunjung juga diimbau untuk tetap menjaga jarak, mencuci tangan, dan sebelum masuk adanya pengecekan suhu tubuh," tutur Ipung.

Ipung berharap kedepannya NK Cafe dapat lebih berkembang lagi. Rencananya, mereka akan meluncurkan beberapa menu baru seperti lobster bakar, lobster asam manis, dan lobster goreng. (Melia Setiawati)

3 dari 3 halaman