Sukses

Berkerudung Putih, Angelina Jolie Kunjungi Kamp Pengungsi Rohingya

Angelina Jolie sempat berbincang dengan perempuan Rohingya yang menjadi korban pemerkosaan dan meminta agar dia ditembak.

Liputan6.com, Jakarta - Mengenakan kerudung putih, Duta Besar Khusus Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Angelina Jolie mengunjungi kamp pengungsi di Bangladesh yang disediakan khusus bagi pengungsi Muslim Rohingya asal Myanmar. Ia mengecam kesalahan dunia dalam mencegah krisis, yang menyebabkan 730.000 orang meninggalkan negeri mereka.

Aktris Hollywood tersebut berpidato di depan kerumunan pengungsi di puncak bukit di kamp pengungsian Kutupalong, permukiman pengungsi terbesar di dunia di wilayah Cox's Bazar, Bangladesh. Dilansir Antara, Selasa, 5 Februari 2019, Jolie mengatakan, "Pada hari ini dengan rendah hati dan bangga saya berdiri bersama anda di sini".

"Anda mempunyai hak untuk tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Anda telah diperlakukan dengan sangat membuat kami semua malu," katanya yang menambahkan bahwa krisis tersebut terjadi sebagai buah dari diskriminasi bertahun-tahun yang tidak ditangani.

Kunjungan Angelina Jolie dilakukan ketika PBB mengatakan sedang mempersiapkan peluncuran kesepakatan baru bernilai 920 juta dolar AS untuk mendukung para pengungsi yang melarikan diri dari tindakan brutal militer di wilayah yang bertetangga, distrik Rakhine, Myanmar, pada 2017.

Penyelidik PBB menuduh tentara Myanmar melakukan pembunuhan massal dan memperkosa para wanita Rohingya dengan niat melakukan "pemusnahan suku" dalam serangan yang menghancurkan ratusan desa Rohingya di bagian barat Rhakine.

Myanmar membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa serangan itu merupakan tindakan balasan yang diizinkan untuk mengatasi ancaman gerilyawan dan berjanji akan menerima pengungsi kembali. Namun, PBB mengatakan bahwa keadaan saat ini belum tepat untuk pemulangan.

Jolie menyampaikan telah bertemu dengan orang-orang Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan yang mengaku diperlakukan seperti "ternak" di Myanmar.

"Kemarin saya bertemu dengan seorang perempuan yang selamat dari perkosaan di Myanmar, dan berkata kepada saya 'Anda harus menembak saya di tempat saya berdiri sebelum saya kembali ke Myanmar'," kata Jolie.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuntutan Jolie

Jolie meminta Pemerintah Myanmar menunjukkan komitmen yang diperlukan untuk mengakhiri lingkaran kekerasan, pemindahan, perbaikan keadaan bagi semua warga di negara bagian Rakhine, termasuk Rohingya. Namun, juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay tidak mengangkat telepon untuk menjawab komentar.

Jolie terbang ke Bangladesh pekan ini 'untuk menilai kebutuhan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya dan sejumlah tantangan penting yang dihadapi Bangladesh sebagai tuan rumah.' Menurut UNHCR, dia direncanakan bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Menteri Luar Negeri AK Abdul Momen di Ibu Kota, Dhaka pada hari ini, Rabu (6/2/2019).

Sejumlah pengungsi yang berkumpul untuk melihat Jolie berbicara mengatakan bahwa dia adalah seorang "pejabat tinggi", tapi Mohamed Shakir (22) yang meninggalkan rumahnya di Rakhine setelah kekerasan 2017 berkata menghargai kerja kemanusiaan Jolie.

"Pada saat melihatnya saya sangat tertarik karena dia berbicara dengan kata-kata khusus untuk kami Rohingya," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.