Sukses

Rezeki Akan Terus Mengalir hingga Akhir Zaman, Simak Penjelasan Gus Baha tentang Sifat Allah

Gus Baha menjelaskan bahwa agama Islam tetap berjalan meskipun Nabi Muhammad SAW, para sahabat, bahkan Walisongo sudah wafat

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, kembali memberikan ceramah yang menggugah hati. Kali ini, Gus Baha membahas tentang sifat-sifat Allah SWT yang berkelanjutan dan permanen, serta kaitannya dengan perjalanan agama Islam di berbagai zaman.

Gus Baha menjelaskan bahwa sifat Allah SWT berbeda dengan sifat yang dimiliki manusia. "Allah SWT itu kalau punya sifat, sifat itu namanya sifat yang berkelanjutan dan permanen, karena Allah adalah Dzat yang terus-menerus," ucapnya, dalam salah satu tayangan video yang dilansir kanal YouTube @gusbaha-n8f.

Penjelasan ini menunjukkan bahwa sifat-sifat Allah tidak pernah berubah sejak awal penciptaan hingga akhir zaman.

Sebagai contoh, sifat Allah sebagai Ar-Razzaq atau Dzat yang Maha Memberi Rezeki. Gus Baha menegaskan bahwa sejak zaman Nabi Adam AS hingga hari kiamat, Allah akan terus memberikan rezeki kepada umat manusia.

"Karena yang memiliki sifat itu adalah Allah, bukan menteri keuangan," tambahnya dengan nada humor yang khas.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Meski Nabi Muhammad SAW Sudah Wafat, Agama Islam tetap Jalan Karena Allah SWT

Sifat Allah sebagai Al-Hadi atau Maha Memberi Petunjuk juga menjadi sorotan dalam ceramah ini. Gus Baha menjelaskan bahwa agama Islam tetap berjalan meskipun Nabi Muhammad SAW, para sahabat, bahkan Walisongo sudah wafat.

Menurutnya, meskipun tidak ada lagi figur ideal seperti mereka, agama Islam tetap hidup karena Allah yang memeliharanya.

Ia juga menyoroti bagaimana agama saat ini dijalankan oleh berbagai pihak, mulai dari modin hingga mubaligh. "Saiki agama dicekel modin, katakanlah dicekel Kementerian Agama sing digaji ben wulan, utawa dicekel mubaligh sing ngomong banter mergo dikei salam tempel," ujar Gus Baha. Dengan bahasa sederhana, ia menjelaskan bahwa agama tetap berjalan meski sering kali diurus oleh orang-orang dengan motivasi yang beragam.

Meskipun demikian, Gus Baha menegaskan bahwa agama Islam tetap kokoh. Hal ini karena yang memberikan petunjuk adalah Allah, bukan manusia. "Agama tetap jalan, karena yang memberi petunjuk itu adalah Allah," tegasnya. Penjelasan ini mengingatkan umat Muslim bahwa keabadian agama tidak bergantung pada individu tertentu, tetapi pada kuasa Allah SWT.

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menyoroti peran orang-orang ikhlas dalam menjalankan agama. Meski ada yang menjalankan agama dengan penuh kesederhanaan dan keterbatasan, agama Islam tetap lestari. "Utowo dicekel wong ikhlas ngene iki, tapi agama tetap jalan karena Allah," ucapnya. Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa keikhlasan dalam beribadah adalah bagian dari perjalanan agama yang dijaga langsung oleh Allah.

Gus Baha mengajak umat Muslim untuk memahami bahwa sifat Allah yang permanen ini adalah salah satu bukti kasih sayang-Nya. Dengan sifat Ar-Razzaq, Allah tidak pernah berhenti memberikan rezeki, meskipun manusia sering kali lupa untuk bersyukur. Begitu pula dengan sifat Al-Hadi, Allah tidak pernah berhenti memberikan petunjuk kepada umat manusia di setiap zaman.

3 dari 3 halaman

Allah SWT yang Menjaga Agama Islam

Ia juga menjelaskan bahwa perjalanan agama Islam yang terus berjalan adalah bukti nyata dari sifat-sifat Allah yang abadi. Meski manusia sering lalai, agama tetap terjaga. "Kita sering lupa bahwa agama ini milik Allah. Jadi meskipun kita sebagai umat kadang tidak ideal, Allah tetap menjaga agama ini," tambah Gus Baha.

Dalam kehidupan sehari-hari, Gus Baha mengingatkan bahwa manusia harus selalu bersandar pada Allah. Segala usaha yang dilakukan, baik dalam mencari rezeki maupun dalam beribadah, tidak akan sempurna tanpa bantuan dari-Nya. Pemahaman ini penting untuk menjaga keseimbangan antara usaha manusia dan keyakinan akan takdir Allah.

Gus Baha juga mengajak umat Muslim untuk lebih menghargai nikmat yang telah diberikan Allah, termasuk petunjuk yang membawa mereka ke jalan yang benar. Ia menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kuasa untuk menjalankan agama tanpa izin dari Allah. Oleh karena itu, setiap langkah dalam beribadah harus disertai dengan rasa syukur dan keikhlasan.

Dalam penutup ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa pemahaman tentang sifat Allah yang permanen ini seharusnya menjadi motivasi bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah pemberian Allah, manusia akan lebih mudah untuk berserah diri dan menjalankan hidup sesuai dengan ajaran agama.

Ceramah ini menjadi pengingat penting bagi umat Muslim untuk senantiasa mengingat kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Dengan memahami sifat-sifat Allah yang permanen, umat diharapkan dapat menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur, ikhlas, dan tawakal. Agama Islam akan terus berjalan dan lestari karena dijaga langsung oleh Allah, bukan semata-mata oleh manusia.

Gus Baha juga mengajak umat untuk tidak hanya memahami, tetapi juga mengamalkan ajaran agama dengan sebaik-baiknya. "Kita sebagai umat harus belajar dari sifat Allah yang berkelanjutan. Itu menjadi pengingat bahwa kita pun harus konsisten dalam beribadah," pungkasnya. Pesan ini meneguhkan keyakinan bahwa Allah selalu hadir untuk memberikan petunjuk kepada mereka yang tulus mencarinya.

Ceramah ini memberikan perspektif baru tentang sifat-sifat Allah yang abadi dan bagaimana sifat tersebut menjadi penopang utama agama Islam di setiap zaman. Umat Muslim diharapkan dapat terus menjalankan agama dengan penuh keikhlasan, menyadari bahwa kekuatan agama terletak pada keabadian sifat Allah yang Maha Kuasa.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul